The Lost Love

Bertemu sepupu di taman



Bertemu sepupu di taman

"Alona!" panggil Kenzo sambil melambaikan tangannya begitu melihat Alona sampai di tempat biasa mereka bertemu.     

Alona menoleh dan mengulas senyum manis kemudian berjalan menuju dimana Kenzo berdiri saat ini. Dalam hatinya sudah mulai bergemuruh bagai ombak di tengah lautan, rasa rindu yang berminggu-minggu terpendam ingin bertemu, kini akan melebur dalam kebahagiaan.     

"Kau sudah tiba tadi, Ken?" tanya Alona menyapa begitu sampai di hadapan Kenzo.     

Kenzo menyipitkan matanya menatap wajah Alona yang menyapanya seperti orang asing padahal mereka cukup lama tidak saling bertemu.     

Alona yang memperhatikan Kenzo demikian, hanya melongo menatap wajah Kenzo tanpa bertanya.     

"Tsk, apakah begitu caramu menyapaku? Apakah kau tidak tahu aku sudah sangat rindu?" cetus Kenzo berpura-pura kesal.     

"Eng, lalu?" tanya Alona kebingungan. Lantas Kenzo mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Alona dengan lembut. Membuat Alona sedikit tersentak namun tetap mematung di tempat, tak ada alasan untuknya mundur satu langkah meski ini di depan umum.     

"Seperti ini, ungkapan kata rinduku," bisik Kenzo kemudian meraih kedua tangan Alona dalam genggamannya.     

Alona tampak tersipu malu ketika mendapat sambutan penuh kasih sayang dan cinta dari orang yang tentu juga sangat dia rindukan sebelumnya.     

"Kau ini, lihat! Banyak orang yang memperhatikan kita, Ken." Alona mencoba mengalihkan untuk menyembunyikan rasa malunya saat ini.     

"Biar saja, mereka yang sudah jauh lebih dulu punya pasangan tentu juga pernah demikian, hehe…" balas Kenzo menimpali.     

Lalu kemudian mereka duduk di sebuah kursi taman untuk menikmati suasana sore ini. Hening sesaat, Alona tak kunjung mengeluarkan topik pembicaraan untuk mencairkan suasana. Sejujurnya pun, Alona dan Kenzo masing-masing sedang menahan rasa canggung juga salah tingkah di dalam hati mereka.     

Definisi jatuh cinta yang sesungguhnya bukankah akan selalu merasa berdebar-debar setiap kali bertemu dengan orang yang kita cinta? Terlebih pada mereka yang kembali bertemu setelah beberapa saat lamanya menahan rasa rindu karena mereka harus memilih lebih fokus pada ujian di sekolah.     

"Ehhem, emh… Bagaimana dengan ujianmu?" tanya Kenzo lebih dulu buka suara untuk mencairkan suasana.     

"Ehm, yah… Begitulah, aku harap semoga aku berhasil meraih nilai yang terbaik di berbagai bidang jurusanku. Bagaimana denganmu, Ken?" sahut Alona sambil melempar tanya yang sama pada Kenzo. Diam-diam dia menatap wajah Kenzo dari arah samping, dia ingin sekali menengok wajah yang selalu meneduhkannya itu.     

"Aku… Yah, akupun berharap sama. Lulus dengan nilai terbaik meski itu mungkin tidak lah 100%, hehe." Kenzo menjawabnya dengan canda tawa.     

"Cih, aku sudah menduga kau akan menjawabnya demikia. Huh, dasar cowok. Enak banget ya, selalu santai dan seolah tanpa beban menunggu hasil ujian akhir di sekolah, berbeda dengan seorang perempuan terkesan selalu di tuntut untuk mendapat nilai yang sempurna untuk bekal mereka menuju ke jenjang pendidikan yang terbaik," jawab Alona dengan helaan napas panjang. Tatapannya terlihat jauh ke arah depan, mengingat kembali kemana dia akan melanjutkan kehidupannya setelah ini.     

Kenzo mengernyit, dia memahami jika Alona sedang dalam suasana hati yang tidak nyaman. Dia harus menghiburnya dengan cara apapun agar kembali ceria.     

"Kita jalan-jalan sebentar, yuk!" ajak Kenzo sambil menarik tangan Alona ke dalam genggamannya dan beranjak berdiri. Alona terkesiap dan mengikutinya begitu saja begitu Kenzo melangkah pelan beriringan dengan Alona berkeliling taman.     

"Hah, cuaca sore ini cukup menenangkan. Angin bersemilir lembut dari arah timur, hehe…"     

Alona menolehnya sejenak dari arah samping kemudian mengulas senyuman hangat menanggapi ucapan Kenzo. Padahal cuaca sore ini tidak seindah ucapan Kenzo, dia hanya ingin membuat Alona merasa terhibur dengan ucapan Kenzo demikian.     

"Emh… Sayang, sampaikan padaku apa yang ingin kau katakan padaku saat itu?" ujar Kenzo kemudian mengingatkan.     

Alona sedikit gelisah, dia bahkan sejenak melupakan apa yang akan dia katakan pada Kenzo sore ini juga. Langkah kaki Kenzo terhenti begitu melihat Alona tampak gusar dan menariknya untuk berhadapan dengan Kenzo.     

"Ada apa? Sepertinya itu cukup serius? Kau sedang ada masalah di rumah? Katakan saja padaku, kau bisa berbagi padaku, jangan sungkan!" kata Kenzo kembali.     

"Ken, aku…"     

"Hai, A-LO-NA?"     

Tiba-tiba terdengar suara dari arah depan menyela ucapan Alona saat mereka kini saling berhadap-hadapan dengan mimik wajah yang serius. Seketika mereka menoleh bersamaan ke arah datangnya suara itu, dan sontak saja Alona melepas genggaman tangan Kenzo padanya.     

"Via?" Alona pun tampak terkejut.     

"Astaga. Tadinya aku tidak percaya jika itu kau dan kau disini bersama… ehm…." Ujar Via seraya memainkan nada bicara menatap wajah Kenzo yang kini mematung di depannya.     

Via adalah sepupu Alona, usia mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Alona kian gusar setelah kini bertemu dengan sepupunya itu, di ketahui Via adala typikal orang yang tidak bisa menunda dan mengontrol bicaranya terlebih saat tahu akan satu rahasia yang sangat dalam, selain dia cerewet dia juga sedikit manja.     

"Ehhem, Alona Sayang, maukah kau memperkenalkan siapa laki-laki yang saat ini berdiri di depanmu ini? umh, bukan! Laki-laki yang menggenggam erat kedua tanganmu tadi, ehhem. Kalian ini…"     

"Hai, aku Kenzo!" ujar Kenzo segera untuk mengalihkan ucapannya yang sejak tadi terus berbicara.     

Via menerima uluran tangan Kenzo saat memperkenalkan dirinya. "Wow, nama yang keren. Seperti orangnya, hehe…" balas Via sambil menebar senyuman genit.     

"Via, ada apa kau disini?" tanya Alona mengalihkan agar Via tidak banyak menyelidiki tentang keberadan Kenzo saat ini.     

"Ken, aku Via. Aku sepupu Alona, usia kami hanya terpaut beberapa bulan saja. Tapi kau, apakah kau pacar sepupuku Alona?"     

Kenzo mengatupkan kedua bibirnya begitu juga dengan Alona yang seketika mendadak hening.     

"Melihat kalian terdiam begitu, artinya itu benar!" sahut Via kembali menyelidik tajam.     

"Apaan sih? Jangan selalu ingin tahu dengan urusan orang lain, pergi sana!" tukas Alona sedikit kesal.     

"Eh, tidak! aku tidak akan pergi sebelum kau menceritakan siapa dia sebenarnya? Darimana dia, sekolah dimana, dan dimana alamat rumahnya?" ujar Via masih memaksa untuk meledek serta menggoda sepupunya itu.     

"Via, kau ini! pergi sana, aku yakin kau kemari bukan hanya sekedar ingin pergi saja, kau pasti akan bertemu pacarmu!" desak Alona seraya mendorong tubuh Via untuk segera pergi dari hadapannya.     

Kenzo kikuk dan hanya terpaku di tempat tanpa berani melontarkan kata apapun. Sebab dia tak ingin membuat Alona berada dalam posisi yang sulit saat di ketahui dia menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda keyakinan.     

Pada akhinya, Alona berhasil mengusir Via dari hadapannya lalu kini Alona kembali berdiri di hadapan Kenzo.     

"Hah, sungguh merepotkan!" keluh Alona dengan napas yang memburu.     

"Pfffttt… sepertinya kalian cukup dekat tapi entah kenapa terlihat seperti tidak pernah akur," ujar Kenzo menertawainya.     

"Ya! Dia itu sungguh sangat menyebalkan, selain cerewet dia selalu tidak bisa mengontrol dengan baik gaya bicaranya saat mengetahui sesuatu yang menurutnya sangat menguntungkan," jawab Alona menerangkan sambil terengah-engah dengan napasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.