The Lost Love

Kepergok!



Kepergok!

0Maya mengajak Kenzo nongkrong sejenak di sebuah restoran. May mencicipi semua makanan yang di pesan tadi, Kenzo yang hanya memesan jus buah menyeruputnya sambil menatap Maya yang begitu kalap menikmati hidangannya.     
0

"Sepertinya kau mengajakku paksa bukan untuk berbelanja, melainkan menemanimu makan! Kau terlihat seperti sedang kelaparan! Kenapa tidak mengajak pacarmu saja," ujar Kenzo mengomel.     

"Berhentilah mengomel, Ken! Aku sedang menikmati makan," sahut Maya dengan mulut penuh makanan.     

"Pelanlah sedikit, pencernaan mu bisa terganggu, May!'      

"Maka itu, berhentilah mengomel dan biarkan aku menikmati makananku!"     

Kenzo kembali diam mendengar sahutan Maya demikian.     

Setelah Maya menghabiskan seluruh makanannya, barulah dia mengajak Kenzo bicara dengan tatapan tajam.     

"Ken! Kenapa kau hanya memesan jus? Apa kau tidak lapar? Kau tenang saja, kali ini aku yang traktir, hehe…" ujar Maya sambil mengelap mulutnya dengan tissue.     

"Melihatmu banyak makan aku sudah kenyang!" sahut Kenzo mengejeknya.     

"Terserah kau saja!"     

"Aku hanya sedikit heran, kau makan begitu banyak. Tapi tubuhmu tetap saja begitu, kecil, kecil dan kecil! Entah kemana larinya itu makanan."     

"Kau mengejekku?" tanya Alona kesal.     

"Aku tidak mengejek, aku hanya berbicara sesuai fakta!"     

"Akh, sudahlah! Berhenti mengajakku berdebat, hari ini aku hanya mau senang-senang saja."     

"Ya ya ya, lalu? Mau sampai kapan kita duduk disini? Kau bilang akan berbelanja? Ayo," ajak Kenzo kemudian.     

"Tunggu dulu, Ken! Ih, kau ini sungguh tidak pengertian dan nampaknya sering sekali sesudah makan lalu kau akan berdiri dan berjalan kesana kemari sehingga makanan yang baru saja kau cerna akan berproduksi dengan cepat menjadi kotoran lalu akhirnya kau akan kembali merasa lapar," ucap Maya dengan ocehannya.     

Kenzo tercengang lalu kemudian menepuk keningnya sedikit keras.     

"Tunggulan 10 menit dulu!" sahut Maya kembali.     

"Ya ya ya, baiklah! Lakukan saja apa yang membuatmu senang hari ini," kata Kenzo sambil mengangkat kedua bahunya tanda dia hanya bisa berpasrah.     

Di sela duduk santainya berhadapan dengan Maya, menunggu Maya yang mengutak-atik ponselnya, Kenzo melihat sekeliling dan sesekali dia mengetuk layar ponselnya untuk memastikan apakah Alona mengabarinya?     

Tanpa dia sadari, waktu sudah berjalan 10 menit lamanya. Akan tetapi, Maya masih asyik dengan ponselnya sedang Kenzo pun sama. Dia asyik bermain game untuk mengusir kebosanannya, duduk nongkrong di restoran berhadapan dengan Maya.     

"May, ini sudah 15 menit berlalu. Ayo kita berbelanja," ajak Kenzo mengingatkan Maya.     

Maya tersentak dan menghentikan jari jemarinya yang sejak tadi menari-nari di atas layar ponselnya.     

"Ayo, kita ke mall ya?" sahut Maya sambil meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas.     

"Hem, baiklah!" singkat Kenzo.     

"Oke!" sahut Maya lagi dengan penuh semangat.     

Begitu tiba di sebuah mall besar, Maya langsung bergegas menuju store bagian make up. Kebetulan semua perlengkapan make upnya habis, dan dia begitu sumringah saat mengetahui harga make up sedang diskon hari ini.     

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" sapa seorang sales penjaga store make up tersebut.     

"Ah, kebetulan. Mbak, tolong ambilkan lip cream yang di pojok sana. Apakah ada testernya?" tanya Maya antusias.     

"Baik, tunggu sebentar mbak," sahut mbak-mbak sales tersebut.     

Sesaat kemudian, sales itu kembali dan memberikan lip cream yang Maya pinta tadi. Lalu juga menyodorkan tester dari warna yang dipilihnya tadi.     

Maya mencoba mengolesnya di bibirnya yang lembut, yang sebelumnya dibersihkan dengan pembersih yang ada di depannya.     

Sementara itu, Kenzo sedang menatap dan menciumi satu per satu aroma parfum di depannya. Dia hanya berselang jarak beberapa meter saja dengan Maya.     

Kenzo mencium bau khas wangi parfum yang tiba-tiba saja mengingatkannya pada Aloba. Seketika dia menjadi murung karena rasa rindu kembali menghampirinya.     

"Aku merindukanmu, Alona!" ujar Kenzo sambil menghirup aroma parfum yang sama persis dengan milik Alona. Dia masih mengingat betul bagaimana aroma khas tubuh Alona yang selalu tercium oleh Kenzo setiap kali memeluknya.     

"Ken! Kemarilah," panggil Maya di tengah lamunan Kenzo menggenggam parfum yang dia genggam sejak tadi.     

Kenzo menolehnya dan bergegas menghampiri Maya.     

"Ada apa?" tanya Kenzo begitu sampai di depan Maya.     

"Lihat! Warna lip cream ini sangat cocok di bibirku, tidak?" tanya Maya sambil memoncongkan mulutnya ke hadapan Kenzo.     

"Astaga! Bibirmu itu sungguh menyebalkan!" sahut Kenzo seraya memalingan wajahnya. Sejujurnya hal itu dia lakukan karena merasa canggung melihat Maya tiba-tiba mendekatkan bibirnya pada Kenzo begitu spontan.     

"Dih, jadi warna ini jelek?"     

Kenzo masih memalingkan wajahnya.     

"Warna ini bagus kok, mbak! Sangat cocok karena kulit mbak sangat bersih, wajah mbak juga glowing!" sahut seorang sales yang sejak tadi entah kemana sehingga Kenzo seketika menolehnya karena merasa mengenali suara itu.     

"Eng?"     

"Kau…"     

Kenzo dan sales tersebut terkejut bersamaan hingga membelalakkan kedua mata masing-masing ketika saling bertatap muka. Dia tak lain adalah sepupu Alona yang pernah bertemu dengannya di taman saat itu, sontak saja Kenzo memalingkan wajahnya lagi berpura-pura tidak mengenalinya untuk bersembunyi.     

"Mampus! Kenapa harus dia sih? Oh Tuhan, tamatlah aku! Dia pasti akan mengadukan apa yang dia lihat sejak tadi pada Alona," ujar Kenzo lirih sambil berpura-pura memilih produk make up yang lain.     

"Ken, kenapa sih?" panggil Maya kembali setelah melihat Kenzo semakin menjauh dari mundur beberapa langkah dari hadapan Maya.     

"Ih, kenapa sih dia? Aku kan jadi bingung mau pilih warna apa?"     

"Maaf mbak, apakah laki-laki itu pacar mbak?" tanya sales tadi yang tak lain adalah Via. Sepupu Alona yang pernah bertemu dengan Kenzo di taman.     

Maya mendelikkan kedua alisnya lalu terdiam sejenak mengedip-ngedipkan matanya seperti boneka mendengar pertanyaan sales itu. Timbul pikiran buruk di dalam hati MAya yang mengaggap sales itu mungkin saja tertarik pada Kenzo, sahabatnya. Dan mengingat Kenzo sudah memiliki pacar meski saat ini sedang berjauhan, Maya ingin menjaga sahabatnya itu untuk tetap setia pada Alona.     

"Apakah menurutmu begitu? Hehe, ya! Dia pacarku, dia memang sedikit aneh kalau urusan make up! Hahaha…" jawab Maya sekenanya membuat Via yang sebenarnya sudah mengenal Kenzo membelalakkan kedua matanya kembali.     

Via tentu sangat terkejut hingga bibirnya gemetaran saat mendengar pernyataan dari Maya padanya.     

"Mmh… Mbak, saya mau yang ini aja deh," kata Maya kembali sambil menyodorkan lip cream yang dia pilih tadi. Sedang Kenzo masih berpura-pura memilih parfum kembali.     

Begitu Maya sudah menerima bukti nota untuk dia bayar di kasir, Maya bergegas melangkah menghampiri Kenzo lalu menarik lengannya. Secara bersaman Via memantau dari belakang dan mengambil potret mereka diam-diam untuk di sampaikan pada Alona.     

"Dasar laki-laki! Aku sudah menduga dia tidak akan setia saat Alona jauh darinya. Duh, kasihan Alona. Dia pasti akan sangat sedih dan kecewa karena pacarnya itu telah berselingkuh darinya, tapi aku harus tetap memberitahu foto ini untuk Alona sadar diri. Dia pasti bisa mendapatkan pengganti Kenzo yang jauh lebih baik di kota sana," ucap Via menggerutu sebal.     

Sedang Maya yang kini mengajak Kenzo menuju store bagian pakaian mulai bertanya akan sikap aneh Kenzo tadi.     

"Ken, apa kau mengenal sales make up tadi?"     

"Bukan urusanmu!" sahut Kenzo cetus.     

"Aku harus tahu, dong!"     

"Bukan siapa-siapa," jawab Kenzo lagi. Dia bisa saja mengatakan siapa Via, namun Kenzo tidak mau membuat Maya merasa tidak enak hati sehingga mungkin saja dia akan menghampiri Via untuk menjelaskan apa yang kini Kenzo khawatirkan dan itu hanya akan membuat masalah baru nantinya.     

"Awas aja, ya! Kamu belajar jadi playboy sementara Alona jauh, aku tidak akan membiarkan itu!" ucap Maya menghardiknya.     

"Dih, bawel! Iya, iya. Tanpa kamu mengancam pun aku memang laki-laki yang setia," jawab Kenzo tak mau kalah dengan gayanya yang penuh percaya diri. Sehingga Maya melemparnya dengan pakaian dan mengacak rambutnya dengan gemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.