My Husband from My First Love

Revisi



Revisi

0setelah Sinta menyelesaikan tugasnya dan mengambil surat izin jika dia hanya akan bekerja setengah hari saja. Sinta baru saja keluar dari kantor HRD, dia bertemu dengan Aisyah.     
0

Aisyah tersenyum kearah Sinta dan berkata "Sin, kamu dapat izin?"     

"iya, aku harus pergi secepatnya karena nenek baru saja selesai dengan operasi pertamanya. mudah-mudahan keadaannya stabil dan bisa melakukan operasi keduanya nanti, Ai aku takut!" Sinta menunduk dan air matanya mulai mengalir, sudah berapa kali dia menangis hari ini.     

Aisyah memeluk Sinta dan berkata "Sin, kamu harus yakin jika tuhan pasti akan melindungi nenek kamu, nanti setelah aku pulang kerja, aku akan menyusul kamu ke rumah sakit ya!"     

"iya Ai, aku tunggu kamu, tapi kalau kamu sibuk tidak usah ya! ibu kamu juga harus kamu rawat, kita saling mendoakan saja semoga dua orang yang kita sayangi di beri kesehatan kembali," ucap Sinta sambil menghapus air matanya. Aisyah melepaskan pelukannya dan berkata "iya Sin, terima kasih. kamu hati-hati di jalan ya! nanti kalau aku jadi kesana, aku akan menghubungi kamu, oke!"     

Sinta mengangguk "iya, aku pergi dulu ya!"     

"iya, Sinta kamu harus berhati-hati di jalan ya!" ucap Aisyah dan dia pun pergi meninggalkan Sinta, Sinta pergi ke loker untuk mengambil tas nya dan setelah itu dia pun pergi meninggalkan tempat kerjanya dan pergi menuju rumah sakit.     

Di sepanjang jalan, perasaan hati Sinta terasa sangat rumit, dia masih memikirkan ancaman Jeffery padanya. Dia tidak ingin menemuinya tapi mengingat ancaman itu, Sinta merasa ketakutan.     

Sinta takut Daffin akan menganggap jika dia benar-benar wanita murahan dan juga berita itu akan merusak nama baiknya.     

Sinta menghela nafas pendek dan berkata "apa yang harus aku lakukan? aku ingin menjauhi Jeff, melupakannya dan ingin hidup tenang seperti sebelum aku bertemu dengannya? ya tuhan, kenapa cinta ini sangat menyiksa hatiku! jika dia mencintai aku seperti yang dia katakan, kenapa dia melakukan ini padaku? apakah cinta harus saling menyakiti seperti ini?" Sinta menahan air matanya dan berusaha untuk menguatkan hatinya, dia sudah menjadi istri Daffin, walaupun dia tidak mencintainya dan baru saja bertemu dengannya tapi Daffin lah yang sudah menolongnya, tanpa dia mungkin neneknya tidak akan tertolong seperti saat ini.     

Sinta harus melupakan perasaannya untuk Jeffery, walaupun dia sangat mencintainya tapi keadaan tidak bisa kembali seperti dahulu, dia dan Jeffery sangat berbeda.     

"Jeff aku tidak berbohong jika aku masih sangat mencintai kamu, tapi hatiku sudah hancur dan sulit untuk ditata kembali, kata-kata cinta yang kamu katakan tadi bukan membuat hatiku menjadi jauh lebih baik tetapi semakin membuat aku lebih sakit lagi, mungkin cinta tidak harus memiliki. aku harus menemui kamu dan anggap saja ini pertemuan terakhir kita di tempat kita sering bertemu,"     

Sinta meyakinkan dirinya jika dia harus bisa melepaskan Jeffery dan akan mengatakan itu semua saat mereka bertemu.     

tidak terasa Sinta telah sampai didepan gedung rumah sakit, dia turun dari taksi dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.     

dia mencari ruangan neneknya karena sudah di pindahkan dari ruang operasi dan sekarang ada di ruangan ICU.     

Sinta ingin masuk tapi suster melarangnya. alhasil Sinta hanya bisa melihatnya hanya lewat kaca jendela.     

Sinta menangis saat melihat keadaan neneknya seperti itu, dia merasa belum cukup untuk membahagiakan neneknya karena Sinta masih banyak berhutang Budi padanya.     

karena hanya neneknya lah yang dia miliki saat ini.     

Saat Sinta masih terus menatap neneknya dari kaca jendela, tiba-tiba ponsel Sinta berbunyi.     

Sinta tidak sempat melihat ID pemanggilnya, dia langsung mengangkatnya.     

"halo,"     

suara pria diseberang teleponnya tersenyum cerah karena itu benar-benar nomor Sinta, dia meminta nomor Sinta di bagian HRD.     

"hallo, Sinta. kamu dimana?" ucap pria itu.     

Sinta mengira jika suara pria itu adalah Daffin, dia merubah suaranya yang sedang menangis menjadi sedikit lembut dan sedikit menggoda.     

"halo sayang, aku ada di rumah sakit sekarang!"     

mendengar dirinya dipanggil sayang, Jeffery merasa sangat bahagia, dia tersenyum cerah dan menganggap jika Sinta sudah memaafkannya apalagi suara Sinta sangat indah dan menggelitik telinganya.     

"Sinta, apa yang kamu katakan? coba ulangi lagi? Sinta apakah kamu sudah memaafkan aku?" ucap Jeffery dengan nada gembira.     

Sinta terkejut karena dia mengira jika itu Daffin. Sinta melihat kearah layar ponselnya dan melihat ID pemanggilnya dan itu adalah nomor tidak dikenal.     

Sinta merasa malu, karena sudah salah memanggil orang.     

Sinta merubah suaranya menjadi datar "halo, ini siapa memangnya?"     

Jeffery terkejut, karena Sinta kembali berubah lagi "Sinta, ini aku Jeff! kamu berada di rumahamh sakit mana? aku akan menyusul kamu!" ucap Jeffery dengan suara gembira.     

"tidak perlu, bukankah sore ini kita akan bertemu?!" ucap Sinta dengan nada dingin, dia merasa menyesal karena dia tidak melihat panggilan itu terlebih dahulu.     

"sialan, pasti dia salah faham! kenapa itu harus Jeff?!" umpat Sinta didalam hatinya.     

Jeffery merasa aneh, Sinta begitu lembut dan bahkan memanggil seseorang dengan panggilan sayang. seumur mereka menjalin hubungan, Sinta tidak pernah memanggilnya dengan panggilan 'sayang'     

mungkinkah? Jeffery merasakan hawa penuh cemburu dan ingin mengetahui siapa orang yang di panggil sayang oleh Sinta.     

dengan nada dingin Sinta pun berkata "aku sibuk, mohon maaf pak Jeffery, saya masih ada urusan!" ucap Sinta dan segera menutup teleponnya.     

Tut ... Tut ... Tut.     

panggilan pun berakhir,     

"halo Sinta, halo ...."     

Jeffery meraung marah dan melempar ponselnya.     

"arrghh, siapa orang yang di panggil Sinta dengan mesra seperti itu? apakah Sinta sudah memiliki kekasih lain? arrghh ... tidak, tidak mungkin, Sinta itu hanya milikku, dia hanya akan menjadi milikku. siapa pun pria yang berani mengambil Sinta, aku akan menghabisinya, arrghh ... brengsek!"     

Jeffery meraung marah dan melempar semua yang ada didepannya saat ini.     

Dia merasa cemburu, sangat cemburu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.