My Husband from My First Love

panggilan dari kakek



panggilan dari kakek

0tengah malam.     
0

setelah bercinta putaran kedua, keduanya sudah merasa sangat kelelahan, Daffin turun dari atas tubuh Sinta dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya.     

saat Daffin hendak menutup matanya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.     

Sinta yang sudah lelah, dia menutup matanya dalam pelukan Daffin.     

merasa terganggu, Daffin mengumpat sendiri "sialan, siapa lagi yang menelepon tengah malam seperti ini!"     

Daffin mencoba meraih ponselnya yang berada diatas meja secara perlahan karena takut membuat Sinta bangun, karena gerakannya.     

setelah mengambil ponselnya Daffin melihat ID pemanggil itu yang bertuliskan Kakek.     

bukan panggilan suara lagi tapi itu panggilan video call.     

Daffin malas menerimanya tapi ponselnya terus menerus berbunyi.     

akhirnya dia pun menerimanya.     

dari layar ponselnya muncul wajah kakek tua yang terlihat masih gagah dan terlihat masih sehat. Terlihat kakek itu saat muda sama tampannya seperti Daffin.     

kakek itu adalah bos besar the golden Investment coorporation yang memiliki banyak anak perusahaan didalam dan diluar negeri, semua orang sangat menghormatinya, nama dia sudah sangat terkenal di dunia bisnis didalam dan luar negeri.     

kakek yang luar biasa itu bernama Wijaya Narendra.     

dari nama terkenal dan banyak dihormati banyak orang, ternyata Wijaya sangat kesepian, hidup sendiri dan hanya memiliki satu kerabat yaitu Daffin, dia cucu satu-satunya, dimasa senjanya dia ingin melihat cucu satu-satunya bisa menikah dan membina keluarga yang bahagia, makanya dia bersusah payah terus mencarikan Daffin wanita untuk dijadikannya seorang istri, Tidak perlu kaya atau apapun karena dia sudah memiliki semuanya, yang dia butuhkan adalah cucunya memiliki istri dan hidup normal di kota ini, bukan hidup liar seperti kehidupannya saat Daffin tinggal di Rusia.     

Saat mendengar Daffin membawa wanita masuk ke dalam kamar hotelnya, bukannya marah tapi Wijaya sangat senang, karena akhirnya cucunya yang seperti balok es bisa mencair juga, ke khawatirannya takut Daffin memiliki kelainan seksual hilang sudah, karena Daffin menikah dengan seorang wanita asli bukan jadi-jadian.     

saat melakukan panggilan video call, kakek Wijaya melihat Daffin yang tidak memakai pakaian dan disebelahnya terlihat samar ada wanita cantik yang memejamkan matanya sambil memeluknya dengan erat.     

kakek Wijaya tertawa senang dan berkata " hei, cucu kakek yang paling tampan, siapa wanita disebelah kamu? itu istri kamu kan?"     

ucap kakek Wijaya, dia tertawa gembira.     

Daffin melirik kearah Sinta yang berada dalam pelukannya, dia menggeserkan ponselnya agar kakeknya tidak melihat Sinta yang tidak memakai apapun, karena tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut saja.     

kakek Wijaya sangat kesal, dia ingin melihat wajah cucu menantunya.     

"Daffin, kakek ingin melihatnya! kenapa kamu malah menggeserkan ponsel kamu! kakek bosan melihat wajah kamu!"     

Daffin tertawa dan menjawab "hahahaha, kakek tidak boleh melihatnya sekarang, dia sedang tidur dan kami baru selesai bercinta jadi kakek tidak boleh melihatnya, karena yang boleh melihat dia saat ini hanyalah aku!" ucap Daffin dengan nada tidak tahu malu.     

kakek Wijaya menahan tawanya, dia akhirnya bisa melihat sisi pria dari cucunya, dia melindungi istrinya dan bersikap sangat protektif pada istrinya.     

kakek Wijaya merasa puas didalam hatinya tapi dia masih ingin mengerjai cucunya.     

"hei daff, kamu berjanji akan membawa istri kamu ke rumah kakek, tapi kenapa hingga detik ini kamu tidak membawanya juga! kalau kamu seperti ini terus, kakek sendiri yang akan menculik istri kamu dan kakek akan menyuruh dia tinggal bersama kakek dan meninggalkan kamu! hahahhaha ... akhirnya aku memiliki cucu perempuan!" ucap kakek Wijaya dengan bangganya.     

Daffin merasa kesal, karena kakeknya mau mengganggu kebahagiaannya yang baru saja dia miliki.     

"hey kakek, dengarkan aku! lebih baik kakek menikah lagi dan cari istri baru, itu lebih cocok untuk kakek yang kesepian itu! jangan ganggu istriku, karena dia hanya milik aku! awas saja kakek meminta macam-macam padanya, aku tidak akan membiarkan kakek mengganggunya!" ucap Daffin dengan nada ketus.     

kakek Wijaya menahan tawanya, dia ingin tertawa karena sikap cucunya benar-benar sudah berubah, karena wanita dia sudah tanpa sadar berubah menjadi pria yang bertanggung jawab.     

kakek Wijaya berpura-pura marah dan berkata "apakah kamu tega membiarkan kakek tua ini sendiri? kakek tidak membutuhkan istri yang kakek butuhkan cucu perempuan, Daff cucu kakek yang paling tampan, izinkan istri kamu untuk menemani kakek disini ya! kalau bisa kalian tinggal disini saja! temani kakek?!" ucap kakek Wijaya dengan wajah sedih dan menahan air matanya.     

Daffin menolak, dia tahu sikap kakeknya macam apa! dia selalu ikut campur urusannya dan Daffin takut kakeknya akan mengganggu dia saat berduaan dengan Sinta dan itu membuat dia merasa sangat kesal.     

" tidak! aku sudah membeli rumah baru, besok rumah sudah bisa kami tinggali, jadi kalau kakek ingin bertemu kami, datang saja ke rumah kami tapi kakek tidak bisa menginap, karena aku melarang kakek untuk menginap!" ucap Daffin dengan nada peringatan sangat keras.     

mendengar suara Daffin yang sangat berisik, membuat Sinta jadi terbangun, dia menggosok matanya dan melihat jika Daffin sedang bicara dengan seseorang melalui video call.     

Sinta mengangkat wajahnya dan bertanya "sayang, kamu sedang bicara dengan siapa?" ucap Sinta sambil menggosok matanya yang masih mengantuk. Daffin melihat kearah Sinta yang sudah membuka matanya, dia mengecup kening Sinta dan berkata "kakek yang tidak memiliki kerjaan saja, dia kesepian jadi tengah malam begini malah mengganggu kita! sayang, kenapa kamu bangun?"     

"suara kamu sangatlah keras, jadi aku bangun deh!" ucap Sinta sambil tersenyum sangat manis.     

kakek Wijaya mendengarkan percakapan Daffin dan Sinta yang terdengar begitu romantis, membuat kakek Wijaya semakin penasaran dengan Sinta, apalagi saat mendengar suaranya yang serak namun terdengar sangat lembut, membuat kakek Wijaya tertawa sendiri dan bergumam "pantas saja si Daffin berubah, dari suaranya saja sudah membuat yang mendengarnya ingin memilikinya, ahhh ... sialan kamu Daffin, bisa-bisa mendapatkan harta yang bagus, hehehehe ...," ucap kakek Wijaya sambil tertawa kecil.     

dia tidak ingin mengganggu cucunya yang sedang dimabuk cinta, kakek Wijaya menutup panggilan teleponnya dan segera tidur kembali, dia sengaja mengganggu Daffin karena mendapatkan laporan jika Daffin menginap di hotel lagi dengan wanita, dia takut Daffin berganti wanita tapi setelah melihatnya ternyata itu wanita yang sama dan juga istrinya, kakek Wijaya merasa sangat tenang, dia menaruh ponselnya diatas meja dan dia pun kembali memejamkan matanya untuk tidur.     

sementara itu, Sinta melihat ponsel Daffin mati.     

"sayang, ponsel kamu sudah mati! apakah kakek tidak menyukai aku?" ucap Sinta dengan nada sedih.     

Daffin memeluk erat Sinta dan menyimpan kembali ponselnya.     

"kakek sangat menyukai kamu, ini kan larut malam. kakek juga harus pergi tidur. nanti kita mengunjungi kakek ya! kakek aku sangat baik tapi sedikit eror. hahahhaha," ucap Daffin, dia tertawa keras.     

Sinta tidak mengerti dan bertanya "eror? memangnya kakek kamu kenapa?"     

Daffin mencium rambut Sinta dan berkata "sulit untuk menjelaskannya! sudahlah, ini sudah tengah malam, kamu harus istirahat yang cukup, bukankah besok kamu ingin masuk kerja?"     

Sinta mengangguk dan menjawab " iya! aku juga masih mengantuk, ayo kita tidur lagi ya!" ucap Sinta, dia menggerakkan tubuhnya dan mencari posisi nyaman dalam tidurnya, dia memeluk Daffin dengan erat dan kepalanya dia taruh diatas dada bidang milik Daffin.     

Sinta menutup matanya kembali dan Daffin juga ikut memejamkan matanya, mereka berdua pun akhirnya tidur begitu lelap hingga pagi menjelang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.