My Husband from My First Love

Revisi



Revisi

0Daffin membuka semua pakaiannya dan dia pun berbaring diatas tempat tidur, menarik selimut dan menunggu Sinta keluar dari kamar mandi.     

Daffin tersenyum evil dan berkata "sayang, aku akan memakan kamu hari ini! hehehe ... anggap saja ini hukuman manis untuk kamu, uhh ... aku sudah tidak sabar lagi, ingin menyentuhnya!" ucap Daffin dengan pikiran liarnya.     

Entah mengapa semenjak dia menyentuh Sinta, pikiran lurus yang sudah tinggal didalam dirinya runtuh dan merubahnya menjadi pria mesum yang selalu ingin menempel dengan Sinta.     

krekkk ...     

suara kamar mandi terbuka, Sinta keluar dengan memakai handuknya, rambutnya dia ikat karena takut basah terkena air.     

Saat Sinta berjalan keluar dia melihat Daffin sudah berbaring diatas tempat tidur tanpa memakai pakaian.     

wajah Sinta memerah dan membayangkan jika setelah dia akan bercinta dengan Daffin.     

Sinta menggelengkan kepalanya berkali-kali dan berkata didalam hatinya "ya Tuhan, ada apa denganku? kenapa aku memiliki pikiran kotor seperti itu, dia sedang marah padaku, mana mungkin dia mau menyentuh aku lagi! sudahlah Sinta, bersikap baik dan menurutlah padanya! jangan membuat dia marah lagi!" ucap Sinta dan dia pun berjalan melewati Daffin, dia ingin mengambil pakaian ganti yang ada didalam tasnya. Dia tadi masih memakai seragam OG dan lupa mengganti pakaiannya saat berada di rumah sakit.     

Daffin melihat Sinta yang sedang melewatinya, yang hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya saja.     

Daffin tersenyum evil, dia yang berbaring langsung duduk dan memanggil Sinta "sayang, ayo kemari!"     

Sinta menoleh dan melihat wajah tampan Daffin yang tersenyum padanya, namun senyumannya itu berbeda, itu senyuman evil khas dia.     

Sinta merasa gugup dan takut mendekatinya, dengan mengumpulkan keberanian dia pun datang menghampiri Daffin dan berdiri tepat didepan Daffin, Sinta tersenyum dan berkata "ada apa? kamu memanggil aku?"     

Daffin masih tersenyum dan berkata "saatnya hukuman!"     

setelah mengatakan itu, Daffin langsung menarik Sinta ke atas pangkuannya.     

Sinta terkejut, namun dia berusaha untuk bersikap baik, karena takut Daffin marah lagi padanya     

Sinta mengulurkan kedua tangannya dan mengaitkan di leher Daffin, dia tersenyum manja dan berkata "sayang, memangnya aku mau di hukum apa? jangan yang menakutkan ya!" ucap Sinta, dengan suara lembut dan sangat menggoda.     

Daffin semakin bersemangat ingin segera memakannya saat ini.     

dia menyambar bibir Sinta dan menciumnya dengan agresif.     

Sinta terkejut namun dia membalas ciuman itu, ciuman panas yang membangkitkan hasrat didalam hati mereka berdua.     

tangan nakal Daffin bergerak menjelajahi punggung Sinta dan melepaskan handuk yang menutupi tubuh Sinta.     

Sinta yang sudah mulai hilang kendali karena ciuman yang membawanya masuk ke dunia fantasi cinta yang indah membuat dirinya terbuai dan tak terkendali. Bahkan dia tidak menyadari jika handuk yang melilit tubuhnya sudah hilang entah kemana.     

ciuman itu semakin mendalam.     

Daffin yang kehilangan kendali dirinya langsung merubah posisinya tanpa melepaskan bibir mereka. Sinta juga tidak ingin melepaskannya dia begitu menikmatinya dan tidak ingin berpisah walaupun hanya satu inci pun.     

Daffin memindahkan tubuh Sinta diatas tempat tidur.     

menjadikan Sinta berada di bawah kendali tubuhnya.     

Daffin melepaskan bibirnya yang sudah mulai membengkak karena ciuman panasnya, dia menatap Sinta yang berada dibawahnya, sambil tersenyum Daffin pun berkata "sayang, kamu tahu tidak apa hukuman yang akan kamu terima?"     

Sinta yang wajahnya memerah karena sudah terbakar hasrat, dia tersenyum genit dengan suara serak penuh gairah, dia pun berkata "apa sayang? jangan terlalu menakutkan ya! hhhmm ... aku takut sayang!" ucap Sinta sambil mengedipkan matanya, ekspresi seperti terus menggoda Daffin.     

melihat Sinta yang begitu menggairahkan, membuat Daffin semakin menggila, dia ingin memakannya saat ini juga.     

Dengan tubuh yang sudah dikuasai oleh hasrat yang membara, Daffin kembali mencium Sinta, ciuman panas dan agresif terus dia luncurkan disetiap inci kulit Sinta yang putih dan mulus.     

Daffin menggila, dia tidak membiarkan satu inci dari kulit Sinta terlepas dari ciuman panasnya.     

Sinta menggeliat dan merasakan semua ciuman panas yang diluncurkan Daffin sudah membuat hasrat didalam tubuhnya sudah benar-benar lepas kendali.     

suara erangan dan desahan Sinta semakin terdengar jelas, Sinta tidak bisa menahan lagi karena semuanya begitu nikmat dan membuat dirinya merasa ada didunia cinta yang sangat indah berdua bersama Daffin, sangat indah dan tidak ingin pergi dari tempat itu.     

Daffin tersenyum puas melihat Sinta yang sudah menggila, apalagi Sinta terus menerus mendesah kuat membuat hasrat Daffin semakin bertambah kuat.     

Daffin menghentikan ciuman panasnya dan mulai memainkan kedua gundukkan kenyal yang membuat Sinta semakin tidak bisa menahan nya lagi,     

"ahh ... ahhh ... sayanghhh, ahhh ... aku tidak bisa menahannya lagi, tolong akuhh, ahhh tolong akuhh ... sayanghhh,"     

Daffin menghentikan gerakannya dan berbisik di telinga Sinta.     

dengan suara terengah-engah Daffin berkata "tolong apa sayanghhh? ayo cepat katakan? ahhh ... ayo katakan!"     

Daffin sebenarnya ingin melakukan serangan terakhirnya tapi Daffin sengaja mengulur waktunya agar Sinta memohon untuk dia memberikan puncak percintaannya.     

Daffin menghukum Sinta dengan hukuman manis, yaitu membuat dia memohon padanya untuk memberikan kenikmatan luar biasa yang Sinta inginkan darinya.     

Sinta menggigit bibirnya, dia ingin mengatakannya jika Daffin memberikan tubuhnya untuknya tapi, Sinta masih memiliki sedikit malu.     

Daffin kembali melakukannya untuk memancing Sinta lebih memohon lagi padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.