My Husband from My First Love

Revisi



Revisi

0Setelah sampai disebuah hotel yang tidak terlalu mewah, Daffin menaruh mobilnya di tempat parkiran yang tepat berada tidak jauh dari pintu masuk.     
0

Sinta memiliki firasat buruk saat dia melihat jika Daffin membawanya ke dalam hotel.     

deg ... deg ... deg ...     

jantung Sinta berdetak kencang, dia merasa gugup dan muncul bayangan tentang percintaan panas yang kemarin malam dia dan Daffin lakukan.     

Sinta masih merasakan ada sedikit rasa sakit di pinggangnya tapi jika dia melakukannya lagi maka dia harus merasakan penderitaan sakit yang lebih menyakitkan daripada itu.     

setelah mobil terparkir sempurna. Daffin mematikkan mesin mobilnya dan melirik kearah Sinta yang masih duduk tepat disampingnya.     

Daffin tersenyum sinis dan berkata "ayo turun! "     

Sinta mengangguk dan mengambil tasnya, dia turun dan mengikuti Daffin dari belakang.     

Daffin kembali merasa kesal karena Sinta tidak memiliki inisiatif untuk mengandeng tangannya.     

Daffin tiba-tiba berhenti dan Sinta terkejut, dia menabrak punggung lebar Daffin dan membuat hidungnya terasa sakit.     

"awww ...."     

Sinta meringis kesakitan dan memegang hidungnya.     

Daffin membalikan tubuhnya dan melihat hidung Sinta berwarna merah.     

Daffin mengulurkan tangannya dan mengusap hidung Sinta "kamu baik-baik saja kan?"     

Sinta mengangguk dan menjawab "aku baik-baik saja sayang, kamu tidak perlu khawatir!" ucap Sinta sambil tersenyum.     

melihat senyum Sinta, Daffin yang marah karena dia tidak menggandengnya perlahan membaik.     

Daffin merangkul pinggang Sinta dan berkata "lain kali, jangan berjalan dibelakang aku, tetap disamping aku dan terus dalam pelukan aku, apakah kamu mengerti, sayang?" ucap Daffin, dia mengedipkan matanya.     

Sinta mengangguk dan mengerti.     

"iya, kalau kamu menyukainya, aku akan mengingat semuanya, aku akan mengikuti semua keinginan kamu, sayang!" ucap Sinta, dia membalas kedipan mata Daffin.     

Daffin ingin tertawa tapi dia masih harus menahannya, karena dia masih harus menghukum Sinta agar dia tidak mengulanginya lagi.     

Daffin mengingat Sinta yang dipeluk Jeffery membuat api amarah yang tadi sempat mereda kini bangkit kembali.     

Daffin berubah muram kembali dan Sinta merasakan itu semua.     

Dia yang berada dalam pelukan Daffin merasakan jika Daffin masih marah padanya.     

mereka berdua berjalan bersama dan saling merangkul satu sama lain.     

berhenti di meja resepsionis, Daffin memesan kamar paling istimewa di hotel itu.     

saat mendengar harganya Sinta langsung menelan ludahnya, satu malam tidur di hotel itu sama dengan satu bulan gajinya.     

setelah mendapatkan kunci, Daffin membawa Sinta menuju kamar mereka.     

Sinta tidak bicara apapun, hanya diam dalam pelukan Daffin, dia takut salah bicara dan Daffin kembali marah padanya.     

masuk ke dalam lift, Sinta masih diam dan tidak bertanya apapun.     

Daffin melirik kearah Sinta dan mencium bagian atas kepalanya "sayang, kamu kenapa?" ucap Davin dengan suara lembut.     

Sinta terkejut dan berkata didalam hatinya "apakah dia sudah tidak marah lagi padaku? tapi, aku masih merasa takut saja? aduh, aku harus bagaimana sekarang?" ucap Sinta.     

dia tersenyum dan tangan satu lagi memeluk pinggang Daffin dan berkata "aku tidak apa-apa, hanya saja aku tidak berani bicara, takut aku salah bicara nanti kamu semakin marah padaku!" ucap Sinta, dia menyandarkan kepalanya ke dada Daffin.     

Daffin tersenyum senang, karena ini yang dia inginkan, Sinta yang lembut dan hanya manja padanya.     

Ding ...     

pintu lift pun terbuka, mengangkat kepalanya dan melepas pelukannya, dia merasa sangat malu karena nanti jika ada orang yang melihat dia yang seperti itu, semua orang akan menganggapnya wanita genit dan tidak tahu malu.     

Sinta membayangkannya saja sudah merasa sangat merinding.     

Daffin cemberut karena Sinta cepat sekali berubah, membuat Daffin merasa kesal kembali.     

Daffin berjalan cepat dan mencari nomor kamar yang mereka pesan.     

tidak lama kemudian mereka pun sampai dan dengan tidak sabar lagi, Daffin langsung membukanya dan menarik Sinta untuk masuk segera ke dalam.     

Sinta terkejut karena Daffin terlihat sangat agresif.     

Menutup pintunya dan mendorong Sinta secepatnya keatas tempat tidur. Sinta terkejut dan dia pun langsung jatuh terlentang dan secepatnya Daffin langsung menindihnya dari atas.     

Sinta ingin berteriak tapi langsung dia bungkam mulutnya, Karena dia takut ada yang mendengarnya lagi.     

Daffin menatap Sinta yang sekarang tepat berada dibawahnya dan api hasrat dihatinya semakin berkobar, dia ingin memakan Sinta saat ini. Tapi mengingat Sinta yang dipeluk oleh Jeffery, membuat Daffin merasa kesal, dia menggertakan giginya dan berkata "pergi bersihkan tubuh kamu dulu, aku tidak ingin ada bau pria lain ditubuh kamu, terlebih saat aku menyentuh kamu!"     

Sinta terkejut dengan ucapan Daffin, karena dia disuruh Daffin untuk pergi mandi.     

Sinta mengangguk dan dia bingung bagaimana bangunnya, karena tubuhnya berada dibawah tubuh besarnya Daffin.     

Sinta dengan canggung pun berkata "eerrr ... sayang! bagaimana aku akan pergi mandi, sedangkan tubuh aku masih ada dibawah tubuh kamu seperti ini!"     

Daffin baru menyadarinya, dia langsung bangun dari atas tubuh Sinta dan Daffin pun duduk disisi tempat tidur, dia membuka dasinya dan membuka bebarapa kancing bajunya, Sinta duduk disebelahnya. Dia menatap wajah Daffin yang dingin karena dia terlihat seperti marah kembali padanya.     

Sinta mengingat isi surat perjanjian kontrak itu, dia harus bersikap lembut dan memanjakan Daffin.     

Dengan perasaan gugup dia pun mencium pipi Daffin dan berkata "sayang, aku mandi dulunya!" ucap Sinta, wajahnya memerah karena menahan malu, dia tersenyum dan melarikan diri masuk ke kamar mandi.     

Daffin menyentuh pipinya dan tertawa sendiri "sayang, bukannya daritadi kamu mencium aku seperti ini, mungkin aku tidak akan kesal seperti tadi, hehehehe ... melihat wajahnya memerah tadi terlihat sangat menggemaskan sekali kamu sayang!" ucap Daffin dia masih tertawa sendiri sambil menatap pintu kamar mandi yang sudah di tutup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.