My Husband from My First Love

tubuhmu memang milikku tapi hatimu belum menjadi milikku( adult)



tubuhmu memang milikku tapi hatimu belum menjadi milikku( adult)

0saat mereka saling berpelukan, tiba-tiba ponsel Sinta berbunyi.     
0

Sinta terkejut dan dia pun segera melepaskan diri dari pelukan Daffin.     

"uhh sayang, ponsel aku berbunyi, aku mau mengambilnya,"     

Daffin melepaskan Sinta dan dia mengangguk.     

Sinta bangun dari duduknya dan ternyata handuknya terlepas.     

"ahh, kenapa ini?" ucap Sinta dengan panik.     

melihat bagian tubuh Sinta yang terbuka, api hasrat didalam hatinya Daffin pun mulai menyala.     

dia menarik handuk Sinta yang sedang Sinta perbaiki.     

Sinta langsung merasa panik dan berteriak "ahhh, apa yang ingin kamu lakukan!"     

sebelum Sinta menjauhkan diri dari Daffin, Daffin langsung menarik tubuh Sinta dan terjatuh diatas tempat tidur.     

Sinta yang memegang erat handuk yang melilit tubuhnya merasa sedikit gugup, karena dia tahu apa yang akan Daffin lakukan padanya.     

Daffin menyeringai dan langsung menindih Sinta dari atas.     

"uhh, sayang ada apa? kenapa harus begini?" ucap Sinta dengan perasaan gugup dan juga dia merasa belum siap.     

Daffin tersenyum evil dia menarik handuk Sinta dan melemparkannya entah kemana arahnya.     

Sinta merasakan sinyal bahaya, dia belum siap tapi jika sudah begini, dia tidak bisa menolaknya lagi.     

Sinta tersenyum saat melihat ekspresi Daffin yang sudah berubah, ekspresi wajah Daffin yang sudah berubah menjadi ekspresi penuh hasrat dan juga seperti pria mesum lainnya.     

Sinta yang sudah pasrah, dia mengulurkan tangannya dan mengaitkan kedua tangannya di leher Daffin.     

Daffin semakin merasa semangat karena Sinta sudah menyerahkan dirinya dengan suka rela.     

Tanpa menunggu lagi, Daffin langsung mencium bibir Sinta dengan agresif, ciuman panas yang penuh dengan api hasrat yang membara membuat Sinta tidak bisa bergerak, dia hanya bisa membalasnya dan merasakan jika dia sudah berada didunia yang lain, Dunia fantasi cinta miliknya dan Daffin.     

Daffin melepaskan bibirnya setelah dia puas melumat habis bibir Sinta yang membuat dirinya merasa sangat menikmatinya, bibir Sinta memberikan efek candu untuk Daffin.     

ciuman panas itu bergerak ke tempat lain, kearah pipi, telinga, leher dan juga tulang selangka, hingga meninggalkan banyak tanda cinta disana, memberi bukti jika tubuh Sinta hanya miliknya dan tidak boleh orang lain menyentuhnya selain dirinya.     

Daffin yang sudah hilang kendali terus menerus memberikan banyak ciuman dan cumbuan panas sehingga Sinta tidak bisa menahan dirinya lagi, tubuhnya menggeliat dan terus bergerak-gerak, erangan dan desahan lembut mulai keluar dari mulutnya. membuat Daffin semakin bersemangat untuk melanjutkan percintaannya menuju puncak cinta yang begitu indah.     

Sinta yang sudah hilang kendali atas dirinya meminta lebih dari sebuah cumbuan yang diberikan Daffin.     

Sinta berbisik ditelinga Daffin, karena Daffin sedang sibuk bermain dengan kedua gundukkan lembut miliknya.     

"uhh, ahhh ... sayanghh, akuhh, akuhh, uhh ... ingin itu!" Sinta belum selesai berbicara karena Daffin sudah memulainya terlebih dahulu.     

dia menyeringai dan menatap kearah Sinta "sayang, aku sudah memulainya, panggil nama aku sayang, ayo panggil aku!" ucap Daffin dan dia mulai mengerakkannya.     

Sinta mengerang dan suara desahan semakin keras, tangannya mencengkram erat leher Daffin dan mengacak-acak rambut Daffin.     

Sinta terus memanggil nama Daffin, entah itu nama ataupun dengan nama sayang dengan suara yang sangat seksi dan sangat menggoda membuat Daffin semakin bersemangat dan juga semakin menggila.     

namun, saat mereka sedang asyk dengan dunia cintanya, ponsel Sinta kembali berbunyi.     

Sinta yang sudah melayang-layang tiba-tiba terkejut, dia kembali ke dunia nyatanya.     

Daffin masih bergerak dengan ritme penuh semangat membuat Sinta sulit untuk berbicara, dengan susah payah Sinta pun berkata "ahh ... sayanghhh, ponsel aku bunyi lagihhh, uuhh ... ahhh, bisakah aku mengambilnyahhh duluhh, uuh ... sayanghh!" ucap Sinta sambil mendesah cukup keras.     

Daffin menghentikan aksinya dan melihat kearah Sinta.     

Dengan suara terengah-engah dengan nafas yang bergemuruh Daffin pun berkata "nanti saja sayang, sebentar lagi, oke!" ucap Daffin sambil mencium bibir Sinta.     

tapi ponsel Sinta terus berbunyi.     

"tapihh, sayanghh ... akuhh takuthh itu dari rumah sakit, aku mohon berikan ponsel aku ya!" ucap Sinta, suaranya masih mendesah tapi dia berusaha bicara dengan nada biasa.     

Daffin merasa sedikit kecewa, tapi dia juga tidak ingin Sinta marah dan mengindari dirinya lagi.     

Daffin menghentikan aksinya, dia bangun dari atas tubuh Sinta dan mengambilkan tas Sinta.     

Sinta yang tidak memakai apapun langsung menarik selimut, dia merasa sedikit malu jika dalam keadaan sadar dia tidak memakai apapun didepan Daffin.     

Daffin mengambil tas Sinta dan langsung memberikannya.     

Daffin masuk kedalam selimut dan menindih Sinta lagi.     

"ahh ... sayang kenapa kamu ada disini lagi?" ucap Sinta, dia merasakan ada benda keras masuk lagi kedalam tubuhnya.     

""kamu angkat teleponnya, biar aku saja yang bergerak!" ucap Daffin, dia mengedipkan matanya dan mulai menciumi leher Sinta lagi.     

Sinta mulai mengerang lagi karena Daffin mulai menyerangnya lagi.     

ponsel Sinta berbunyi dan dia pun mengangkatnya, saat melihat ID pemanggilnya, Sinta yang sedang menikmati gerakkan Daffin langsung menegang.     

dia melotot dan berkata "uuh, sayang yang memanggil aku adalah Jeff, haruskah aku mengangkatnya?" ucap Sinta dengan suara seksinya.     

Daffin menghentikan gerakannya dan mengambil ponsel Sinta.     

Sinta terkejut dan berkata "sayang, apa yang ingin kamu lakukan? kamu tidak akan merekam kita sedang seperti ini kan?" ucap Sinta, dia sudah ketakutan.     

Daffin tersenyum dan menjawab "aku tidak segila itu, mana mungkin aku membiarkan pria lain melihat tubuh istriku ini!" ucap Daffin dengan tatapan lembutnya.     

Sinta menghela nafas pendek karena Daffin masih memiliki rasa malu.     

Daffin menekan tombol oke dan menyuruh Sinta yang menjawabnya.     

"sayang, ayo jawab dia sekarang!" ucap Daffin dengan nada memerintah.     

Sinta mengangguk dan dia menyalakan pengeras suaranya, di ingin Daffin juga mendengar apa yang akan Jeffery padanya.     

Daffin menggerakkannya lagi tapi dengan ritme perlahan, membuat Sinta merasakan kenikmatan cintanya lagi.     

Sinta menahan desahannya dan berusaha bicara seperti biasa.     

"halo," ucap Sinta sambil mengigit bibirnya.     

Dia ingin mendesah dan dia berusah mati-matian harus menahannya.     

itu membuat Sinta merasa sangat kesal pada Jeffery yang sudah mengganggunya.     

"halo," ucap Sinta sambil menggigit bibirnya.     

Daffin masih mengerakkan tubuhnya dan dia mengerang sendiri, menikmati semua bagian tubuh Sinta karena tubuh Sinta adalah miliknya seutuhnya walaupun hati belum menjadi miliknya tapi Daffin akan berusaha sekuat tenaga bisa mendapatkan hatinya dan juga cintanya Sinta.     

Jeffery merasa senang karena panggilan telponnya akhirnya diangkat oleh Sinta, tapi mendengar nafas Sinta yang terdengar terengah-engah seperti habis lari jauh dan suaranya juga terdengar sangat berbeda, suara Sinta terdengar sangat seksi.     

Jeffery mengira jika Sinta sedang menggodanya saat ini.     

"halo, Sinta! kamu sedang apa?" ucap Jeffery dengan suara gembira.     

Sinta yang ingin menjerit karena Daffin menambah kecepatan gerakannya, alhasil Sinta menggigit bahu Daffin, Daffin mengerang keras dan merasakan gigitan Sinta membuat dirinya semakin menggila, dia menambah kecepatannya dan sebentar lagi dia akan melakukan pelepasannya.     

Sinta sudah tidak tahan lagi, dia berbicara pada Jeffery.     

"halohh, Jeff, nanti kita lanjutkanhh." ucap Sinta dia tidak tahan lagi, langsung mematikan ponselnya dan mendesah dengan kuat, dia memanggil nama Daffin berkali-kali dan akhirnya dia pun melakukan pelepasan terakhirnya disusul dengan Daffin.     

merasakan seluruh tubuhnya sangat lemas tapi suasana hatinya benar-benar terasa sangat puas, Sinta memejamkan matanya dan mengatur nafasnya yang sudah sangat berat dan juga terdengar sangat kacau.     

Daffin menghempaskan kepalanya dan menjatuhkan wajahnya di dua gundukkan kenyal dan lembut milik Sinta.     

setelah selesai Daffin bangun dari atas tubuh Sinta dan berbaring disebelahnya, menarik tubuh Sinta agar masuk ke dalam pelukannya.     

Sinta mencari posisi yang nyaman untuk dia berbaring sambil memeluk Daffin disana.     

****     

follow IG aku ya gengs, kalau mau ngegosip bareng aku, hahahahahaha     

dhini7971,     

terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.