My Husband from My First Love

jangan ganggu dia!



jangan ganggu dia!

0Sinta yang sudah siap menerima tamparan dari nyonya Vivian hanya bisa menutup matanya dan bersikap pasrah atas apa yang akan dia lakukan padanya.     
0

namun, saat tamparan itu tidak kunjung datang, Sinta membuka matanya secara perlahan dan melihat jika tangan nyonya Vivian dipegang seseorang.     

nyonya Vivian terkejut dan saat melihat yang memegang tangannya itu adalah putranya sendiri, Jeffery.     

Jeffery melotot marah saat menatap kearah ibunya sendiri.     

Nyonya Vivian langsung menurunkan tangannya dan berkata "Jeff, kamu jangan salah faham! dia ... dia yang lebih dulu menabrak mama, dia yang bersikap sombong sehingga mama ingin memberi dia pelajaran agar tidak seenaknya disini. Jeff tolong percaya sama mama, dia ini wanita ular yang hanya ingin mendekati kamu karena uang kamu saja!" ucap nyonya Vivian, dia berakting seolah-olah dia yang tersakiti.     

Sinta hanya bisa menahan air matanya, dia menahan rasa sakit sekali lagi. karena nyonya Vivian pintar sekali membalikkan fakta saat berada tepat didepan Jeffery saat ini.     

Jeffery tidak menghiraukannya sama sekali, karena dia tahu jika ibunya telah berbohong.     

Jeffery melihat kearah Sinta dan melihat tangannya masih dipegang erat oleh security.     

timbul rasa cemburu teramat dalam Dihati Jeffery, karena yang boleh menyentuh Sinta hanyalah dia.     

Jeffery menatap security itu dengan tatapan marah dan berkata "lepaskan dia! saya tidak suka ada tangan orang lain yang menyentuh dia!" ucap Jeffery dengan tatapan penuh amarah.     

Security itu langsung melepaskan tangan Sinta dan meminta maaf.     

Jeffery menghempaskan tangannya dan mengusir pergi security itu.     

nyonya Vivian sangat marah, dia menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya, dia ingin sekali memberi pelajaran untuk Sinta, apalagi saat ini melihat putranya yang menatapnya penuh dengan rasa cinta membuat nyonya Vivian semakin membenci Sinta.     

Jeffery mendekati Sinta dan menyentuh tangan Sinta, saat dia melihat pergelangan tangan Sinta berwarna merah, Jeffery pun meniupnya dan bertanya "Sinta, ini pasti sangat sakit! ayo ikut aku, kita obati luka kamu!" ucap Jeffery yang masih menutup tangan Sinta yang terluka.     

Sinta merasakan hatinya semakin sakit, mendapatkan perlakuan baik dari Jeffery bukannya dia semakin mencintainya tapi sama saja dia menaburkan garam didalam hatinya, apalgi saat dia melihat tatapan nyonya Vivian yang sepertinya ingin sekali membunuhnya, membuat Sinta hanya bisa menghela nafas pendek dan ingin sekali pergi dari keadaan yang menyakitkan ini.     

Sinta menarik tangannya dan berkata "terima kasih untuk perhatiannya pak! saya minta maaf karena sudah menyusahkan bapak, saya mohon untuk pamit mengundurkan diri, karena saya harus bekerja saat ini!" ucap Sinta, dia mundur kebelakang dan secepatnya pergi meninggalkan Jeffery dan ibunya.     

Namun Jeffery ingin sekali mengejarnya tapi tangannya sudah ditarik oleh ibunya.     

"sudah Jeff, kenapa kamu masih mau mengejarnya! dia hanya wanita rendahan dan hanya menginginkan harta keluarga kita saja. Jeff, kamu sebentar lagi akan bertunangan, tolong jaga jarak dengan dia! bukankah kamu sudah menyetujui sendiri tentang pertunangan ini!" ucap nyonya Vivian yang berusaha menenangkan putranya.     

Jeffery tersenyum dingin dan menghempaskan tangan ibunya.     

"apa yang mama katakan tadi? coba katakan sekali!"     

nyonya Vivian langsung memalingkan wajahnya karena dia melihat jika putranya akan marah saat ini.     

Jeffery mendekati ibunya dan berkata "mama, apakah kamu lupa dengan janji yang mama katakan padaku saat itu?" ucap Jeffery dengan wajah mengerikan.     

nyonya Vivian mengangguk dan menjawab "iya, mama masih ingat! tapi Jeff, dia sangat sombong apakah kamu tega melihat mama disakiti oleh dia? Jeff kamu sepertinya ingin membunuh mama secara perlahan jika seperti ini!" ucap nyonya Vivian, dia mulai menitikkan air matanya dan berlatih jika dialah yang tersakiti.     

Namun Jeffery tidak peduli, karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri dari kejadian awal dia tidak sengaja menabrak mamanya sampai dia dimaki dan dihina oleh ibunya, Jeffery merasa sangat sedih karena dia tidak juga tidak berdaya saat ini..Jeffery melotot kearah ibunya dan berkata " mama jangan berbohong lagi! aku sudah melihat semuanya, Sudah aku katakan berkali-kali jangan ganggu dia, tapi mama masih saja mengganggu dia, jika mama terus seperti ini, aku akan membatalkan semua ini dan pergi membawa Sinta, apakah kalian mau jika aku seperti itu?"     

mendengar ucapan Jeffery, nyonya Vivian merasa sangat ketakutan, dia takut jika acara pertunangannya batal, maka mau ditaruh dimana wajah dia didepan teman-temannya nanti.     

nyonya Vivian tersenyum dan dia pun berusaha untuk membujuk Jeffery "Jeff, jangan lakukan itu, apakah kamu mau jadi anak yang durhaka karena sudah menyakiti kedua orang tua kamu, Jeff anak mama yang paling baik, mama mohon jangan lakukan itu, ya sayang! jangan ya! mama mohon!"     

Jeffery menatap tajam kearah nyonya Vivian dan dengan nada mengancam dia berkata "maka dari itu, jangan ganggu Sinta lagi. apalagi dengan mengatakan dia wanita murahan! dengarkan aku mama, jika aku mendengar mama mengatakan itu sekali lagi dan terus mengganggu Sinta! semua itu pasti akan terjadi. Ingat itu!"     

setelah mengatakan itu, Jeffery pergi meninggalkan nyonya Vivian yang diam mematung, dia terkejut dengan sikap putranya yang benar-benar sudah mengancamnya.     

nyonya Vivian mengepalkan tangannya dan dengan api amarah yang sudah membakar seluruh hatinya dia pun berkata "sialan, dasar wanita murahan! awas kamu! setelah Jeffery menikah dengan Amanda, kamu akan saya singkirkan, sialan ... dasar sialan, arrrghhh ... benar-benar sialan semua!"     

nyonya Vivian marah besar tapi dia harus menahannya karena demi hubungannya dengan keluarga Smith dia harus melakukan ini, karena kelemahan Jeffery ada pada Sinta dan jika dia mengganggu Sinta sama saja sudah menantang Jeffery.     

setelah kejadian itu, nyonya Vivian pergi menuju ruangan suaminya, dia ingin menceritakan semuanya, dia ingin membuat pembalasan untuk Sinta, gara-gara dia Jeffery memarahi dia bahkan mengancam dia.     

dengan menahan api amarah yang meledak-ledak didalam hatinya, nyonya Vivian berjalan dengan cepat dan wajahnya terlihat jelas seperti ingin menelan semua orang yang ada di sekitarnya.     

wajah seramnya menakuti semua karyawan yang melihatnya secara tidak sengaja.     

berjalan masuk ke dalam lift dan menuju ke ruangan suaminya, Mark Alexander.     

***     

setelah lepas dari hukuman nyonya Vivian, Sinta berjalan menunduk, dia ingin menangis tapi dia masih harus menahannya, dia tidak ingin semua orang tahu jika hatinya saat ini benar-benar sudah terluka, luka memar ditangannya yang memerah tidak sebanding dengan luka hatinya saat ini.     

Mengisi absen dan menaruh tas ke dalam loker, Sinta secepatnya mengambil alat kebersihan, dia ingin segera menumpahkan rasa sakit hatinya dengan menangis.     

Tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan, Sinta berjalan lurus masuk ke dalam kamar mandi.     

Karen masih pagi, disana masih sangat sepi jadi Sinta langsung mengunci diri dan menangis sejadi-jadinya disana.     

Hanya dengan menangis bisa mengurangi rasa sakit dihatinya.     

sakit yang begitu dalam, sakit yang tidak akan sembuh dalam waktu yang lama, sakit yang menimbulkan trauma yang begitu dalam dihatinya.     

Sinta semakin takut untuk jatuh cinta, kepercayaannya terhadap pria semakin sulit dan orang kaya yang hanya bisa menindas dan menyakiti orang semacam dia, membuat Sinta tidak ingin lagi memiliki hubungan dengan pria kaya.     

termasuk Daffin, setelah dia menyelesaikan kontraknya itu, Sinta akan pergi menghilang sejauh-jauhnya dari Daffin mau pun Jeffery.     

Sinta ingin hidup damai tanpa ada pria kaya yang hanya bisa membuatnya merasa semakin merasa terhina.     

Sinta terus menangis tanpa mengeluarkan suara, hatinya sakit, sesakit-sakitnya.     

setelah puas menangis dan hatinya merasa jauh lebih tenang, Sinta kembali bekerja dengan suasana hati yang sangat buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.