My Husband from My First Love

makan siang atau memakan kamu?



makan siang atau memakan kamu?

0Setelah meninggalkan tempat itu, Daffin segera mengambil ponselnya dari saku jasnya, dia tersenyum kecil dan segera membuat panggilan telepon.     
0

Karena sudah masuk jam makan siang, Daffin bisa membuat alasan untuk mengajak Sinta makan siang bersama dan setelah itu, dia ingin meneruskan yang tadi sempat tertunda.     

Daffin tersenyum nakal dan bergumam "hehehe, sayang aku ingin memakan kamu saat ini! uuhhh ... pasti sangat lezat!" ucap Daffin, dia tersenyum sendiri.     

panggilan telpon pun terhubung ke ponsel Sinta.     

Sinta yang sedang mengantri di kantin untuk mendapatkan makanan yang dia inginkan, Sinta terkejut saat merasakan ponselnya yang berbunyi didalam saku celananya.     

Sinta mengambilnya dan saat melihat ID nya, Sinta mengerenyitkan dahinya dan bergumam sendiri "kenapa dia menelpon aku?"     

Sinta menekan tombol 'ok'     

dia pun mulai menjawab "halo, sayang."     

Daffin sedang berada didalam lift tersenyum senang "halo sayang, kamu sedang apa?"     

"aku sedang di kantin, menunggu giliran untuk membeli makan siang, kamu sendiri sedang apa?" ucap Sinta dengan nada kecil.     

tapi Aisyah yang berada tepat dibelakangnya samar-samar mendengar Sinta menyebut kata 'sayang' pada orang yang sedang menelpon Sinta saat ini.     

jiwa detektif Aisyah mulai menyala, dia ingin tahu siapa orang yang menelpon Sinta saat ini? Aisyah takut jika itu adalah Jeffery.     

Daffin yang berada diseberang telpon pun menjawab "aku sedang didalam lift mencari kamu, sayang aku masih ingin bersama kamu! errr ... bolehkah aku kesana untuk menemui kamu?" ucap Daffin, dia masih terus tersenyum.     

Jika sudah bersama Sinta, semua yang dia tampilkan saat di tempat umum langsung lenyap, yang ada hanya Daffin yang manja dan ingin selalu menempel dengan istrinya. Itulah Daffin dengan sisi lainnya, sisi yang hanya dia tunjukkan hanya untuk Sinta.     

Sinta terkejut, dia tidak mungkin menemui Daffin di tempat seramai ini, apalagi penampilan Daffin sangat mencolok dan pasti akan menjadi pusat perhatian, Sinta tidak ingin pernikahan kontraknya diketahui siapapun, karena menurutnya jika nanti mereka berpisah, tidak akan ada yang mengetahuinya juga. Jadi Sinta bisa menjalani kehidupannya dengan aman di masa depan tanpa ada hinaan dan olok-olokan kepadanya, diolok sebagai wanita yang telah dibuang oleh pria kaya dan Sinta sudah ketakutan terlebih dahulu sebelum itu terjadi.     

"hhhmm ... jangan! jangan kesini, nanti saja aku kesana! kamu dimana sekarang! aku kesana ya!" ucap Sinta dia keluar dari barisan dan hendak menyusul Daffin.     

"baiklah, aku tunggu kamu di mobil ya! jangan lupa bawa makan siang kamu! aku juga menginginkannya ya sayang!" ucap Daffin dengan lembut.     

Sinta terkejut dan menjawab " tapi! ini makanan murah dan mungkin tidak cocok untuk kamu!"     

"jangan mengatakan itu lagi! cepat bawakan aku juga, aku ingin ikut makan makanan yang kamu makan juga sayang!" ucap Daffin dengan nada memaksa.     

Sinta menghela nafas pendek, dia tidak bisa membantahnya.     

"baiklah, tunggu sebentar ya!"     

"iya sayang, aku menunggu nya dengan sabar."     

Daffin tertawa dan menutup panggilannya.     

dia tersenyum sendiri dan melihat kearah Marco.     

"Marco, kamu kembali duluan saja ke kantor, saya masih ada urusan disini!" ucap Daffin.     

dia melanjutkan ucapannya "kamu dan supir kembali bersama, saya ingin menyetir sendiri!"     

Marco terkejut, karena dia harus kembali ke perusahaannya dengan naik taksi, Marco tidak bisa membantah karena dia juga takut jika Daffin marah, kariernya pasti akan hancur.     

Marco mengangguk dan menjawab "baik bos!" ucap Marco dan dia memanggil supir itu, untuk segera datang menghampirinya.     

Tidak lama kemudian, supir itu datang dan memberikan kunci mobilnya. Marco dan sulit itu pun naik taksi dan segera kembali ke perusahaan milik Daffin.     

Daffin tersenyum dan sambil berjalan menuju parkiran.     

"sekarang, tidak ada yang bisa mengganggu kita, sayang!" ucap Daffin, dia terus tersenyum dan tidak sabar menunggu Sinta datang menghampirinya.     

Sinta yang kembali masuk ke dalam barisan setelah menerima telpon, terkejut saat Aisyah menepuk bahunya dari belakang.     

Sinta terkejut dan menoleh, dia tersenyum menyapa Aisyah "ada apa? kamu mengejutkan aku Ai!"     

"siapa yang menelpon kamu Sin? apakah Si brengsek itu mengganggu kamu lagi?" ucap Aisyah dengan nada kesal.     

"bukan! itu orang lain, mana mau aku bicara lagi dengan dia," ucap Sinta dan tiba-tiba sudah masuk gilirannya.     

Sinta memesan dua paket makanan dan membungkusnya.     

Aisyah semakin aneh dengan Sinta, dia tadi menelpon seseorang dengan menyebutnya 'sayang', sekarang membeli dua paket makanan dan dibungkus pula.     

setelah membayar, Sinta pamit ke Aisyah untuk pergi duluan.     

Aisyah merasa semakin penasaran dengan Sinta, Sinta terlihat sangat mencurigakan dan tidak terlihat seperti biasanya.     

setelah mendapatkan paket makanan, Aisyah mengikuti Sinta secara diam-diam.     

Sinta berjalan secara buru-buru karena dia takut jika Daffin menunggunya.     

Daffin yang sudah sampai di parkiran, dia masuk ke dalam mobil dan menyalakan pendingin disana. setelah itu dia pindah ke kuris belakang, menunggu Sinta datang.     

Sinta berjalan lurus menuju parkiran bawah tanah yang sepi, dia mencari mobil Daffin.     

setelah mencari sebentar, akhirnya dia menemukannya.     

Sinta tersenyum dan segera menghampirinya.     

Aisyah yang mengikuti Sinta terkejut karena Sinta mengetuk pintu mobil mewah berwarna hitam.     

Daffin langsung membukanya saat Sinta sudah ada disana.     

"sayang, kamu pasti menunggu lama ya disini!" ucap Sinta saat melihat Daffin sudah membuka pintu.     

"tidak terlalu lama, tapi karena aku dibuat menunggu, kamu harus memberikan aku kompensasi!" ucap Daffin dengan senyum anehnya.     

Sinta menahan tawanya dan berkata "kompensasi? kompensasi apa?"     

"hhhm, jangan berpura-pura tidak mengerti, sayang! ayo cium aku sekarang!" ucap Daffin, dia langsung menunjuk bibirnya.     

Sinta menoleh ke kiri dan ke kanan, dia takut ada yang melihatnya, setelah terlihat aman padahal dia tidak tahu jika Aisyah ada disana, dia sedang mengintip mereka.     

Aisyah terkejut dengan Sinta yang begitu berbeda, dia terlihat lebih genit dan juga manja apalagi pria yang bersamanya terlihat sangat tampan dan juga dia adalah pria kaya.     

Aisyah merasa jika Sinta sedang mencoba merayu pria itu, tapi pria itu juga merayu Sinta.     

Aisyah semakin penasaran dengan hubungan mereka yang terlihat jauh lebih intim daripada hubungan Sinta dengan Jeffery.     

Setelah memeriksa jika tidak ada orang disana, Sinta mendekati wajah Daffin dan mencium bibirnya, dia berniat hanya sebentar melakukannya tapi Daffin langsung memegang tengkuk kepala Sinta dan mendorong Sinta untuk menciumnya lebih dalam lagi.     

Sinta terkejut dengan apa yang Daffin lakukan padanya, tapi karena dia tidak berbuat apa-apa lagi, dia melanjutkan ciuman itu lebih dalam lagi, semakin dalam dan dalam lagi.     

ciuman lembut itu berubah menjadi sangat agresif, Daffin menghisapnya sangat dalam dsn melumat habis bibir Sinta dan membuat Sinta semakin menikmatinya.     

Daffin menarik Sinta untuk duduk diatas pangkuannya dan dengan secepatnya dia menutup pintu mobil itu dengan suara keras.     

Sinta terkejut dan dia melepaskan bibirnya yang sudah basah bekas lumatan Daffin.     

Daffin tidak mengizinkan Sinta berbicara, dia langsung mencium Sinta kembali.     

Sinta tidak bisa beraksi apapun, dia hanya bisa menikmatinya saja.     

Aisyah yang sedang mengintip pun terkejut, melihat Sinta yang sedang berciuman dengan pria tampan itu dan melihat gaya keduanya, mereka berdua saling menikmati bahkan lebih terlihat seperti pasangan mesum yang sudah diluar batas kewajaran.     

Aisyah, merasa tidak tega jika sahabatnya dipermainkan lagi oleh pria kaya semacam Jeffery apalagi pria ini terlihat jauh lebih tampan darinya, membuat Aisyah semakin ketakutan. Takut Sinta disakiti kembali oleh pria semacam itu.     

Aisyah keluar dari persembunyiannya dan berjalan menuju mobil dimana ada Sinta dan Daffin didalamnya, dia bermaksud menyelamatkan sahabatnya sebelum masuk ke lembah hitam yang akan merusak dirinya nantinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.