My Husband from My First Love

jangan salah faham!



jangan salah faham!

Di dalam mobil.     

Sinta yang duduk diatas pangkuan Daffin, dia melepaskan ciumannya dan berkata "uuh, sayang! kenapa tadi kamu langsung mencium aku! nanti ada orang melihat bagaimana?" ucap Sinta, dia menunduk malu.     

Daffin tertawa, dia sebenarnya tidak peduli dengan itu semua, kalau bukan karena Sinta yang meminta hubungan mereka dirahasiakan, mungkin dia akan melakukannya didepan orang banyak.     

Sinta merasa kesal, bukannya meminta maaf Daffin malah tertawa.     

"kenapa kamu tertawa? aku sangat malu tapi kamu? uuhh, kamu nakal sayang!" Sinta merajuk, dia cemberut karena Daffin malah menertawakan dia.     

Daffin menghentikan tawanya dan berusaha bersikap seperti biasa.     

"oke ... oke ... aku minta maaf sayang, jangan marah lagi! aku berjanji tidak akan aneh-aneh lagi. Aku akan menahan diri aku tidak sembarangan lagi seperti tadi, sekarang ayo tersenyum ya!" ucap Daffin, dia menyentuh dagu Sinta dan membantu dia mengangkat wajahnya untuk melihatnya saat ini.     

Sinta tersenyum manis dan menjawab "sayang, kamu tidak berbohong kan?"     

"tentu saja, aku berjanji! jangan cemberut seperti itu, aku tidak suka!" ucap Daffin, dia tersenyum cerah saat melihat Sinta yang kembali tersenyum padanya. Untuknya senyuman Sinta bisa menenangkan hatinya, karena senyuman Sinta sangat berarti untuk Daffin.     

"baiklah, aku tidak cemberut lagi! asalkan kamu tidak nakal lagi!" ucap sinta, dia mengulurkan kedua tangannya dan memegang leher Daffin, Sinta memeluk Daffin dengan erat.     

Daffin membalas pelukannya dan berkata "sayang, bisakah kita! ehhm ... ehhm!"     

Sinta melepaskan pelukannya dan bertanya "apa sayang? oh ya, bukankah kamu ingin makan siang bersama aku? ini aku bawakan dua nasi box, ayo kita makan!" ucap Sinta dan berusaha turun dari pangkuan Daffin namun Daffin menahannya.     

"nanti saja, cium aku dulu sekarang!" ucap Daffin, dia tersenyum aneh.     

Sinta yang sudah hafal dengan senyuman itu, jika dia sudah memiliki pikiran mesum padanya.     

Sinta memalingkan wajahnya dan berkata "sayang, tadi kan sudah! nanti saja di rumah kita lanjutkan ya!" ucap Sinta, wajahnya memerah dan pikiran kotor mulai menyelimuti alam bawah sadarnya.     

Sinta langsung menggelengkan kepalanya dan bergumam "ya tuhan, sejak kapan aku memiliki pikiran kotor semacam ini! Sinta, sadar ... sadarkan diri kamu!" ucap Sinta didalam hatinya, dia menggelengkan kepalanya berkali-kali.     

Daffin menarik tubuh Sinta dan kembali memeluknya.     

Sinta melihat kearah Daffin dan saat ini wajah mereka saling berdekatan.     

Tanpa mengatakan apapun, Daffin langsung mencium bibir Sinta dan melumatnya sekaligus.     

Sinta tidak bisa berbuat apapun, dia hanya menikmati alur dan membalas serangan Daffin.     

tangan nakal Daffin menyentuh kancing baju Sinta dan mulai membukanya.     

Sinta tidak menyadarinya, dia sudah terjebak didunia fantasi percintaan nya.     

saat Daffin baru membuka dua kancing baju Sinta.     

dari luar Aisyah mengintip dari jendela dan melihat jika Sinta masih berciuman dengan pria asing dan melihat tangan pria asing itu hendak melakukan hal yang menakutkan menurutnya.     

Aisyah langsung terkejut dan dia langsung menggedor kaca jendela mobil itu dengan kencang.     

"Sinta ... Sinta ... sadar Sinta, kamu jangan mau dimanfaatin pria itu! Sinta, buka pintunya sekarang! ayo cepat Sinta!" ucap Aisyah, dia sangat panik, dia takut Sinta diperkosa pria tampan itu.     

Sinta terkejut dan secepatnya melepaskan bibirnya. Bukan hanya Sinta tapi Daffin juga ikut terkejut.     

Daffin dan Sinta melihat kearah yang sama kearah jendela.     

Sinta terkejut karena itu adalah Aisyah, Sinta menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan berkata "ahhh, mati aku! Ai pasti melihat semuanya! ahhh ... aku ketahuan ini!" ucap Sinta dengan panik.     

Daffin menaikkan alisnya bertanya "kamu kenal dia?"     

"iya, dia sahabat aku satu-satunya, ahhh ... sayang pasti dia menyangka jika aku ini wanita mesum! bagaimana ini?" ucap Sinta dengan panik, karena Sinta dikenal polos, baik dan jauh dari kata wanita nakal atau mesum.     

Daffin tertawa dan segera memeluk Sinta,     

dia membuka pintunya dan Sinta semakin mallu.     

"ahhh, sayang apa yang kamu lakukan!" ucap Sinta dia memeluk Daffin dengan erat, lalu menyembunyikan wajahnya di dada Daffin.     

Daffin semakin senang, karena dia sangat menyukai jika Sinta sedang malu seperti ini.     

Saat pintu terbuka, dengan sigap Aisyah langsung masuk dan melihat jika Sinta malah memeluk erat pria asing itu dan menyembunyikan wajahnya.     

Aisyah berteriak keras "Sinta, apa yang sedang kamu lakukan dengan pria asing ini? dia playboy Sinta, jangan percaya lagi dengan pria model semacam ini, ayo Sinta kita pergi dan tinggalkan dia!" ucap Aisyah, dia berteriak marah dan melotot kearah Daffin.     

Daffin mencium kening Sinta dan berkata "saya bukan pria asing, ya kan sayang!" ucap Daffin dengan nada tidak tahu malu     

Sinta mengangkat wajahnya yang sudah memerah karena malu, dia menatap kearah Aisyah dan berkata "Ai, aku akan menjelaskan semuanya."     

Aisyah menaikkan alisnya dan bertanya "tunggu sebentar! menjelaskan apa? tentang hubungan kamu dengan pria asing ini?"     

ucap Aisyah, dia menatap tajam kearah Daffin.     

Daffin hanya diam dan tidak ingin bicara dengan Aisyah, dia melihat kearah Sinta dan berkata "sayang,"     

Sinta menarik nafas panjang dan menjawab "sayang, bisakah aku bicara dengan teman aku? hanya sebentar saja, nanti aku kembali lagi!" ucap Sinta dengan suara lembut dan sangat berbeda dengan biasanya.     

Aisyah terkejut karena Sinta begitu menurut dengan pria tampan itu, bukan hanya tampan tapi pria itu juga terlihat jika dia seperti orang kaya.     

Daffin tersenyum lembut, dia mengusap lembut Sinta dan berkata "iya, jangan lama-lama, sayang!"     

Sinta mengangguk dan turun dari pangkuan Daffin, dia keluar dari mobil dan menarik Aisyah untuk bicara lebih jauh, agar Daffin tidak mendengarnya     

Daffin mengusap bibirnya yang masih basah dan berkata "shitt ... baru saja aku memulainya, arrgh ... mengganggu saja!" ucap Daffin dengan nada kesal.     

Sinta dan Aisyah saat ini sudah saling berhadapan dan Aisyah melihat dua kancing baju Sinta terbuka dan disana terlihat jelas jika leher dan tulang selangka Sinta terdapat banyak tanda cinta disana.     

Aisyah melotot dan dia berteriak " Sin, itu apa? apakah kamu sudah gila! itu tanda merah, banyak sekali! apakah dia yang melakukannya?" ucap Aisyah dia merasa kesal dan ingin memukul pria tampan yang menurutnya sangat brengsek.     

Sinta mengangguk dan menjawab "iya, ini semua dia yang melakukannya. Ai, hubungan aku dan dia tidak seburuk yang kamu bayangkan, tolong jangan salah faham dulu, karena aku dan dia sudah menikah!"     

Aisyah yang awalnya terbakar emosi berubah menjadi terkejut dan tiba-tiba otaknya kosong karena sulit untuk menerimanya.     

Aisyah melotot kearah Sinta dan berkata "Sinta, kamu jangan bercanda? dia pria asing, aku saja tidak mengenalnya sama sekali! bagaimana mungkin kamu menikah dengannya? ahhh... Sinta! ini tidak lucu sama sekali! jadi jangan coba-coba membohongi aku sin!" ucap Aisyah dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan Sinta saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.