My Husband from My First Love

aku tidak berbohong



aku tidak berbohong

0Aisyah tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan Sinta.     
0

Sinta menghela nafas pendek, dia ingin menjelaskannya tapi tidak disini.     

Daffin yang ditinggal sendiri merasa kesal, dia pun turun dan menyusul Sinta yang sedang mengobrol dengan Aisyah.     

Daffin berjalan mendekati mereka dan tiba-tiba menepuk bahu Sinta dari belakang. Sinta yang ingin menjelaskan pada Aisyah langsung tiba-tiba terdiam. Dia tahu jika Daffin sudah ada dibelakangnya.     

Sinta menoleh dan melihat ada Daffin tepat disampingnya saat ini.     

Sinta tersenyum canggung dia sebenarnya ingin menjelaskan semuanya tapi karena Daffin sudah ada disampingnya, Sinta tidak bisa melakukannya.     

"eh, sayang kenapa kamu ada disini?" ucap Sinta sambil tersenyum.     

Aisyah terkejut, dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya, karena melihat Daffin secara jelas saat ini, karena Daffin sangat tampan dan juga sangat luar biasa, membuat Aisyah juga terpesona bahkan tanpa sengaja dia berucap "woww, seperti artis di televisi!"     

Sinta melihat kearah Aisyah dan di juga tertawa karena untuk pertama kalinya, sahabatnya bisa seperti itu.     

Daffin merangkul pinggang Sinta dan berkata "sayang, jam makan siang sebentar lagi habis. Lebih baik kamu makan dulu! bukankah setelah ini kamu harus bekerja lagi atau mau ikut dengan aku?"     

"eh, tidak perlu sayang. Aku mau kerja lagi, hehehehe ...." ucap Sinta, dia langsung menolaknya.     

"kamu yakin tidak mau ikut dengan aku?"     

"tidak sayang, terima kasih!" ucap Sinta, dia menolak ajakan Daffin.     

Aisyah kembali ke dunia nyatanya dan melihat interaksi antara Sinta dan Daffin yang terlihat begitu dekat dan juga mesra. Membuat Aisyah terkejut, Aisyah mengenal Sinta sejak lama jadi saat dia melihat Sinta yang terlihat manja dan juga sedikit menggoda pria tampan itu, membuat Aisyah tidak percaya jika itu adalah masih Sinta sahabatnya.     

setelah melihat kearah Sinta, Aisyah juga memperhatikan Daffin, pria tampan itu bersikap baik dan juga terlihat begitu menyayangi Sinta dan tidak terlihat seperti pria brengsek lainnya yang hanya memanfaatkan wanita sebagai mainannya.     

Daffin menatap lembut kearah Sinta, dia sebenarnya tidak ingin melepaskannya tapi dia harus menghormati pekerjaan Sinta dan berusaha menahan dirinya lagi.     

Aisyah terbatuk kecil saat melihat kemesraan dua orang yang ada didepannya saat ini.     

"uhuuk, Sinta tadi kamu bilang kalau pria ini suami kamu? tapi aku tidak percaya, jadi bisakah kalian menjelaskan semua ini!" ucap Aisyah, dia menatap kedua orang yang berada tepat didepannya saat ini.     

Sinta melirik kearah Daffin dan berkata "sayang, bisakah aku menjelaskannya? teman aku sudah salah faham tentang hubungan kita ini!"     

Daffin mengulurkan tangannya dan tangan Sinta, dia menunjukkan sepasang cincin yang sama kearah Aisyah.     

Sinta terkejut dengan apa yang dilakukan Daffin.     

"ini bukti dari pernikahan kami, apakah kamu sudah percaya sekarang?!"     

Aisyah terkejut, karena melihat cincin yang sama yang mereka kenakan saat ini, Aisyah mengetahui cincin yang di pakai Sinta, dia berfikir itu hanya cincin biasa tapi ternyata itu adalah cincin tanda pernikahan mereka.     

"jadi kalian? benar-benar sudah menikah?"     

"iya, aku tidak berbohong, kamu saja yang tidak percaya padaku, Ai!" ucap Sinta.     

"lalu, kapan kamu menikah Sin? aku benar-benar tidak tahu sama sekali!" ucap Aisyah, dia benar-benar sangat penasaran.     

Sinta ingin menjelaskannya tapi dia merasa canggung karena ada Daffin disampingnya.     

Daffin menaikkan alisnya dan berkata "baiklah, karena jam makan siang sudah hampir habis, lebih baik kalian makan dulu. Nanti bisa dibicarakan lagi!" ucap Daffin dan dia meneruskan ucapannya.     

"sayang, ayo makan dulu! nanti kalau kamu sakit bagaimana? aku bisa gila nanti jika kamu sakit nanti!" ucap Daffin, dengan wajah penuh kekhawatiran.     

Sinta menahan tawanya dan menjawab "puft ... memangnya kamu akan menggila jika aku benar-benar sakit? kok aku tidak percaya ya!"     

Daffin menarik Sinta untuk masuk ke dalam pelukannya dan menatap Sinta dengan tatapan penuh kejujuran.     

"aku tidak berbohong! sudahlah ayo cepat makan dulu! jangan tanya apapun lagi, intinya aku tidak ingin kamu sakit!" ucap Daffin langsung membawa Sinta masuk ke dalam mobil.     

Sinta menoleh kearah Aisyah yang masih setengah sadar, dia masih belum percaya tentang apa yang dia lihat saat ini.     

"Ai, ayo ikut! kita makan didalam mobil saja ya! kamu juga belum makan kan?" ucap Sinta.     

Aisyah langsung tersadar, dia mengangguk dan ikut masuk ke dalam mobil.     

Aisyah duduk di kursi depan sedangkan Sinta dan Daffin duduk dikursi belakang.     

Sinta membuka nasi box miliknya dan memberikan satu lagi kepada Daffin.     

Daffin menolak dan berkata "sayang, aku tidak ingin makan sendiri!" ucap Daffin dengan suara manja.     

Sinta terkejut, karena jika mereka sedang berdua mungkin Sinta akan melakukan apapun yang diminta Daffin tapi ada orang lain disini.     

Sinta menunduk malu dan berkata "sayang, maksud kamu apa?"     

"suapi aku sayang!" ucap Daffin yang merengek seperti anak kecil.     

dari depan Aisyah menahan tawanya dan hampir terbatuk karena tersedak.     

Sinta merasa canggung tapi dia harus melakukannya. Tanpa pikir panjang lagi Sinta menyuapi Daffin dan dan Daffin sangatlah senang, dia merasa makanan itu sangat lezat walaupun rasanya memang kurang enak tapi karena disuapi oleh Sinta makanan itu berubah menjadi sangatlah lezat dan nikmat.     

Beberapa saat kemudian, akhirnya makanan itu habis dan makan siang pun selesai.     

Daffin bersendawa, dia merasa bahagia hari ini.     

Sinta merapihkan semua bekas makanannya dan melihat waktu sudah hampir habis.     

"sayang, aku kembali kerja lagi ya! nanti sore aku mau pergi ke rumah sakit dulu lalu pulang ke rumah aku, errr ... kamu mau ikut pulang kesana atau?"     

sebelum Sinta menyelesaikan ucapannya, Daffin menyela "kamu ke rumah sakit dulu, nanti aku jemput kamu disana, kita pulang sama-sama ya!" ucap Daffin sambil mengecup kening Sinta.     

"sayang, kamu yakin akan bertahan disini? aku bisa membantu kamu! ayolah sayang, kamu lebih baik tinggal di rumah dan hanya melayani aku saja! aku tidak rela istriku yang cantik ini harus bekerja keras seperti ini belum lagi banyak mata pria yang memandang kamu, apalagi si brengsek itu! huft, aku benar-benar tidak rela!" ucap Daffin dan dia memeluk Sinta lagi.     

Sinta merasakan hatinya terasa hangat, perhatian sederhana yang diberikan Daffin begitu berarti untuknya.     

"sayang, kamu cemburu?" ucap Sinta, dia keceplosan.     

Sinta langsung menutup mulutnya dan mengutuk dirinya karena mengatakan hal itu.     

Daffin tertawa dan menjawab "iya, aku cemburu. Kamu istriku, kamu juga milikku sayang. Mana mungkin aku rela berbagi kamu dengan orang lain, aku tidak rela sayang!" ucap Daffin dengan nada lirih.     

Aisyah semakin mengerti tentang pria tampan yang menikahi Sinta, dia pria yang sangat baik dan juga dia terlihat benar-benar menyayangi Sinta, diam-diam Aisyah tersenyum sendiri karena akhirnya Sinta bisa melupakan Jeffery dan mendapatkan suami yang terlihat jauh lebih luar biasa dari si brengsek Jeffery itu.     

Sinta melepaskan pelukannya dan menyentuh kedua pipi Daffin. Sinta menatap Daffin dengan dalam dan berkata "Kamu tidak perlu khawatir, aku ini hanya milik kamu sayang, kamu sudah banyak menolong aku dan aku juga bersyukur bisa menikah dengan kamu! jadi jangan berpikiran aneh-aneh lagi ya!"     

Daffin mengangguk dan tersenyum lembut kearah Sinta.     

Daffin ingin mencium bibir Sinta tapi saat dia mengingat ada orang lain disana, Niat dia pun langsung menghilang.     

Sinta melepaskan sentuhannya dan berkata "sayang, aku kembali kerja lagi ya! sampai ketemu nanti sore. yang semangat kerjanya dan jaga kesehatan kamu ya sayang!" ucap Sinta dia menggenggam tangan Daffin.     

Daffin mengangguk, dia mengecup kening Sinta sekali lagi.     

"iya sayang, kamu juga hati-hati ya!"     

Sinta mengangguk dan dia membuka pintu dan segera keluar.     

Sinta tersenyum dan melambaikan tangannya.     

Daffin membalas lambaian tangan itu dengan hati yang berat, berat untuk melepaskan Sinta.     

Sinta pun pergi bersama Aisyah untuk masuk ke dalam gedung itu dan Daffin pun pergi menuju perusahaaannya kembali.     

note auto :     

mohon maaf untuk beberapa hari ini cuman bisa up satu dulu aja ya!! soalnya lagi dikejar deadline di sebelah, suruh endingin story' aku yang disana :folded_hands::folded_hands::folded_hands: jadi mohon pengertiannya ya! terima kasih :heart_suit::heart_suit::heart_suit: dalam cinta dari akuh :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.