My Husband from My First Love

menolong Aisyah (part 2)



menolong Aisyah (part 2)

0Sinta masih saja ketakutan, di menyembunyikan wajahnya didalam pelukan Daffin.      0

"sayang, aku takut!" ucap Sinta dan tangannya menggigil kembali.     

"jangan takut, kan ada aku disini," ucap Daffin dia mengecup rambut Sinta berkali-kali.     

pria tua itu tertawa kembali dan menyuruh kedua pengawalnya untuk menyerang Daffin.     

namun kedua pengawalnya langsung menghalanginya dan memberi pelajaran pada kedua preman itu dalam satu kali gerakan.     

bukkk .... bukk ...     

suara baku hantam bergema disana.     

Sinta yang ketakutan tidak mau melihatnya sama sekali, dia tidak pernah melihat perkelahian didunia nyata bahkan di film pun dia tidak menyukainya.     

jeritan dan raungan kedua preman itu yang merasakan kesakitan terdengar sangat jelas.     

"ahhh ... sakit, tolong lepaskan!" ucap kedua preman itu memohon untuk dilepaskan.     

kedua pengawal Daffin menoleh dan bertanya "bos, mau kita apakan mereka?"     

"bawa mereka ke kantor polisi," perintah Daffin dengan suara dingin.     

mereka pun dibawa pergi oleh kedua pengawalnya dan hanya tersisa pria tua itu, dia menggigil ketakutan saat melihat tatapan Daffin yang menyeramkan.     

"tolong, ampuni saya, saya mohon!"     

Daffin tertawa dingin dan berkata "hahahaha, bukankah tadi kamu sangatlah sombong? ayo kemari, lakukan apa yang tadi kamu katakan," ucap Daffin dengan ekspresi wajah yang menakutkan.     

Sinta merasa jika Daffin kali ini sangat mengerikan.     

dia melihat wajah Daffin yang berbeda, dia terlihat serius dan juga mengerikan.     

Sinta tidak berani mengatakan apapun, dia hanya bergumam didalam hatinya "ya tuhan, kenapa Daffin terlihat menakutkan? apakah ini sifat aslinya? aduh ... aku takut sekali!" ucap Sinta dan dia langsung bersembunyi lagi didalam pelukan Daffin.     

pria tua itu langsung ketakutan, kesombongannya langsung menghilang.     

"sa ... saya minta maaf karena sudah mengganggu anda, sa ... saya mohon ampuni saya!" ucap pria tua itu, dia langsung bersujud dan meminta ampun ke Daffin.     

"anak muda tolong ampuni saya, saya mohon lepaskan saya, biarkan saya pergi dari sini!"     

"melepaskan kamu? kamu tadi sudah memiliki pikiran kotor bahkan tadi kamu ingin menyentuh istri saya mana mungkin saya melepaskan pria busuk semacam kamu yang sudah berani menginginkan istri saya," ucap Daffin dengan tatapan tajam, dia sangat marah karena ada orang yang berani menatap Sinta bahkan memiliki pikiran kotor padanya, karena hanya dia sajalah yang boleh memikirkannya karena Sinta hanya akan menjadi miliknya.     

Daffin melihat kearah Sinta dan berkata "sayang, kamu pergi temui teman kamu dulu sana, nanti aku menyusul!" ucap Daffin sambil mengecup rambut Sinta.     

Sinta melepaskan pelukannya dan mengangguk.     

"aku tunggu di rumah Aisyah ya, kamu hati-hati ya sayang!" ucap Sinta, dia pun pergi meninggalkan Daffin secepatnya.     

dia merasa takut saat melihat kearah pria tua itu, dia takut pria tua itu menyakiti Daffin.     

dengan tatapan enggan Sinta terus melihat kearah Daffin hingga dia pun pergi meninggalkannya.     

Setelah Sinta sudah tidak terlihat lagi, Daffin mendekati pria tua itu dengan tatapan yang menyeramkan.     

dia mencengkeram kerah baju pria tua itu dan berkata "katakan, apa saja yang kamu lakukan pada teman istri saya?" tanya Daffin dengan suara menyeramkan, arogan dan mengintimidasi membuat seluruh tubuh orang itu menggigil ketakutan.     

"sa ... saya, hanya ingin menagih hutang padanya dan karena dia tidak bisa melunasinya maka saya akan menjual Gadis itu, ta ... tapi jika kamu melepaskan saya, saya akan menganggap hutang itu sudah lunas, iya sudah lunas!" ucap pria tua itu dengan suara gemetar dan kakinya terus gemetar tiada henti, tanpa terasa celananya basah karena ketakutan.     

"oh, shittt ... kamu sudah tua tapi kenapa harus mengompol juga!" ucap Daffin dengan nada marah, dia melempar pria tua itu hingga terjatuh.     

brukk ...     

tubuh pria tua itu jatuh diatas tanah.     

dia merasa tubuhnya kesakitan.     

"aaww ... sakit sekali!" teriak pria tua itu sambil memegang pinggangnya.     

Daffin menatap jijik pria tua itu dan menjawab "jadi itu alasannya, tapi kejahatan kamu sangat tidak bisa ditoleransi lagi, lebih baik kamu renungkan semuanya di kantor polisi dan satu lagi, jangan menatap istri saya dengan tatapan menjijikkan itu! saya bisa mencongkel mata kamu hingga keluar, ingat itu!" ancam Daffin dengan wajah yang sangat menakutkan.     

Dari belakang, pengawal Daffin datang kembali bersama beberapa polisi yang menangkap pria tua itu.     

mereka pun membawa pria tua itu pergi menuju kantor polisi.     

Daffin tersenyum tipis dan berkata "haistt ... tadi sangat sombong tapi setelah berhadapan denganku dia malah basah karena ketakutan, huuhh ... hanya memiliki mulut besar saja sudah sangat sombong!" ucap Daffin dan setelah melihat semuanya dibawa pergi oleh polisi termasuk pria tua itu, Daffin pergi untuk menyusul Sinta.     

Di sepanjang jalan, Daffin menjadi pusat perhatian, semua warga tiba-tiba keluar dan karena mendengar suara teriakan dan mobil polisi sehingga mereka panik tapi saat melihat penampakan wajah Daffin yang tampan dan mencuri perhatian mereka lebih memilih untuk melihatnya daripada kasus sebenarnya.     

Daffin menghela nafas pendek dan bergumam "haistt, aku paling tidak suka menjadi pusat perhatian semacam ini!" Daffin menunduk dan berjalan lurus menuju rumah Aisyah.     

satu pikiran yang dia inginkan saat ini, menemui Sinta dan memeluknya.     

Daffin tersenyum sendiri dan berkata "sial, aku benar-benar sudah gila karena cinta!" ucap Daffin dengan suara kecil.     

tidak lama kemudian, dia pun menemukan rumah Aisyah dan dia mengetuk pintunya walaupun pintu rumah itu terbuka, Daffin takut salah masuk rumah, bisa repot nantinya.     

Di dalam rumah.     

Sinta yang sudah ada disana, dia sedang membantu Aisyah bangun karena Aisyah baru saja bangun dari pingsannya dan ada dokter pribadi milik keluarga Narendra juga ada disana.     

Daffin menyuruh pengawalnya untuk membawakan dokter karena dia khawatir jika ada sesuatu yang serius pada Aisyah dan ibunya.     

saat Aisyah bangun dia melihat Sinta yang duduk disampingnya, dia pun menangis dan segera memeluk Sinta dengan erat, tubuhnya masih menggigil ketakutan, dia mengingat jika terakhir dia di bius oleh dua pria berbadan besar dan kekar.     

"hiks ... hiks ... Sinta, aku takut! aku takut sekali Sinta!" ucap Aisyah dengan wajah penuh air mata.     

"jangan takut Ai, kamu sudah aman sekarang, tolong jangan menangis lagi ya!" ucap Sinta, dia melepaskan pelukannya dan membantu menghapus air mata di wajah Aisyah yang basah dan penuh oleh noda air mata.     

"Sinta, bagaimana kamu bisa kemari? lalu siapa yang menyelesaikan mereka semua? apakah itu suami kamu?" tanya Aisyah dengan penasaran.     

Sinta tersenyum dan mengangguk dengan sungguh-sungguh.     

"iya, memangnya siapa lagi coba! karena hanya dia yang bisa membantu kita saat ini," ucap Sinta, dia tersenyum dan tangannya masih membantu menghapus air mata di wajah Aisyah.     

setelah selesai dia pun melepaskannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.