My Husband from My First Love

my Hero (part 3)



my Hero (part 3)

2nyonya vivian terkejut saat tangannya ditahan seseorang, nyonya vivian merasa kesal dan saat dia melihat orang yang memegang tangannya, dia yang awalnya marah langsung merasa canggung.      1

dia menelan semua kemarahannya karena orang didepannya adalah orang yang paling penting didalam perusahaannnya dan sebelum Amanda menikah dengan jeffery, perusahaannya masih harus bergantung pada orang ini dan juga perusahaannya.     

nyonya Vivian menahan amarahnya dan berusaha tersenyum pada pria itu, walaupun dalam hatinya dia terus mengumpat.     

"eeehhh ... pak Daffin, kenapa anda ada disini?" tanya nyonya Vivian dan dia langsung menarik tangannya.     

Daffin menghempaskan tangan itu dan langsung memeluk Sinta.     

Sinta tersenyum saat menatap daffin yang ternyata menolongnya saat ini.     

"sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanya Daffin, dia melepaskan jas yang dia gunakan dan membantu memakaikannya pada Sinta.     

"Terima kasih sayang, kamu kenapa bisa ada disini?" tanya Sinta dengan rasa penuh penasaran.     

Daffin tersenyum kearah Sinta dan semua wanita menjadi gila, termasuk Amanda yang memperhatikannya dari jauh dan Vina yang ada disana.     

tapi tidak untuk Jeffery dan Benard, mereka merasa sangat cemburu.     

"kita pulang sekarang! aku sudah mengatakan tetap diam di rumah dan jangan kesini? kenapa kamu tidak mendengarkan aku, hhhm?" ucap Daffin, dia ingin marah tapi dia takut Sinta ketakutan lagi padannya.     

Sinta menunduk, dia tahu jika dia sudah bersalah dan dia siap menerima kemarahan Daffin di rumah nanti.     

"uuhh... aku minta maaf sayang, aku tahu kalau aku yang salah!" ucap sinta, suaranya terdengar sangat lembut dan manja.     

dia membalas pelukan Daffin dan masuk kedalamnya, menyembunyikan wajahnya didalam pelukannya.     

Daffin yang merasa kesal langsung berubah menjadi luluh, melihat Sinta yang menggodanya didepan semua orang.     

nyonya vivian dan suaminya merasa terkejut, melihat Sinta yang manja pada pria yang luar biasa seperti Daffin dan Daffin yang selalu memasang wajah dingin dan sulit didekati begitu lembut bahkan mau tersenyum padanya.     

apalagi mendengar obrolan mereka yang tidak menganggap siapapun dan seperti dunia milik mereka berdua.     

Amanda mengepalkan tangannya dan mengumpat didalam hatinya "sialan! dia sudah menggoda jeff dan sekarang Daffin pun dia goda. Dasar jalang sialan, awas kamu sinta! aku jauh lebih cantik dan lebih kaya dari kamu, hahahha... Jeff saja bisa aku dapatkan tidak mungkin jika Daffin tidak bisa aku dapatkan!" ucap Amanda dengan sombongnya. dia yakin jika dirinya jauh lebih baik darinya padahal, tidak sama sekali.     

Benard yang berdiri tidak jauh dari Sinta dan Daffin hanya bisa mengepalkan tangannya, dia hanya terlambat satu menit saja tapi dia sudah kehilangan kesempatan yang bagus dalam hidupnya.     

"sial! siapa pria itu? dia bukan Jeffery, yang aku tahu jika Sinta hanya menjadi kekasihnya jeffery dan dia? dia siapa? arrghh... aku terlalu meremehkan tadi, aku seharusnya yang mendapatkan Sinta, harus!!!" gumam Benard dan dia pun kembali ke tempat duduknya yang tadi, dia tidak mungkin mempermalukan dirinya sendiri ditempat umum seperti ini.     

Benard pun mundur dan duduk ke tempat yang tadi dia sempat tinggalkan.     

nyonya vuvian dan Mark saling memandang, mereka bingung dengan hubungan Sinta yang bisa mengenal Daffin apalagi mereka juga terlihat sangat mesra.     

nyonya vivian sangat penasaran tentang apa yang terjadi pada mereka berdua.     

"uuhuukkk... pak Daffin, mohon maaf jika pelayan ini sudah tidak sopan pada anda dan dia tiba-tiba memanggil anda dengan seperti itu, saya akan menyuruh dia untuk melepaskan anda!" ucap Mark, dia masih terus menyalahkan Sinta.     

Daffin menoleh dan melihat kearah Mark, Vivian, Hendri dan juga istrinya yang kebetulan sedang berada didepannya.     

"tidak perlu, karena saya akan membawanya pulang!" ucap Daffin dengan suara dingin.     

dia menoleh kembali kearah Sinta dan berkata "ayo kita pulang sayang, pakaian kamu basah semua seperti ini, aku tidak mau kamu sakit gara-gara ini semua," ucap Daffin sambil mengecup puncak kepala Sinta dengan lembut.     

mendengar itu, nyonya vivian semakin kesal, dia merasa jika Sinta memang benar-benar wanita murahan yang sengaja menggoda banyak pria kaya untul dirinya sendiri.     

Tiba-tiba nyonya Vivian pun kembali bicara.     

"pak Daffin, anda jangan terpengaruh dengan wajah polos wanita ini, dia ini hanya wanita murahan dan hanya mau menggoda pria kaya untuk mendapatkan uang, saya mohon agar pak Daffin jangan terlalu dekat dengannya, dia sangat berbahaya!" ucap nyonya vivian, dia menatal tajam ke arah Sinta.     

Sinta tidak mau melihat wajah nyonya Vivian, Sinta malah sibuk memandang wajah tampannya Daffin, untuknya lebih baik memandang wajah tampan Daffin daripada harus melihat wajah-wajah orang sombong yang sedang menindasnya.     

Daffin merasa kesal, dia menatapa dingin kearah nyonya Vivian dan berkata "iya dia sangat berbahaya, karena banyak pria yang menginginkannya termasuk putra anda, tapi saya tidak akan membiarkan satu orang pun merebut dia dari tangan saya, karena dia hanya menjadi milik saya!" ucap Daffin dengan tatapan penuh amarah.     

nyonya Vivian terkejut, seorang Daffin yang terlihat dingin dan sulit didekati telah jatuh cinta pada wanita miskin seperti Sinta dan kata-katanya itu persis dengan putranya.     

Daffin mengeratkan pelukannya dan dia pun segera membawa Sinta pergi dari tempat itu, meninggalkan orang-orang yang masih merasa bingung dengan ucapan Daffin yang mengklaim jika wanita miskin dan menjadi pelayan malam ini adalah wanita miliknya.     

Daffin membawa Sinta pergi dari tempat itu dan dia melupakan sesuatu.     

Daffin menoleh kebelakang dan berkata "pak Mark, urusan kita belum selesai! sampai bertemu di hari senin!" ucap Daffin dengan tatapan membunuh.     

Mark langsung merasa menggigil diseluruh tubuhnya.     

Dia bersusah payah ingin mendapatkan kerja sama dengan perusahaan milik Daffin tapi sekarang? melihat tatapannya tadi, mengisyaratkan jika kerjasama perusahaannya diambang dibatalkan, dia akan merugi dan efeknya perusahaannya akan dalam krisis besar.     

keringat dingin mulai mengalir dan wajahnya mulai terlihat sangat pucat.     

nyonya Vivian mengumpat marah seiring menatap punggung Sinta dan Daffin yang berangsur-angsur menghilang.     

semua orang merasa jika Sinta dan daffin terlihat cocok hanya saja pakaian pelayan Sinta sajalah yang merusak mata mereka, karena kelas mereka terlihat dengan jelad begitu berbeda.     

sepanjang jalan menuju pintu keluar, Sinta terus mendapatkan tatapan berbagai macam. ada yang jijik, iri dan juga meremehkan membuat Sinta merasa dirinya memanglah tidak pantas saat bersama Daffin, Sinta menunduk dan hatinya merasa sangat sedih, dua kali terlibat cinta dengan pria kaya, membuat Sinta takut, takut jika kejadian dengan Jeffery terulang kembali.     

peluKan Sinta tiba-tiba melonggar dan saat sudah dipintu keluar, sinta melepaskan pelukannya dan berkata "hhmm... aku mau mengambil barang-barang aku dulu diruang belakang, kamu tunggu disini dulu ya!" ucap Sinta, dia pun segera pergi meninggalkan Daffin tanpa menoleh ke belakang.     

Daffin merasa aneh, dia merasakan jika Sinta tiba-tiba menghindarinya, sambil memandang sinta yang semakin menjauh darinya, daffin menghela mafas panjang dan berkata "ada apa kamu sayang? apakah kamu sedang menghindari aku? tapi kenapa?" gumam Daffin, sambil memandang Sinta yang sudah masuk lagi ke dalam.     

#mohon maaf kalau ada typo ya gengs, hehehe...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.