My Husband from My First Love

Setuju!



Setuju!

2Di dalam ruang kerjanya.     1

Daffin melempar berkas yang membuatnya semakin merasa kesal.     

"Sial! Saham lima persen itu benar-benar telah diambil oleh Mark? Tapi kapan itu terjadi?" Umpat Daffin, dia memijat dahinya.     

Awalnya dia merasa sangat percaya diri karena sudah mendapatkan saham lima persen itu.     

Marco menunduk dan dia pun menceritakan detailnya.     

"Bos! Orang yang menjual saham itu telah mengembalikan seluruh uang kita karena dia telah mengalihkan saham itu kepada Mark Alexander. Menurut penyelidikan saya, dia diancam oleh Mark Alexander, istri dan anaknya telah menjadi tawanannya sehingga dia tidak bisa memiliki jalan yang lain selain menjualnya kepada Mark," ucap Marco, dia menjelaskannya secara detail.     

Daffin menghela nafas pendek. Dia juga tidak mungkin menyalahkan Marco atau pun orang itu. Karena ini semua berasal dari rencana Mark yang secara terang-terangan sudah mengajaknya untuk bertarung.     

"Baiklah! Saya mengerti sekarang. Saya juga tidak bisa menyalahkan kamu atau orang itu. Sepertinya akan sedikit sulit untuk membebaskan Sinta dari tempat terkutuk itu. Arrghhh … kalau saja ini di Rusia, sudah aku habisi mereka semua!" Umpat Daffin. Disini dia bukanlah komandan militer dan statusnya hanyalah sebagai pengusaha yang baik dan juga bersih. Dia sulit untuk bergerak karena ini bukan daerah kekuasaannya.     

"Sial! Aku benar-benar ingin membunuh mereka semua!" Umpat Daffin. Dia benar-benar sangat marah.     

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar.     

Marco pun bangun dan membuka pintu ruangan Daffin. Ada bagian resepsionis mencari Marco.     

"Pak Marco, ada tamu yang ingin bertemu dengan bos," ucap wanita yang menjaga dibagian resepsionis, dia orang baru yang menggantikan wanita yang pernah menghina Sinta beberapa waktu yang lalu.     

Marco mengerenyitkan dahinya, dia merasa tidak ada jadwal untuk bosnya bertemu dengan tamu dari luar hari ini.     

"Siapa? Pria atau wanita?" Tanya Marco dan dia masih terus saja berpikir.     

"Seorang pria dan dia mengatakan jika dia sudah berjanji akan datang hari, namanya Arya," ucap wanita itu.     

Saat mendengar namanya Marco langsung tertawa karena dia benar-benar sudah melupakan Arya.     

"Oh iya! Itu adalah tamu si bos. Ayo cepat! Suruh dia masuk," ucap Marco. Dia langsung menyuruh wanita penjaga bagian resepsionis itu untuk mengatakan Arya hingga kemari.     

Wanita itu pun mengangguk dan dia pun segera kembali ke lantai bawah.     

Marco kembali masuk dan duduk kembali didepan meja kerja Daffin.     

Daffin yang masih serius dengan setumpuk pekerjannya langsung menoleh dan bertanya, "Ada apa?tadi siapa yang kemari?"     

Marco tersenyum dan dia pun menjawab, "Bos, dia benar-benar datang, sebentar lagi orangnya juga akan masuk kesini," jawab Marco, dia yakin jika Daffin pasti akan merasa sangat senang saat melihat Arya datang untuk menemuinya.     

"Siapa? Apakah dia orang yang penting? Jangan katakan kalau istriku datang kemari?" Tanya Daffin, wajahnya terlihat merona dan senyuman langsung mengembang dari bibirnya.     

Marco langsung menepuk dahinya. Karena melihat Daffin langsung berubah ekspresi saat memikirkan Sinta.     

"Bukan bos! Nyonya muda sedang bekerja mana mungkin dia kemari," ucap Marco, dia tidak habis pikir. Setiap mendengar nama Sinta atau saat bertemunya ekspresi dingin dan datarnya langsung lenyap begitu saja dan berubah menjadi pria nakal dan manja.     

Tok … tok … tok …     

Terdengar suara pintu diketuk dari luar.     

Marco pun kembali bangun dari tempat duduknya, dia pun membuka pintu.     

Ceklek …     

Pintu pun terbuka dan dia pun melihat sosok yang tidak asing lagi. Pria yang masih muda, tinggi, tampan dan memiliki paras yang mirip dengan Jeffery pun berdiri tepat didepannya.     

Marco langsung tersenyum dan mengajaknya untuk masuk.     

"Arya, akhirnya kamu datang juga. Ayo masuk! Bos sudah menunggu kamu," ucap Marco.     

Arya langsung mengangguk dan dia pun langsung mengikuti Marco dari belakang.     

Saat Arya pertama kali masuk.     

Dia merasa kagum saat melihat Daffin yang sedang duduk dan serius dengan setumpuk pekerjaan yang ada didepan matanya.     

"Dia … dia terlihat sangat luar biasa," gumam Arya dan untuk beberapa detik dia menatap wajah Daffin yang terlihat jauh lebih tampan saat sedang serius.     

Marco merasa menggigil melihat tatapan Arya. Dia mengira Arya dan Nick satu jenis yang sama.     

Marco langsung berdehem untuk mencairkan perasaan gugupnya.     

"Ehhmm … silahkan Arya, kamu boleh mendekati bos," ucap Marco. Dia pun mengantar Arya untuk mendekati Daffin. Daffin mendengar suara Marco, dia mengangkat wajahnya dan melihat ada Arya yang sudah berada tepat didepannya saat ini. Daffin menatap kearah Arya dan dia tersenyum kepadanya.     

"Kamu sudah datang? Ayo, silahkan duduk dulu!" Pinta Daffin, dia mempersilahkan Arya untuk duduk.     

Arya mengangguk dan tersenyum kearah Daffin.     

Dia langsung duduk dan mengucapkan terima kasih.     

"Terima kasih pak Daffin."     

Daffin mengangguk dan dia melihat kearah Marco.     

"Marco, tolong bawakan minuman dan camilan kemari ya!" Pinta Daffin, dia terlihat sangat ramah dan membuat Marco merasa aneh dengan tingkah bosnya.     

"Ba … baik bos! Segera saya ambilkan," ucap Marco, dia pun langsung pergi meninggalkan ruangan Daffin.     

Kini tinggal Daffin dan Arya.     

Daffin melihat kearah Arya dan bertanya, "kamu sungguh datang kemari, saya mengira kalau kamu tidak akan datang. Bagus sekali, kamu pria sejati tidak seperti kakak kamu yang brengsek itu," ucap Daffin. Dia menepuk bahu Arya sambil tersenyum kepadanya.     

"Terima kasih pak Daffin, tapi saya benar-benar berterima kasih kepada anda. Anda sudah membantu saya dan ibu saya akhirnya bisa diselamatkan. Saya sangat berterima kasih kepada anda," ucap Arya, dia benar-benar bersyukur karena Daffin mau membantunya disaat semua orang menjauhinya termasuk ayahnya sendiri.     

"Tidak perlu berlebihan. Saat ini bisakah kamu membantu saya? Tapi ini menyangkut dengan ayah kamu," ucap Daffin. Dia menatap Arya dengan serius.     

Arya menarik nafas panjang. Dia bertekad ingin membalas dendam kepada ayahnya yang sudah menelantarkan dirinya dan juga ibunya.     

Arya memantapkan hatinya dan dia pun mengangguk setuju.     

"Saya bersedia. Dia bukan ayah saya lagi, bukannya anda tahu sikap apa yang dia tunjukkan kepada saya dan ibu saya selama ini. Jadi, dia tidak pantas untuk menjadi ayah saya," ucap Arya. Dia mengepalkan tangannya dan dari raut wajahnya, dia merasa sangat marah dan api dendam terus menyala dalam sorot matanya.     

"Bagus! Jika kamu sudah setuju, kita bisa memulai kerja sama kita. Mark sudah menipu saya, dia merebut lima persen saham yang saya beli. Dia mengancam sang pemilik saham itu dengan banyak trik. Jadi tugas kamu adalah, membantu saya merebut saham lima persen itu dan menggulingkan Mark dari kursi presiden direktur diperusahaan miliknya sendiri. Bagaimana Arya, apakah kamu bersedia? Misi ini cukup berbahaya. Entah untuk kamu dan juga saya," ucap Daffin. Dia kembali menatap kearah Arya yang terlihat masih memikirkannya.     

Arya tersenyum dan dia mengangguk setuju. Dia sudah bersumpah akan membantu Daffin dan juga akan melancarkan balas dendamnya melalui kerja samanya dengan Daffin. Jadi untuk apa dia harus mundur.     

"Saya setuju pak Daffin, apapun resikonya. Saya akan melakukannya. Saya percaya jika anda tidak akan menyakiti saya," ucap Arya dengan penuh percaya diri.     

Daffin tersenyum dan meraih tangannya. Mereka bersalaman dan menandakan jika mereka menyepakati kerjasama ini.     

cuap-cuap auto:     

rencana awal bulan ini, aku mau lanjutin satu story' yang Hiatus ( yang tertunda)     

diantara dua story' ini :     

- kamu seperti kekasihku     

-my beloved wife.     

mana yang mau aku lanjutin.     

silahkan komentar ya!     

dan terima kasih kepada semua readers yang masih stay on di story' ini. mohon maaf aku suka telat up ya. soalnya ada deadline di dua apl lainnya dan mohon maaf kalau story' ini masih banyak kekurangannya.     

salam sayang.     

Dhini_218     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.