My Husband from My First Love

Pria Tampan yang luar biasa.



Pria Tampan yang luar biasa.

0Di dalam jet pribadinya.     
0

Daffin duduk santai sampai menatap kearah luar.     

Dia tersenyum sendiri karena baru saja berpisah sudah mulai merindukan Sinta lagi.     

"Ya Tuhan, aku sudah merindukannya lagi. Jika tahu seperti ini, aku akan membawanya kemanapun aku pergi," gumam Daffin dan dia tersenyum tiada henti.     

Nick hang duduk disebelahnya masih sibuk dengan pikirannya sendiri.     

"Sayang, kenapa kamu tidak memberi kabar sama sekali? Apakah kamu benar-benar sudah mengkhianati aku?" gumam Nick, dia menghela nafas panjang dan mengambil ponselnya. Dia sudah mengirim dua puluh pesan sejak malam. Tapi Wilma tidak membalasnya. Nick menghubunginya hingga lima puluh kali panggilan tapi dia tidak menjawabnya.     

Hati Nick semakin gelisah dan dugaan tentang Wilma yang sudah mengkhianatinya semakin kuat. Namun, rasa cintanya telah mengalahkan rasa curiganya. Nick masih memiliki rasa kepercayaan kepada Wilma walaupun hanya tinggal dua puluh persen lagi.     

"Aku akan tetap merasa yakin jika kamu tidak akan mengkhianati hubungan kita ini sayang," ucap Nick. Dia pun menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi dan menutup matanya.     

Sementara Arya. Dia yang duduk dibelakang keduanya, sibuk memikirkan ibu nya yang dia tinggal sendirian di rumahnya.     

"Bagaimana ya dengan keadaan mama di rumah? Apakah mama akan baik-baik saja disana?" Ucap Arya, dia terus mengkhawatirkan ibunya yang memang kondisinya sudah jauh lebih baik, namun Arya masih saja mengkhawatirkannya.     

Disampingnya, Marco tidak memikirkan hal-hal lain selain pekerjaannya dan semua rencana yang sudah dia susun bersama Daffin jadi untuk Marco. Dia tidak memiliki hal-hal yang dia khawatiran atau rindukan diluar dari pekerjaannya. Karena Marco memiliki alur hidup yang biasa-biasa saja dan pernah jatuh cinta hanya kepada Sinta saat itu. Namun, setelah dia mengetahui jika Sinta adalah istri dari bos nya Marco pun langsung menyerah saat itu juga. Jadi untuk saat ini. Marco tidak memiliki sesuatu yang harus dia pikirkan didalam hati dan juga pikirannya.     

Tidak lama kemudian.     

Sang Co- pilot pun memberi peringatan jika mereka sudah berada diatas target pendaratan. Yaitu kapal pesiar yang Daffin tuju saat ini.     

"Pengumuman. Kita sudah sampai di titik target. Persiapkan diri kalian, karena sebentar lagi kita akan segera mendarat," ucapnya.     

Daffin dan semuanya langsung merasa terkejut dan kembali ke kesadarannya kembali setelah mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.     

"Bos, anda yakin ingin mendarat disana?" Tanya Marco sambil menunjuk kearah landasan kecil yang ada diatas kapal mewah itu.     

"Ya, kita mendarat disana. Landasan sudah cukup untuk pesawat ini," ucap Daffin dengan nada santai.     

Dia pernah mendarat di landasan yang jauh lebih kecil dari itu dan juga dalam Medan berbahaya. Dia yakin jika pendaratan kali ini akan berjalan mulus tanpa ada hambatan apapun.     

Pesawat pun mulai mendarat dan orang - orang yang kebetulan sedang berada tidak jauh dari sana merasa terkejut karena biasanya yang mendarat disana hanyalah helikopter biasa dan hanya berukuran kecil saja. Tapi saat melihat jet pribadi milik Daffin yang memiliki mode yang berbeda dan mereka belum pernah melihatnya sama sekali.     

Semuanya menatap kagum saat jet pribadi itu mendarat dan mereka tidak mau melirik kearah lain karena mereka sangat penasaran dengan pemilik jet pribadi yang super keren itu.     

Akhirnya, pendaratan pun berjalan dengan mulus dan pintu kabin pun mulai terbuka.     

Semua mata terus menatap kearahnya bahkan orang-orang yang ada di lantai bawah pun langsung datang ke tempat itu karena mendengar berita tentang ini semua.     

Klak …     

Pintu kabin pun terbuka, sosok pria tampan dan gagah keluar dari pintu itu. Dia berjalan dengan santai dan sedikit terkejut saat melihat jika dirinya kini sedang menjadi sorotan ditempat itu.     

Daffin mengerenyitkan dahinya sedikit tapi ekspresi dinginnya tidak berubah sama sekali.     

Semua orang terkejut saat melihat wajah Daffin yang sesuai dengan penampilannya.     

"Woahhh … apakah dia pemiliknya? Sangat menakjubkan. Dia memang pantas memilikinya. Sesuai dengan penampilannya pria itu memang sangat luar biasa," ucap beberapa orang yang terus memuji penampilan Daffin dan juga jet pribadi miliknya.     

Dari belakang Nick, Arya dan Marco mengikutinya dari belakang dan beberapa pengawal yang membawa barang-barang milik mereka.     

Karena penampilan tiga pria tampan lainnya dari belakang. Membuat semua orang disana semakin merasa takjub.     

"Woahhh ... Ada tiga pria tampan lainnya. Gila! Ini sungguh gila! Mereka berempat terlihat seperti sekelompok pria tampan yang sering aku lihat di telivisi," teriak beberapa wanita muda yang mulai menggila. Mereka tiba-tiba menjadi fans baru untuk Daffin dan kawan-kawan.     

Nick yang kebetulan melewati para wanita muda itu langsung menepuk dahinya, dia mendekati Daffin dan berbisik ditelinganya.     

"Daff, apakah penampilan kita terlalu berlebihan ya?! " Tanya Nick, yang merasa jika dirinya seperti selebritis pria yang tiba-tiba mendadak terkenal.     

Daffin hanya menghela nafas pendek dan menjawab, "Aku tidak tahu dan tidak mau peduli sama sekali. Sudahlah, ayo segera kita pergi dari sini. Aku jijik melihat para wanita itu saat menatap kita dengan tatapan. Ingin menerkam kita," ucap Daffin, dia langsung merasa menggigil diseluruh tubuhnya saat melihat tatapan liar semua wanita yang kini terus menatapnya tiada henti.     

Nick langsung tertawa dan dia pun menjawab dengan nada bercanda.     

"Hahahahaha … makanya, tutupi wajah kamu, agar mereka tidak memiliki fantasi liar dengan wajah tampan kamu, huhuhu … tapi, aku juga tidak merasa keberatan jika aku menjadi salah satu pria yang menjadi fantasi liar mereka juga," ucap Nick. Dia tertawa keras sambil menepuk bahu Daffin.     

Daffin tidak ingin tertawa karena dia jijik dengan ucapan Nick.     

"Terserah kamu saja Nick. Aku hanya ingin menjadi fantasi liar istriku saja. Dia boleh berfantasi semuanya tentang aku. Ehh … bukan berfantasi lagi tapi dia boleh memiliki tubuhku ini dengan suka rela," ucap Daffin dengan kalimatnya yang menurut Nick sangat tidak tahu malu.     

"Sial! Kamu mau membuat aku merasa cemburu Daff?!" Teriak Nick sambil menepuk bahu Daffin.     

Daffin hanya tersenyum tipis dan langsung bergegas meninggalkan Nick yang masih tertawa sendiri.     

Marco dan Arya saling memandang satu sama lain karena mereka tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh bosnya dan juga Nick.     

Hingga akhirnya mereka pun tidak berani bicara dan hanya mengikuti dua orang aneh yang ada didepannya saat ini.     

Mereka berempat segera pergi meninggalkan tempat itu secepatnya dan tanpa mereka sadari dari jauh jeffery dan juga Benard sedang mengawasinya.     

Jeffery tersenyum tipis dan bergumam, "Bersenang-senang saja dulu kamu Daffin, setelah ini. Kamu akan tahu rasanya dipermalukan dan mungkin, kamu tidak akan bisa bersama Sinta lagi," ucap Jeffery. Dia pun pergi meninggalkan tempat itu seiring dengan Daffin yang juga sudah menghilang dari pandangannya saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.