My Husband from My First Love

Dia pelakunya?



Dia pelakunya?

1setelah menghabiskan waktu cukup lama di dalam mobil.      1

akhirnya mobil Daffin pun sampai di perusahaannya.     

Sinta yang ketiduran sambil memeluk lengan Daffin dia terkejut saat mobil itu berhenti.     

"Hummm ... apakah kita sudah sampai?" tanya Sinta sambil menggosokkan matanya berkali-kali.     

"iya sayang, kamu mau menunggu disini atau ikut dengan aku?" Tanya Daffin, dia mengecup kening Sinta dengan lembut.     

"hhhmm ... aku ikut sayang, boleh ya?" tanya Sinta, dia masih menggosok matanya dan merapihkan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan.     

"Baiklah, kamu boleh ikut. tetap disamping aku dan jangan kemana-mana!" pinta Daffin, dia mencubit hidung Sinta dan tertawa bersama.     

"hehehhehe ... kalau aku hilang, terus ada yang mengambil aku di jalan bagaimana sayang?" tanya Sinta, dia tertawa sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.     

"Woahhh ... memangnya kamu anak kucing sayang! mana ada yang mau memungut kamu yang ada menculik kamu, baru itu ada," ucap Daffin, dia tertawa keras dan memeluk Sinta.     

"jadi, tetap disamping aku, karena aku takut istriku yang cantik ini ada yang menculiknya. hhhmm ... bisa gila aku, jika ada yang berani mengambil istriku ini," ucap Daffin, dia mencium pipi Sinta dan tertawa saat memandang wajah Sinta yang berada dekat dengannya.     

"hehehehe ... iya sayang, aku akan selalu bersama kamu, aku tidak akan melepaskan tangan aku ini, tetap menggenggam erat tangan kamu," jawab Sinta, dia tersenyum dan karena dia merasa gemas dengan suaminya yang semakin hari semakin protektif padanya membuat Sinta semakin merasa sangat mencintainya.     

"hehehehe ..., ini jauh lebih baik, ayo sekarang kita turun," ajak Daffin, dia mengecup ringan bibir Sinta dan langsung membuka pintu mobilnya.     

Mereka pun turun dan Daffin merangkul pinggang Sinta dengan erat. Dia benar-benar takut jika dia akan kehilangan Sinta.     

Sinta hanya bisa menahan tawanya, merasakan sikap Daffin yang menunjukkan jika dia benar-benar sangat mencintainya.     

"sayang, ini sangat berlebihan. Aku malu dilihat banyak orang," ucap Sinta, dia menunjuk kearah tempat dimana banyak orang yang sedang melihat mereka saat ini.     

Daffin tidak peduli sama sekali. Dia mengencangkan rangkulannya dan berjalan sambil mengangkat kepalanya, dia terlihat sombong dan merasa sangat bangga karena memiliki istri yang cantik dan juga sebaik Sinta.     

sebaliknya Sinta merasa malu, dia menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Daffin.     

setelah berjalan cukup lama. Mereka pun sampai di tempat kejadian.     

Daffin melihat semuanya dan karena dia dulu adalah salah satu anggota pasukan rahasia di luar negeri, jadi dia mengerti tentang semua trik penjahat, apalagi ini menurutnya sangat mudah untuk dia temukan.     

Daffin melepaskan rangkulannya dan melihat kearah Sinta.     

"Sayang, kamu tunggu disini. jangan kemana-mana!" ucap Daffin, dia terlihat sangat galak sekali.     

Sinta mengangguk dan menjawab, "iya! aku tunggu disini."     

"Baiklah, aku kesana dulu, ingat! jangan kemana-mana!" ucap Daffin sekali lagi, dia mencubit hidung Sinta yang menurutnya sangat menggemaskan dan pergi meninggalkannya.     

Sinta berdiri disana dan mencari tempat untuk duduk dan menemukan kursi yang kosong. Sinta pun duduk di sana sambil menatap Daffin yang biasanya selalu bersikap konyol dan selalu lembut padanya, berubah menjadi tegas dan terlihat menakutkan.     

Sinta tertawa sendiri melihat Daffin yang sesungguhnya.     

"hehehe ... dia benar-benar terlihat sangat mengerikan ya! berarti kelembutan dan gayanya yang lucu itu dia tunjukkan hanya padaku. hhhhmm ... ternyata aku sangat beruntung memiliki suami seperti dia walaupun aku berada dibawah level yang sebenarnya sangat tidak cocok dengannya," ucap Sinta, dia menghela nafas pendek karena dia sedikit rendah diri jika berjalan berada tepat disampingnya. Tapi, Daffin sendiri tidak mempermasalahkan itu semua jadi Sinta tidak terlalu mengambil pusing untuk memikirkannya.     

Di tempat TKP.     

Daffin mendekati polisi yang sedang melakukan penyelidikan dan Marco datang mendekatinya.     

"Bos! anda sudah datang?!" sapa Marco dengan sopan.     

Daffin mengangguk, wajahnya terlihat serius dan dia kembali ke Daffin yang sebenarnya, pria dingin dan serius dalam segala hal.     

"Bagaimana hasilnya?" tanya Daffin sambil melirik kearah tempat dimana si pencuri melarikan diri.     

"Sulit dilacak bos. pencuri sudah melemahkan sistem pertahanan keamanan disini, kamera pengawas juga dia sudah merusaknya," ucap Marco, dia menjelaskan semuanya.     

"Hhhmmm ... dia bukan pencuri biasa, Marco ambilkan notebook milik saya!" perintah Daffin, dia berjalan masuk dan melihat lagi hasil penyelidikan polisi itu.     

Daffin sudah tahu jika pencuri ini hanya sendiri tapi cukup pintar karena dia bukan pencuri biasa.     

Tidak lama kemudian, Marco datang membawa notebook milik Daffin dan memberikannya.     

Daffin mencari tempat duduk dan security disana memberikan meja dan tempat duduk istimewa untuk bos besarnya dengan sopan.     

Daffin pun duduk dan dia segera menyalakan laptop miliknya. memasuki banyak kode rumit yang Marco saja tidak mengerti. Setelah selesai, keluarlah data dan seperti kamera CCTV rekaman itu sangat jelas.     

Marco terkejut dan berkata, "Bos! ini ... ini, darimana Bos?!" tanya Marco dengan nada terkejut.     

Daffin tersenyum tipis dan menjawab, "kamera satelit. Cepat panggil polisi kemari! saya ingin menjelaskan sesuatu kepada mereka," ucap Daffin dengan nada santai.     

Dia sudah mengetahui siapa pelakunya karena plat nomor mobilnya, Daffin mengenalnya. Dia pernah menyelidiki tentang keluarga Alexander karena ingin tahu latar belakang pria yang membuat Sinta sedih dan patah hati dan ternyata dia menemukan banyak berita baru. Dia menemukan anak Mark Alexander yang lain dan itu adalah anak hasil perselingkuhannya dengan wanita lain.     

Polisi pun datang dan mendekati Daffin.     

Daffin menyerahkan laptopnya itu. Mereka sama terkejutnya dengan Marco karena Daffin memiliki rekaman CCTV itu.     

Saat mereka melihat pencuri itu masuk ke dalam mobil. Mereka pun mendapat petunjuk baru dengan plat nomor mobil itu.     

Setelah selesai melihat semuanya dari kamera pengawas, polisi itu pun mendapat banyak petunjuk.     

"Terima kasih pak Daffin atas bantuan anda. Kami akan menyelidikinya dan menangkap pencuri ini secepatnya," ucap pemimpin polisi itu.     

"oke! baiklah, saya tunggu kabar selanjutnya," ucap Daffin dan dia memberikan laptop itu ke Marco.     

polisi itu pun akhirnya pergi dengan membawa banyak petunjuk yang memudahkan mereka untuk mendapatkannya.     

Setelah selesai, Daffin pun bangun dari tempat duduknya dan memberi perintah pada Marco.     

"Marco, kamu selidiki pria yang bernama Arya, kamu tahu kan dia siapa? apakah dia terlibat dengan semua ini atau bukan? selidiki dia!" perintah Daffin. Dia sudah tahu sejak melihat rekaman itu, jika yang melakukannya adalah orang suruhan Mark Alexander. Daffin menggelengkan kepalanya dan merasa tidak habis pikir jika Mark menumbalkan putranya sendiri.     

sungguh sangatlah sadis.     

"gila! sangat gila! jika pencuri itu adalah Arya, putra haramnya Mark. dia memang ayah yang sangat kejam!" umpat Daffin di dalam hatinya.     

Daffin melihat kearah Marco dan bertanya, "Marco, berkas itu masih amankan?"     

Marco mengangguk dan menjawab, "aman bos! saya bahkan membawanya kemanapun saya pergi, tidurpun saya memeluknya," jawab Marco sambil menahan tawanya.     

Daffin menahan tawanya.     

"puft, baiklah. saya jika kamu bisa menjaganya, tiga hari lagi acaranya akan di mulai dan beberapa hari ini. pasti akan ada banyak pencuri yang datang. Jadi kamu harus berhati-hati!" ucap Daffin dan dia berjalan meninggalkan Marco yang mengangguk.     

"Baik bos! saya akan lebih berhati-hati lagi,"     

"bagus!" jawab Daffin sambil tertawa puas.     

Dia pun berjalan pergi dan mendekati Sinta yang sedang duduk tidak jauh darinya.     

Daffin tersenyum dan dia memiliki sebuah ide.     

Dia berjalan perlahan dan mengejutkan Sinta dari belakang.     

"ahhhh ... siapa kamu?" teriak Sinta dan saat dia menoleh, Sinta tertawa sambil mengusap dadanya karena itu adalah Daffin, Sinta tertawa bersama Daffin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.