THE BELOVED ONE

BILAKAH INI TAKDIRKU



BILAKAH INI TAKDIRKU

0Tubuh Bagas merosot ke sofa,....airmata kesedihannya pun tak mampu dia tahan. Hatinya terlebih lagi sangat terluka,...mengingat semua ucapan Nicky. " Apakah kamu Tidak akan perduli walau dengan adanya kematianlu Nick,..." rintih Bagas. Kamu sudah membunuhku saat ini Nick ...." aku tidak mampu lagi dengan semua ini ..." Bagaimana aku bisa kuat dan bisa bertahan hidup jika kamu sudah membenciku dan tak perduli lagi padaku, bahkan pada kematianku,..." ratap Bagas. Bagas memegang dadanya yang sangat terasa sakit. Sesaknya seakan mencekik nafasnya. Jeany dan Genta yang mengetahui Nicky keluar dengan airmata. Segera masuk ke dalam melihat Bagas.     
0

Jeany segera memeluk Bagas. Genta mengambir air putih dan di berikannya pada Bagas.     

" Kak Jean,....bawa aku sekarang ke sana,...aku sudah tidak kuat lagi jika masih di sini,...aku mohon Kak Jean,..." kata Bagas dengan mata terpejam di mana ada air mata yang mengalir di sudut matanya.     

Jeany menatap Genta minta pendapat Genta.     

" Kita antar Bagas sekarang aja Kak,...percuma juga Bagas di sini,..tidak akan bisa bekerja,.." kata Genta,.mengambil kunci Bagas yang di atas meja.     

***     

Nicky menangis di dalam kamarnya, dalam pelukan Hana, Nicky menangis sejadi-jadinya, Mengeluarkan semua yang kesedihannya dan kekecewaannya. Hana mengusap rambut Nicky dengan iba.     

" Sudah Nick,....jangan menangis,...nanti apa yang harus kamu jawab jika Raka datang dan mengetahui keadaanmu seperti ini,...?" kata Hana penuh perhatian.     

Nicky masih terisak-isak dalam tangisnya. Mengingat Bagas yang telah menyakiti hatinya.     

Kenapa dengan ketidak hadirannya Bagas nanti membuat hati Nicky sangat kecewa dan terluka. Apakah dia yang egois dengan tidak memikirkan perasaan Bagas, Nicky tidak perduli dia hanya ingin dalam detik pelepasan masa gadisnya dia ingin Bagas yang berada di sampingnya. Nicky ingin mendapat kekuatan dengan adanya Bagas di dekatnya. Namun Nicky tidak pernah berpikir jika Bagas hadir dalam acara tersebut maka Bagas yang akan sangat terluka. Karena Bagas tidak akan sanggup untuk melihat Nicky bersanding dengan Raka. Bagas ingin Nicky Bahagia,....tapi Bagas sudah tak sanggup menahan luka hatinya. Hana menghapus airmata Nicky berlahan.     

"Kamu harus ikhlas melepas Bagas Nick,...jika kamu sudah menentukan pilihanmu untuk hidup bersama Raka,..." kamu tidak bisa egois untuk menyuruh Bagas tetap di sampingmu. jika sudah ada Raka yang akan menjagamu,..." kata Hana memberi nasihat Nicky.     

" Kenapa semua ini terjadi padaku Hana,...aku mencintainya,....tapi aku tidak bisa meninggalkan Raka,...aku akan menjadi wanita yang paling jahat dan tidak tahu berterimakasih jika meninggalkannya,..." Nicky meratap sedih.     

" Ini mungkin ujian buatmu Nick,..." jika memang Tuhan memberi takdir seperti ini jalanilah dengan ikhlas,....berdoalah semoga ada keajaiban nantinya,..." lanjut Hana.     

" Aku tak ingin berpisah dengannya Han,...aku tak bisa melupakannya ....aku tak perduli dia Bagas atau Aga,....aku hanya mencintainya,..." aku ingin selalu di dekatnya,..." Tangis Nicky meledak lagi, mengingat semua kejadian-kejadian yang indah bersama Bagas.     

" Nick,...jika memang kamu mencintai Bagas,...kamu harus memberitahu Raka saat ini sebelum semuanya terlambat.,," kamu harus segera memilih , Bagas yang terluka atau Raka yang terluka,..." kata Hana mengusap air mata Nicky lagi.     

" Aku tidak tahu Han,....aku tidak tahu,....." ratap Nicky semakin keras, Aku tidak ingin melukai Raka yang selama ini selalu ada untukku,..." kebaikan orang tua Raka selama ini,.." apakah aku bisa melakukan itu Han,...?" Nicky memeluk Hana semakin erat.     

" Sudah-sudah Nick,... kamu harus kuat,....kamu jangan menangis lagi aku takut Raka datang dan melihatmu seperti ini,..." Ayo,....bangun,.."     

Hana membantu Nicky bangun dan menuntunya ke kamar mandi.     

" Cucilah wajahmu,...dan segera berwudhu , baiknya kamu sholat biar hatimu tenang,..." lanjut Hana, sambil menyerahkan handuk pada Nicky. Dengan perasaan yang masih berat Nicky menerima handuk dari Hana dan masuk ke kamar mandi utk ambil wudhu.     

***     

Di vila , Bagas duduk termenung sendiri di kursi goyang. Dia tidak ke jakarta seperti apa yang dia bilang pada Nicky. Dengan di antar Genta dan Kakak iparnya Jenny istri dari kakaknya Yoga, Bagas sampai di Vila. Di sinilah Bagas ingin sendiri, setelah meminta Genta dan Jeany pulang. Bagas ingin sendiri mencari ketenangan hatinya seminggu ke depan sampai proses akad nikah Nicky selesai Bagas berniat tidak akan menampakkan diri. Bagas ingin sendiri mengobati luka hatinya,.., namun sungguh luka hati ini tidak bisa sirna,...malah semakin mengangah dengan rasa luka yang luar biasa,...Bagas tidak bisa melupakan hari-harinya saat bersama Nicky. Rangkaian kenangan saat Bagas kecil bersama Nicky kecil, hingga saat kenangan manis Bagas saat bercanda dengan Nicky. Semua kenangan itu bergulir terus bagai film yang tak ada habisnya.     

Bagas lunglai bersandar di kursi goyang. Malam yang semakin larut tak juga menggerakkan Bagas untuk beranjak dari tempatnya. Bagas masih menatap jauh kenanganya bersama Nicky yang berada di tepi Danau. Di tekannya dadanya yang terasa sesak. Sakit yang di rasakan di uluhatinya, ....tidak di hiraukannya. Sudah beberapa hari ini Bagas tidak teratur dengan jadwal makannya. Jika tidak ada Genta mungkin Bagas sudah berada di rumah sakit karena selalu lupa akan makan.     

Bagas melihat HP yang di genggamnya di bukanya Album foto HPnya nampak banyak foto Nicky yang diam-diam sering di ambilnya. Di belainya foto Nicky yang di jadikannya wallpaper di layardepannya. Airmata Bagas jatuh menetes. " Aku sangat merindukanmu Nick,....sangat merindukanmu,...." hela nafas Bagas panjang mengeluarkan sejuta sesak di dadanya. " Sekarang kamu lagi apa,...?"tanya Bagas pada foto Nicky yang lagi tersenyum manis. " Apakah kamu merindukanku,...?" seperti aku merindukanmu saat ini ...?" kamu tidak sungguh-sungguh membenciku kan,...?" katakan Nick,...." jika kamu tidak sungguh-sungguh dengan semua ucapanmu.,,," Bagas mulai terisak di genggamnya erat HPnya. " Aku tidak akan bisa hidup lagi jika kamu membenciku Nick,...." aku tidak akan sanggup hidup lagi ..." Bagas menutup wajahnya dan merintih menahan sakit. Ulu hatinya terasa sakit, Bagas merintih memegang perutnya. " Aauhhhh sakit sekali,,..." Bagas membuka HPnya mencoba menekan kontak Genta untuk segera datang.     

"Gen,... bisakah kamu datang sama Kak Jen,.. lambungku sepertinya kambuh Gen,... " tolong jangan beritahu mama ya,...." ucap Bagas sambil merintih lirih.     

Tanpa menjawab Genta di sana segera memberitahu Jeany untuk ikut dengannya dan tak lupa juga meminta dokter Irwan untuk segera datang.     

***     

Di kamar Nicky melakukan sholat dengan khusyu dan berdoa penuh perasaan. Hatinya malam ini sangat terluka dan ada sesuatu yang terasa hilang di hatinya. Bayangan Bagas tak juga lepas dari pikiran dan Hatinya. Seribu kali Nicky mencoba untuk bersikap tenang. Namun degup jantungnya masih tetap berdegup dengan kencang, Debaran jantungnya tak bisa hilang sejak sore sampai malam ini.     

" Apa yang di lakukan Bagas malam ini,..."apakah dia bisa tidur dengan nyenyak,...." tanya hati Nicky.     

Nicky melihat Hpnya berharap Bagas mengirimnya pesan atau menelponnya untuk meminta maaf padanya. Tapi tak ada satupun yang Nicky terima dari Bagas.     

" Apakah kamu sungguh-sunguh sudah melupakanku Gas,....kenapa kamu tega padaku Gas,..." ratap Nicky lagi dalam tidurnya. Di pejamkannya matanya berulang kali, namun bayangan Bagas semakin nampak jelas bermain di hati dan di pikirannya.     

" Ya Alloh,...sampai kapan aku harus melalui malam sperti ini,....apakah aku akan sanggup Ya Alloh,...hambamu mohon beri hamba kekuatan,..." doa Nicky dalam tidurnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.