THE BELOVED ONE

MENGALAH



MENGALAH

0Raka tiba di Bandara pukul delapan pagi, setelah memberitahu Nicky jika dirinya telah tiba dan akan langsung ke rumah Elina. Raka langsung meluncur menaiki taxi yang sudah menunggunya. Setelah hampir setengah jam Raka sudah berada di depan rumah Elina.     
0

Dengan pasti Raka memasuki pagar besi rumah Elina yang besar. Di depan pintu , Raka menekan bel pintu dengan pelan. Pintupun terbuka dan nampak Elina sudah di pintu dengan senyum anggunnya.     

" Nak Raka,....masuklah Nak,....bunda sudah menunggumu,..."     

Raka mengangguk hormat dan menyalami Elina sekaligus mencium punggung tangan Elina.     

Tangan Elinapun mengusap rambut Raka lembut. dan menggandeng tangan Raka masuk keruang tamu. Elina duduk di sofa panjang , dan Raka duduk di sampingnya.     

" Sekarang katakan Nak,..hal apa yang akan Nak Raka sampaikan pada Bunda,..." apakah ada hubungannya dengan Nicky,...?" tanya Elina.     

" Ya Bund,..." Raka menghela nafas, " Sebelumnya Raka minta maaf, jika kabar yang Raka sampaikan mungkin akan mengejutkan Bunda,..." Raka sama Nicky akan memajukan proses untuk akad nikah Bund,... karena sejak Raka melihat Nicky kecelakaan tempo hati Raka sangat bersalah karena tidak bisa menjaga Nicky,....jadi Raka berpikir, jika Raka sudah menikahi Nicky, Raka bisa menjaganya dengan baik." Raka menjelaskan penuh hati-hati takut jika Elina kecewa.     

Elina termenung. matanya mulai berkabut, menatap wajah Raka dengan mata nanar.     

" Apakah Nicky sudah tahu soal ini,.... ?"     

" Sudah Bund,...Raka ke sinipun atas ijin Nicky,..." jawab Raka.     

" Kalau Nicky sudah mengetahuinya dan sudah untuk menjalani hidup dengan nak Raka,... bunda tidak akan menghalanginya,... yang terpenting Nicky dan Nak Raka bahagia , bunda juga bahagia,..."     

" Bunda,....sebenarnya Raka ada minta tolong sama bunda,... dan hal ini Nicky tidak tahu,... " kata Raka ragu untuk mengucapkannya.     

Pada saat Elina mau bertanya pada Raka, Elina melihat bayangan Bagas berada di balik kelambu batas antara ruang tengah dan ruang tamu. Elina berpikir, apakah Bagas sudah berdiri lama di balik kelambu itu. Elina bingung dengan apa yang akan di lakukannya.     

" Bund,.... ada apa,...?" Raka kuatir dengan wajah Elina yang tiba-tiba pucat.     

" Ehhh tidak apa-apa nak .... tadi mau minta tolong apa,.... ?" tanya Elina lagi menyuruh Raka mengulang pertanyaannya     

" Begini Bund,.... soal kontrak kerja Nicky ... apakah boleh di batalkan,...?" maksud Raka sebenarnya Nicky tetap bersihkeras untuk melanjutkan kontrak sampai habis,...tapi saya kasihan jika Nicky masih tetap harus di sini, sedang saya masih di surabaya,..." Raka mencoba jujur pada Elina.     

" Emmm..... kalau soal itu Bunda,....sebenarnya menyerahkannya pada Bagas,karena Nicky bekerjanya pada Bagas,..." Elina menjelaskan.     

" Dan,....untuk,..." Belum Elina melanjutkan Bagas muncul dan langsung menjawab keinginan Raka.     

" Masalah kontrak kerja Nicky,....tidak apa-apa di batalkan, ...tidak akan ada pengaruhnya di perusahaan , karena waktu itu aku membutuhan Nicky untuk membantuku saja,.... tidak ada masalah,...." jawab Bagas dan duduk di kursi berhadapan dengan Raka , Dan menyerahkan surat kontrak yang sudah di batalkan dan sudah di tandatangani Bagas.     

" Syukurlah ,...kalau begitu,....jadi Nicky tidak akan ada merasa bersalah jika Bunda dan Bagas menyetujui pembatalan kontrak kerja ini...." Trimakasih banyak Gas,...." aku berhutang budi padamu ..." kata Raka tulus .     

" Sama- sama Ka ,...berikan surat pembatalan kerja itu pada Nicky,.... dan untuk Nicky kita memang bisa sama-sama berkorban ,yang penting Nicky bahagia,..." ucap Bagas dengan menahan nafas pedih.i     

" Baiklah Bund,...Raka minta ijin balik dulu, ..mau mengabari Nicky dulu,..." isnyaallah besok Raka sama Nicky main ke sini lagi,...." Raka minta ijin pulang dengan hati yang lega.     

" Ya Nak,....kabari secepatnya tanggal akad nikahnya ya,...?" kata elina sambil berdiri mengikuti Raka yang berdiri. Bagaspun berdiri ikut mengantar kepulangan Raka.     

" Ya Bund,...secepatnya Raka mengabari Bunda,..." Pulang dulu ya Bund,...Gas,...." Ucap Raka ssmbari berjalan keluar dan pulang kearah rumah Nicky.     

Elina melirik Bagas sepeninggal Raka,... di peluknya pinggang Bagas , Bagaspun memeluk Mamanya. Di dalam rumah , Bagas langsung ambruk memeluk mamanya. Di letakkannya kepalanya di ceruk leher Elina. Bagas tak berbicara hanya punggung nya mulai bergetar isak tangis kecil mulai di dengar Elina. Elina mengusap rambut Bagas dengan sangat sedih.     

Elina sangat ikut merasakan kesedihan Bagas dengan kabar akad nikah Nicky yang di majukan. Namun Elina tidak dapat berbuat apa-apa. Selain berdoa semoga ada keajaiban buat Nicky dan Bagas.     

***     

Dengan hati yang kesal Nicky datang ke kantor Bagas di jam kerjanya. sebelum ke kantor sebenarnya Nicky ke rumah Elina mencari Bagas , namun Bagas sudah berangkat ke kantor. Dengan agak keras di bukanya pintu ruangannya tanpa memgetuk pintu. Di lihatnya Bagas lagi terlihat diskusi sama Genta. Melihat wajah Nicky yang terlihat marah pada Bagas. Genta minta ijin keluar pada Bagas ,dan. Bagas memberi ijin.     

Bagas duduk di kursinya , melihat Nicky yang masih berdiri di depan mejanya, sambil menatap Bagas dengan mata yang berkaca-kaca.     

" Apa maksud ini,...." Nicky meletakkan surat pembatalan kerja di meja Bagas. " kenapa kamu memutuskan sepihak,....kenapa kamu tidak bertanya padaku dulu,... ?" cecar Nicky     

Bagas berdiri , menghampiri Nicky dan memegang pundak Nicky.     

" Ini untuk kebaikanmu Nick,....jangan jadikan pernjanjian kontrak kita mrnjadi penghalang hubungan kamu dan Raka setelah menikah,....tidak baik pasangan yang baru menikah harus berjauhan hanya karena pekerjaan yang tidak begitu penting,..." Bagas menjelaskan.     

" Memang tidak begitu penting pekerjaanku Gas,.....tapi kepercayaan yang bunda dan kamu berikan itu yang sangat penting bagiku,...." dan aku sudah mengatakannnya aku tidak akan mengakhirinya sebelum masa kontrak itu selesai,... " tegas Nicky.     

" Tapi itu akan membuatmu berjauhan dengan Raka Nick,..." kata Bagas meyakinkan Nicky.     

" Aku tidak perduli,..." sahut Nicky.     

" Terus maumu bagaimana,...?" tanya Bagas     

" Aku tetap bekerja , sampai masa kerjaku selesai ..." kamu tidak keberatan kan,...?" tanya Nicky balik.     

Bagaimana bisa aku keberatan Nick,.jika aku ingin.selalu dekat denganmu,.... tapi dengan adanya dirimu sama halnya memberi siksaan padaku,....karena aku hanya bisa melihatmu tanpa bisa menyentuhmu,... " batin bagas menangis.     

" Baiklah Nick,....sesuka hatimu saja,....pintu kantor ini selalu terbuka untukmu,...." Bagas mengalah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.