THE BELOVED ONE

TENTANG HATI AYRAA



TENTANG HATI AYRAA

0"Itu sudah vonis dokter Prasetyo, Dokter yang menangani aku. Dokter Prasetyo bilang hidupku tinggal beberapa bulan lagi." ucap Danish dengan tatapan sungguh-sungguh.     
0

"Dengar Mas Danish, mungkin Dokter bisa menganalisa dan memberikan vonis seperti itu, tapi Tuhan yang mempunyai kuasa. Mas Danish harus yakin kalau Mas Danish akan bisa bertahan demi Ayraa dan anak-anak. Mereka sangat membutuhkan kasih sayang Mas Danish. Aku tidak bisa melihat Mas Danish seperti ini. Ini namanya Mas Danish sudah putus asa. Semoga saja pengajuanku lebih cepat di setujui oleh rektor. Aku ingin memberi pengobatan semangat untukmu Mas. Kasihan Ayraa dan anak-anak kalau Mas Danish putus asa seperti ini." ucap Chello menatap penuh wajah Danish kemudian beralih menatap Danish yang masih bermain dalam pangkuannya.     

"Aku sama sekali tidak putus asa Chello, apalagi demi Ayraa dan anak-anak. Semangatku sangat besar, tapi tubuhku sendiri sudah tidak bisa aku ajak kompromi. Seperti tadi siang, aku melawan rasa capekku untuk mengantar Dewa ke Mall belanja keperluan bayi Dewa. Tubuhku tidak mampu melawan keinginanku, aku pingsan di Mall. Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku tidak ingin Ayraa merasa terbebani dengan kondisiku yang semakin lemah." ucap Danish dengan tatapan penuh kesedihan.     

Chello menghela nafas panjang, memang jika dirinya dalam posisi Danish mungkin akan berpikir dan melakukan seperti apa yang di lakukan Danish.     

"Mas Danish...mungkin apa yang Mas Danish pikir dan yang Mas lakukan adalah benar. Tapi sungguh Mas, tetaplah bertahan jangan Mas Danish putus asa. Semua keluarga besar sangat menyayangi Mas Danish." ucap Chello ikut merasakan kesedihan Danish.     

"Chello, sudah aku katakan aku akan tetap bertahan dan tidak akan putus asa. Tapi aku minta padamu tetaplah kamu ingat dengan janji kamu. Kamu akan menikahi Ayraa setelah aku tidak ada nanti. Aku tidak ingin Ayraa menikah dengan Bara." ucap Danish dengan suara lirih.     

"Apa maksud Mas Danish? apa Ayraa juga mencintai Bara?" tanya Chello dengan tatapan rumit. Namun demikian Chello tetap berusaha tenang.     

"Ayraa tidak mencintai Bara, tapi Bara sangat mencintai Ayraa. Sudah banyak hal kebaikan yang di lakukan Bara yang di tunjukkan pada Ayraa. Dan cinta Bara terlihat begitu besar pada Ayraa. Aku cemas, jika kamu terlambat menunjukkan perasaan kamu, Ayraa akan membuka hatinya untuk Bara. Apalagi sekarang Bara tinggal menjadi tetangga kita. Aku tidak bisa melihat Ayraa dengan Bara." ucap Danish dengan tatapan tak rela.     

"Kenapa Mas Danish tidak menyukai Bara? padahal Bara begitu baik, pribadi Bara juga sangat baik dan bertanggung jawab. Tidak ada alasan Ayraa untuk bisa menyukai Bara. Seperti dulu Ayraa lebih mencintai Mas Danish karena Mas Danish sangat baik." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Karena itulah aku ingin Ayraa bersama kamu Chell, kamu tidak tahu bagaimana perasaan Ayraa terhadapmu. Ayraa sangat menyayangi kamu, aku bisa melihatnya bagaimana saat Ayraa mengejarmu ke Bandara setelah pernikahan. Bagaimana Ayraa merasa cemas saat kamu pergi ke basis Utara, dan bagaimana rasa ketakutannya saat kamu tertembak dan saat mendengar kamu menikah dengan Jessi ada kekesalan dan kecemburuan di hati Ayraa. Ayraa sebenarnya mencintai kamu tapi tidak menyadarinya karena tertutup rasa persahabatan kalian." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

Chello terdiam, tidak mampu berkata-kata mendengar semua apa yang di katakan Danish. Sungguh di luar dugaannya.     

"Tidak Mas, apa yang Mas Danish katakan tidaklah benar. Ayraa sangat mencintai Mas Danish. Aku bisa melihatnya bagaimana Ayraa memilih Mas Danish sebagai pendamping hidupnya hingga tidak perduli keadaan Mas Danish." ucap Chello masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Danish.     

"Ayraa hanya mengagumiku dan merasa kasihan padaku Chello. Dari awal kita bertemu Ayraa jatuh cinta padaku karena merasa kagum padaku. Kemudian kita menjalin hubungan dan Ayraa mengetahui hidupku yang tak bisa lepas dari Ponco dan mengetahui aku punya penyakit HIV, aku tidak ingin hidup saat Ayraa meninggalkan aku. Hingga saat aku hampir mati Ayraa datang dan berjanji padaku untuk selalu bersamaku selamanya. Ayraa tidak ingin melihatku hancur karena itulah Ayraa bertahan denganku sampai sekarang. Ayraa tidak memilihmu karena Ayraa yakin kamu laki-laki yang sempurna dan mampu bertahan dalam situasi apapun." ucap Danish panjang lebar agar Chello paham dan mengerti isi hati Ayraa.     

"Aku tidak bisa berpikir Mas, aku harus sedih atau bahagia mendengar semua penjelasan Mas Danish. Yang pasti aku ingin Mas Danish bahagia dan bertahan hidup demi Ayraa dan anak-anak. Mas Danish jangan memikirkan hal lain." ucap Chello berkali-kali menghela nafas panjang.     

"Aku harus memastikan hidup Ayraa dan anak-anak bahagia Chell, aku tidak ingin lidahku terulang pada Bara. Aku tidak ingin Ayraa memilih Bara karena merasa kasihan juga. Ayraa lebih mementingkan rasa kasihan di banding perasaan cintanya sendiri. Ayraa bukan wanita yang egois, apalagi nanti tahu kamu dan Jessi menjadi orang tua asuh bagi Cahaya. Pasti Ayraa akan melepaskan kamu demi Jessi dan Cahaya." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

"Aku belum bisa berpikir saat ini Mas, aku harus memastikan lebih dulu pengajuanku di setujui tidak oleh Rektor untuk pulang. Karena selama aku masih di basis Utara aku tidak bisa memberikan apa-apa pada Ayraa." ucap Chello merasa sedih dengan pengorbanan Ayraa yang begitu besar.     

"Berjanjilah padaku kamu akan membahagiakan Ayraa. Sudah waktunya Ayraa bahagia dengan seseorang yang di cintainya. Yaitu kamu." ucap Danish seraya minum air putihnya.     

"Insyaallah Mas, kalau takdirku bersama Ayraa. Pasti akan ada jalan untuk kita semua." ucap Chello dengan tersenyum menenangkan hati Danish dan hatinya sendiri.     

"Aku harap, takdir Ayraa bersamamu Chell. Asal kali ini kamu tidak melepaskan Ayraa lagi." ucap Danish seraya menepuk bahu Chello.     

Chello tersenyum merasa bahagia sekaligus merasa seduh dengan keadaan Danish.     

"Kita kembali sekarang, aku rasa orang tua kita sudah datang." ucap Danish merasa lega sudah bicara banyak dengan Chello tentang hati Ayraa sebenarnya.     

Chello menganggukkan kepalanya, kemudian mengangkat Danish kecil dan menggendongnya.     

"Kelihatanya Danish menyukaimu." ucap Danish dengan tersenyum berjalan keluar dari kantin setelah membayar apa yang di pesannya.     

"Hem, aku senang Danish menyukaiku. Aku yakin Danish akan menjadi anak yang baik. Karena Ayah dan Ibunya orang yang sangat baik." ucap Chello seraya menciumi wajah Danish yang tertawa lucu.     

Tiba di kamar Cayla semua semua pada berkumpul. Orang tua Ayraa dan Cayla. Bagas melihat keadaan Danish yang terlihat kurus segera memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Danish, bagaimana keadaan kamu. Kamu baik-baik saja kan? kamu terlihat kurus." ucap Bagas dengan perasaan sedih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.