THE BELOVED ONE

TENTANG HATI CHELLO



TENTANG HATI CHELLO

0Basis Utara....     
0

"Bagaimana perasaan kamu saat tinggal beberapa hari di sana Chell?" tanya Jessi sangat penasaran dengan perkembangan hubungan Chello dengan Ayraa.     

"Tentunya aku sangat bahagia, karena aku bisa melihat keluargaku dan juga dua keponakanku. Kenapa? apa yang ingin kamu tahu tanyakan saja." ucap Chello sambil bermain dengan Cahaya yang duduk dalam pengakuannya.     

"Bukan itu maksudku, Tapi bagaimana saat kamu bertemu dengan Ayraa? apa yang kamu lakukan dan bagaimana dengan keadaan suami Ayraa? apakah dia baik-baik saja?" tanya Jessi sedikit tahu banyak tentang keinginan Danish pada Chello.     

"Selama masih ada Mas Danish, aku tidak akan mendekati Ayraa. Karena Ayraa masih sah istri dari Mas Danish. Dan aku tidak ingin menghancurkan rumah tangga orang lain. Aku sangat menghargai Mas Danish yang telah memberikan aku kepercayaan yang begitu besar untuk menjaga Ayraa." sahut Chello dengan tenang.     

"Jadi... sampai sekarang cintamu masih tersimpan dalam hati. Dan Ayraa tidak tahu kalau kamu masih mencintainya? atau sebenarnya Ayraa sudah tahu tapi Ayraa juga menyimpannya dalam hati? Aku merasa, sebenarnya Ayraa juga menyimpan perasaan yang sama padamu." ucap Jessi memberikan pendapatnya.     

"Dari mana kamu tahu hal itu? padahal kamu belum pernah bertemu Ayraa, dan tidak tahu isi hati Ayraa bukan?" tanya Chello menatap wajah Jessi sekilas.     

"Aku bisa tahu saat aku menghubunginya. kalau Ayraa tidak mempunyai perasaan padamu, pasti dia akan marah saat aku mengatakan hal yang menyakitkan hatinya. Tapi Ayraa diam saja tanpa memberikan bantahan apapun. jadi aku mengambil kesimpulan Ayraa sebenarnya menyimpan perasaan yang sama padamu." ucap Jessi membuat Chello berpikir tentang semua ucapan Danish.     

"Itu hanya pemikiranmu saja, aku yakin Ayraa hanya mencintai Mas Danish dan tidak mencintaiku. Kalau Ayraa mencintaiku pasti dia akan memilihku." ucap Chello dengan tersenyum getir.     

"Mungkin karena keadaan Danish yang sakit membuat Ayraa memilihnya dan tetap bertahan pada Danish sampai sekarang." ucap Jessi mengambil kesimpulan lagi.     

"Siapa yang bertahan menjaga dan merawat orang yang sakit selama berbulan-bulan tanpa ada rasa cinta? Ayraa bisa melakukan hal itu semua, karena rasa cinta yang begitu besar pada Danish." ucap Chello semakin yakin dengan cinta Ayraa pada Danish.     

Jessi menghela nafas panjang ingin sekali meyakinkan pada Chello agar tetap yakin dengan perasaan Ayraa.     

"Kamu tahu Chello, bedanya antara cinta dan rasa sayang yang begitu besar? Rasa sayang Ayraa pada Danish telah mengalahkan rasa cintanya padamu. Ayraa sangat menyayangi Danish, tapi cinta Ayraa hanya untukmu aku sangat yakin itu." ucap Jessi dengan penuh keyakinan.     

"Mas Danish juga pernah mengatakan hal seperti itu padaku. Tapi aku tidak tahu lagi, yang terpenting bagiku bukan perasaan Ayraa padaku. Tapi perasaanku pada Ayraa, aku hanya ingin Ayraa bahagia bersama anak-anaknya dan tidak merasakan kesedihan sedikitpun. Apalagi disaat kemarin Mas Danish menceritakan semuanya padaku, aku tidak bisa lagi berkata apa-apa. Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membahagiakan Ayraa disaat Mas Danish tidak ada. Hanya itu yang aku pikirkan sekarang." ucap Chello dengan wajah terlihat sedih dan beban yang begitu besar.     

"Memang Mas Danish bilang apa? apa hidupnya sudah tidak akan lama lagi?" tanya Jessi dengan serius.     

Chello menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"Dokter bilang kalau Mas Danish hidupnya tinggal beberapa bulan lagi. Dan kemarin Mas Danish bertanya padaku kapan tugasku akan selesai, pertanyaan Mas Danish itu sangat membuatku sedih. Aku tidak tahu apa hal ini suatu kebetulan atau tidak, karena aku juga mengajukan proposal untuk mempercepat tugasku di sini seperti yang aku ceritakan padamu sebelumya. Kalau Rektor menyetujuinya kita bisa pulang di akhir tahun ini." ucap Chello dengan serius.     

"Kalau kita bisa pulang di akhir tahun ini berarti masih kurang empat bulan lagi?" ucap Jessi dengan antusias.     

"Hem... kamu berdoa saja agar Rektor segera menyetujui pengajuanku itu. Menurut hitunganku usia kandungan Ayraa sekarang enam bulan berarti masih kurang tiga bulan lagi Ayraa akan melahirkan. Kita pulang di saat bayi Ayraa sudah satu bulan. Semoga saja Mas Danish berumur panjang bisa menjaga anak-anak sampai mereka dewasa. Aku tahu diagnosa seorang Dokter bisa jadi mendekati hampir sembilan puluh persen, tapi kepastian dari Tuhan tidak akan ada yang tahu. Aku berharap Tuhan memberikan umur panjang pada Mas Danish." ucap Chello seraya menghela nafas panjang.     

"Lalu, apa rencana kamu setelah kita kembali ke Indonesia? kita akan tinggal di mana? di Bandung atau di Bali?" tanya Jessi ingin tahu langkah Chello selanjutnya.     

"Tentu saja kita tinggal di Bali, aku akan minta referensi dari basis Utara untuk penempatan kita di Bali. Bukannya universitas kita sudah memastikan disaat kita menyelesaikan tugas di basis Utara, kita langsung mendapatkan pekerjaan tetap?" ucap Chello seraya bangun dari duduknya karena Cahaya sudah tidur lelap.     

"Aamiin, semoga apa yang kamu inginkan terwujud." ucap Jessi ikut bangun dari duduknya.     

"Kamu juga, semoga apa yang kamu inginkan terwujud. kamu masih menunggu kedatangan Armand bukan? Apa kamu sudah menemukan di mana dia?" tanya Chello sampai memberikan Cahaya pada Jessi untuk segera ditidurkan di tempat Jessi.     

"Sampai sekarang aku masih belum tahu dimana Armand berada, seharusnya dia kan masih dalam ikut tim kita? kalau kita berhasil pulang di akhir tahun ini, apa Armand akan mendapat pemberitahuan juga kalau dia juga bisa pulang?" tanya Jessi mengambil alih Cahaya.     

"Tentu saja, jika kita bisa pulang Armand pasti akan pulang. Dan sebelum Armand bisa pulang dia harus menandatangani form yang ada padaku, secara tidak langsung dia pasti akan menghubungiku." ucap Chello tersenyum melihat wajah Jessi yang memerah.     

"Tapi bagaimana Armand bisa tahu kalau dia tidak memberitahu nomor kontak dan alamatnya?" ucap Jessi dengan tatapan rumit.     

"Kamu jangan kuatir aku sangat yakin selama Armand masih mencintai kamu, dia pasti akan mengawasi kamu dari tempatnya berada. Aku yakin Armand akan tahu apa yang kita lakukan saat ini. Sudahlah Jessi, kamu harus yakin kalau Armand benar-benar mencintai kamu." ucap Chello sambil mengacak rambut Jessi yang tidak pernah teratur.     

"Apa kamu yakin Armand masih mencintaiku? karena sudah berbulan-bulan aku dan Armand tidak pernah bertemu lagi." ucap Jessi dengan perasaan putus asa.     

"Aku sangat yakin kalau cinta itu tidak terbatas waktu bisa berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan ribuan tahun. Dan cinta itu tidak akan bisa sirna, contohnya seperti aku bertahun-tahun lamanya aku masih tetap mencintai Ayraa sampai saat ini. Dan bukannya kamu juga masih tetap mencintai Armand walaupun berbulan-bulan kamu tidak bertemu dia, benarkan? jadi tidak ada alasan kalau Armand tidak akan mencintai kamu lagi." ucap Chello membesarkan hati Jessi.     

"Terima kasih Chell, aku bahagia bisa mengenalmu dan kamu telah di pilih Paman Kim untuk menjagaku." ucap Jessi tersenyum bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.