THE BELOVED ONE

TUJUAN YANG SAMA



TUJUAN YANG SAMA

0"Danish, bagaimana keadaan kamu. Kamu baik-baik saja kan? kamu terlihat kurus." ucap Bagas dengan perasaan sedih.     
0

"Keadaanku baik-baik saja Ayah. Ayah dan Bunda bagaimana? sehat juga kan?" tanya Danish dengan tersenyum menutupi rasa lelahnya.     

"Kita semua sehat Danish, Ayah senang kalian semua sehat. Dan Cayla juga melahirkan bayi kembar yang sehat." ucap Bagas dengan perasaan haru dan bahagia.     

"Dewa...kata Cayla kamu belum memberi nama untuk bayi kembar kamu, kamu menunggu apa lagi Dewa?" tanya Hana sambil menggendong bayi Cayla yang perempuan sedangkan Nicky menggendong bayi Cayla yang laki-laki.     

"Maaf Bunda, aku berpikir... akan memberi nama pada si kembar saat Ayah dan Bunda datang. Juga saat Chello datang seperti saat ini, kita berkumpul semua di sini." ucap Dewa dengan tersenyum.     

"Sekarang kita sudah berkumpul di sini, ayo cepat beritahu siapa nama cucu kami?" tanya Hana sudah tidak sabar ingin tahu nama cucunya.     

"Sabar Hana, sebentar lagi kita pasti tahu nama cucu kita." ucap Raka menenangkan hati Hana.     

"Dewa, cepat katakan sekarang saja. Kasihan orang tua kita menunggu." ucap Cayla dengan gemas.     

"Ya sabar Cayla, tunggu sebentar. Aku sudah memberi nama pada bayi kembar kita. Namanya Adimas dan Adian kita bisa memanggilnya Dimas dan Dian." ucap Dewa sambil mengusap kepala bayi kembarnya secara bergantian.     

"Aku suka dengan nama cucuku. Dimas dan Dian, sangat bagus." ucap Hana tersenyum bahagia.     

"Paman Chello, kapan nih menggendong Dimas dan Dian?" tanya Cayla pada Chello yang masih menggendong Danish.     

Seketika wajah Chello memerah karena sindiran Cayla. Ayraa yang mendengar ucapan Cayla segera mengambil alih Danish kecil dari gendongan Chello.     

"Mana ponakanku yang cantik dan tampan? aku mau menggendongnya sekarang." ucap Chello tanpa canggung menggendong Dimas dengan penuh kasih sayang.     

"Wah... lihat Dewa, Chello yang belum menikah saja tidak canggung menggendong Dimas. Sepertinya sudah terbiasa." ucap Cayla dengan tatapan tak percaya.     

"Tentu Chello sudah terbiasa menggendong bayi karena itu sudah di lakukannya." sahut Ayraa tanpa sadar.     

Chello menatap Ayraa dengan tatapan penuh kekecewaan karena Ayraa hampir membongkar tentang Cahaya.     

"Apa maksudmu Ayraa? Chello sudah terbiasa melakukannya?" tanya Cayla dengan tatapan penuh.     

"Tidak begitu, maksudku di basis Utara Chello telah terlatih dengan sendirinya. Di sana banyak bayi yang lahir dan Chello yang membantunya." ucap Ayraa meluruskan ucapannya.     

Chello mengambil nafas lega, setelah Ayraa menjelaskan ucapannya.     

"Cayla, karena Ayah dan Bunda belum istirahat sebaiknya aku mengajaknya pulang dulu. Nanti sore kembali ke sini." ucap Ayraa ingin mengajak Ayah dan Bundanya pulang bersamanya.     

"Tok...Tok...Tok"     

Belum lagi Cayla menjawab pertanyaan Ayraa, terdengar suara pintu terketuk dan terbuka.     

Terlihat Bara datang bersama Niluh dengan membawa banyak mainan.     

"Maaf....aku datang terlambat. Aku baru tahu dari Niluh kalau Cayla baru melahirkan." ucap Bara menyalami orang tua Chello dan Ayraa, setelah itu mengambil beberapa mainan mobil dari tas yang di bawah Niluh dan di berikan pada Ayraa yang menggendong Danish.     

"Mainan ini buat Danish, semoga Danish menyukainya." ucap Bara sambil mengecup pipi Danish.     

Danish yang duduk di samping Bagas menatap ke arah Chello yang berdiri menggendong Dimas.     

Danish dan Chello saling berpandangan, melihat Bara yang secara terang-terangan menunjukkan perhatiannya pada Danish. Mungkin bagi yang lainnya tidak tahu isi hati Bara, tapi bagi Danish dan Chello, sangat tahu isi hati Bara.     

"Terima kasih Paman Bara." ucap Ayraa sebagai rasa ucapan terima kasih.     

"Sekarang aku mau memberikan hadiah buat Si kembar. Tapi aku belum tahu namanya, boleh aku menggendongnya?" ucap Bara menyerahkan dua kado kotak besar pada Cayla.     

"Wah... Bara, jadi merepotkan kamu. Namanya Adimas dan Adian, kalau kamu mau menggendongnya gendong saja." sahut Cayla dengan tersenyum.     

"Baiklah, aku akan menggendongnya." ucap Bara seraya menghampiri Adian yang di gendong Hana.     

Melihat Bara diterima baik oleh keluarganya, segera Danish bangun dari duduknya untuk segera pamit pulang.     

"Ayraa, bukannya kamu ingin pulang?" tanya Danish yang sudah tidak tahan dengan rasa cemburunya.     

"Ya Mas, sebentar." ucap Ayraa mendekati Ayah dan Bundanya.     

"Ayah, Bunda, kita mau pulang dulu. Apa Ayah dan Bunda tidak pulang sekalian?" tanya Ayraa sambil memberikan mainan mobil pada Bagas.     

"Ya.... Ayraa, Ayah dan Bunda ikut kalian pulang." sahut Bagas kemudian mengucapkan sesuatu pada Hana dan Raka kemudian berjalan keluar kamar.     

Ayraa dan Danish pamit pada semuanya kemudian mengikuti Bagas dan Nicky yang keluar lebih dulu.     

Chello melihat ke arah Ayraa uang sudah menghilang di balik pintu.     

"Hai Bro...kita bertemu kembali." sapa Bara menghampiri Chello yang sedang menggendong Dimas.     

Chello tersenyum, kemudian melihat ke arah Niluh yang berdiri di samping Bara.     

"Apa gadis ini kekasihmu?" tanya Chello sambil menganggukkan kepalanya pada Niluh.     

"Bukan, dia Niluh sahabatku." ucap Bara sambil memeluk bahu Niluh.     

"Niluh, kenalkan dia Chello saudara kembar Cayla. Dia seorang Dokter di basis Utara." ucap Bara memperkenalkan Niluh pada Chello.     

Niluh menatap wajah Chello tanpa berkedip.     

"Hai Chello, aku Niluh." sapa Niluh sambil mengulurkan tangannya.     

Chello membalas uluran tangan Niluh dengan kaku.     

"Chello." sahut Chello dengan singkat.     

Niluh semakin penasaran dengan Chello.     

"Kamu tinggal di mana Chell? kenapa aku tidak pernah melihat kamu bersama Cayla?" tanya Niluh ingin lebih tahu banyak tentang Chello.     

"Aku tidak tinggal di sini, tapi di basis Utara." jawab Chello semakin canggung.     

"Permisi, aku mau menemui Ayah dan Bundaku lebih dulu." ucap Chello berusaha menghindari masalah.     

"Niluh, apa kamu menyukainya?" Tanya Bara dengan tatapan penuh.     

Wajah Niluh memerah, mendengar ucapan Bara.     

"Tidak Bara, aku hanya berusaha ramah saja. Chello kan saudara kembar Cayla, berarti kan teman kita juga." ucap Niluh mencari alasan yang tepat.     

"Bara, besok hati Minggu, kalau kamu ada waktu datanglah ke rumahku. Aku ada acara makan-makan menyambut bayi kembarku." ucap Cayla mengundang Bara.     

"Wah... dengan senang hati, aku pasti akan datang." ucap Bara dengan perasaan gembira.     

Setelah beberapa menit berbincang-bincang dengan Cayla, Bara dan Niluh berpamitan pulang pada kedua orang tua Chello dan Cayla.     

Chello melihat kepergian Bara dan Niluh dengan tersenyum.     

Sungguh apa yang di katakan Danish adalah benar. Bara memberikan perhatian pada Ayraa dan anak-anak Danish secara terang-terangan walau mengatasnamakan persahabatan.     

"Chello, apa kamu pulang bersama kita?" tanya Dewa yang hendak mengantar Hana dan Raka pulang agar bisa beristirahat.     

"Pulanglah dulu, biar aku menjaga Cayla." ucap Chello yang masih Ingin berbincang-bincang dengan Cayla.     

"Baiklah, aku mau mengantar Ayah dan Bunda dulu." ucap Dewa kemudian beranjak dari tempatnya di ikuti Hana dan Raka setelah memeluk Chello dan Cayla.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.