THE BELOVED ONE

PERNIKAHAN ARMAND DAN JESSI



PERNIKAHAN ARMAND DAN JESSI

0Sambil menggendong Cahaya, Jessi dan Armand keluar dari Bandara. Suasana Bandara masih pagi dan sangat sepi, Armand berjalan pelan dengan bantuan tongkatnya.     
0

"Armand, hati-hati jangan di paksakan kalau sudah capek." ucap Jessi mengingatkan Armand yang terlihat lelah.     

"Aku tidak apa-apa Jess, kita harus cepat pulang. Aku sudah tidak sabar menyiapkan persiapan pernikahan kita." ucap Armand sambil menghentikan taksi yang lewat di depan.     

"Armand, seharusnya kamu Istirahat dulu. Masih banyak waktu untuk kita mengurus pernikahan Mand." sahut Jessi seraya masuk ke dalam taksi yang sudah berhenti.     

"Jessie, Ayah dan Ibu sudah menyiapkan sebagian untuk persiapan pernikahan kita. Jadi aku harus menyelesaikan sisanya." ucap Armand duduk bersandar di samping Jessi.     

"Kakimu masih belum cukup kuat untuk berjalan terus Mand." ucap Jessi merasa gemas dengan sikap Armand yang keras kepala.     

"Baiklah, aku tidak akan kemana-mana dulu, tapi kamu jangan marah seperti itu." ucap Armand sambil menggenggam tangan Jessi yang sedang marah.     

"Aku tidak marah Mand, aku hanya cemas jika terjadi sesuatu padamu. Kamu belum sembuh benar." ucap Jessi membalas genggaman tangan Armand.     

"Maaf Tuan, saya harus mengantarkan kemana?" tanya Sopir taksi yang tidak ada kesempatan bertanya kemana tujuan Armand.     

"Ya Tuhan, maaf Pak. Antar kita Jalan Bambu Pak." sahut Armand sedikit malu dengan sopir taksi yang pasti mendengar pembicaraannya dengan Jessi.     

"Baik Tuan." ucap Sopir taksi kemudian menjalankan mobilnya ke alamat rumah Armand.     

Tiba di depan rumah Armand, segera Jessi dan Cahaya keluar lebih dulu setelah itu membantu Armand.     

"Terima kasih Pak." ucap Armand pada sopir taksi setelah membayarnya.     

Dengan tertatih Armand berjalan masuk ke dalam rumah. Jessi menggandeng tangan Cahaya berjalan di samping Armand.     

"Cahaya, ayo... ikut Bunda ke kamar sayang." ucap Jessi setelah tahu Armand pergi ke ruang tengah menemui Ayahnya.     

Dalam genggaman tangan Jessi, Cahaya berjalan dengan sangat lucunya masuk ke dalam kamar Armand.     

"Cahaya, sekarang Cahaya bermain boneka dulu ya sayang? Bunda akan menemani Ayah sebentar." ucap Jessi seraya memberikan boneka Barbie pada Cahaya yang sudah duduk di atas tempat tidur.     

Setelah memastikan Cahaya baik-baik saja dengan mainannya, Jessi keluar kamar untuk menemani Armand membahas tentang pernikahannya.     

"Permisi Ayah." sapa Jessi setelah berada di ruang ruang tengah.     

"Jessi, duduklah." ucap Ayah Armand dengan ramah.     

"Begini Armand, Jessi, karena kalian berdua sudah hidup bersama, Ayah dan Bunda sudah memutuskan untuk menikahkan kalian berdua hari ini. Maksud Ayah, kalian menikah sah di KUA dulu. Untuk pesta pernikahannya tetap seperti rencana kalian berdua." ucap Ayah Armand dengan tenang.     

"Tapi Ayah, kita belum mempersiapkan semua syarat-syarat untuk pernikahan?" ucap Armand dengan serius.     

"Ayah sudah mengurusnya, kamu tenang saja. Pagi ini kalian langsung saja ke salon, Ayah akan menunggu kalian di kantor KUA." ucap Ayah Armand dengan tenang.     

"Benarkah Ayah?" tanya Armand dengan tatapan tak percaya.     

"Benar, sekarang kalian berdua bisa ke Salon sekarang. Cahaya biar bersama Bibi Umah." ucap Ayah Armand bangun dari duduknya kemudian memberikan kunci mobil miliknya Armand.     

"Baiklah Ayah, kita pergi dulu." ucap Armand menerima kunci mobil dari Ayahnya kemudian mengajak Jessi pergi ke Salon.     

"Armand, apa ini tidak terlalu cepat untuk kita berdua?" tanya Jessi setelah berada di dalam mobil.     

"Apa yang di katakan Ayah benar Jess, kita sudah tinggal bersama. Akan lebih baik kita ada pernikahan yang sah." ucap Armand dengan tersenyum.     

Jessi terdiam, mengiyakan ucapan Armand.     

"Kita ke salon mana Mand?" tanya Jessi tidak tahu seluk beluk kota Bandung.     

"Kita ke salon langganan Ibuku." ucap Armand membawa ke tempat salon langganan ibunya.     

Sampai di Salon, Armand segera mengajak Jessi keluar dari mobil.     

"Armand jangan lupa tongkatmu." ucap Jessi seraya memberikan tongkat Armand.     

"Oh...iya, terima kasih Jess." ucap Armand menerima tongkatnya kemudian berjalan masuk ke dalam Salon.     

"Tante Ami." panggil Armand pada wanita cantik yang sudah setengah umur.     

"Armand? masuklah, Ibu kamu bilang kalau kamu akan ke sini untuk persiapan menikah. Apa itu benar?" tanya Tante Ami dengan ramah sambil menggandeng tangan Armand.     

"Ya Tante, tapi kita menikah di KUA lebih dulu. Untuk pestanya masih dua Minggu lagi." ucap Armand dengan tersenyum dengan menggenggam tangan Jessi yang berjalan di sampingnya.     

"Ibu kamu sudah pesan, untuk merias Jessi dengan cepat. Jadi aku sendiri yang akan menanganinya." ucap Ami sambil meraih tangan Jessi agar segera duduk di tempat yang sudah di sediakan.     

"Armand, kamu langsung ke ruang sebelah temui Tante Vera. Pakaian kamu sudah di siapkan Ibu kamu beberapa hari yang lalu." ucap Ami pada Armand yang masih berdiri tegak di samping Jessi.     

Mendengar ucapan Ami, segera Armand keluar masuk ke ruang sebelah.     

"Jessi, apa kamu berhubungan dengan Armand sudah lama?" tanya Ami dengan santai sambil memulai mengatur rambut Jessi.     

"Mengenal Armand sejak kita tinggal di basis Utara dua tahun yang lalu Tante, untuk hubungan serius sekitar empat atau lima bulan yang lalu." ucap Jessi dengan tenang.     

"Jaga Armand dengan baik, Armand laki-laki yang sangat baik dan lembut hatinya." ucap Ami dengan tersenyum.     

"Ya Tante." sahut Jessi dengan malu-malu.     

Sambil mengobrol santai, tak terasa Jessi sudah berpenampilan sangat cantik dengan tubuh berbalut kebaya.     

Armand yang sudah selesai dari tadi, sangat terpesona dengan kecantikan Jessi.     

"Armand, Jessi, ayo Tante antar ke depan. Ibu kamu sudah beberapa kali telepon." ucap Ami sambil membantu Jessi berjalan keluar dari Salon.     

"Terima kasih Tante." ucap Armand pada Ami setelah membantu Jessi masuk ke dalam mobil.     

"Sama-sama Armand." ucap Ami melepas kepergian Armand dan Jessi dengan sebuah senyuman.     

Tiba di tempat KUA Ayah Armand sudah menunggu dengan penuh kebahagiaan.     

"Ayo, cepat masuk Mand." ucap Ayah Armand sambil menggandeng tangan Armand dan Jessi.     

Dengan hati berdebar-debar, Armand dan Jessi duduk berdampingan. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya selain hanya saling pandang beberapa kali hingga Pak Penghulu sudah duduk di hadapan mereka.     

Dengan di awali doa dan ceramah pendek dari Pak Penghulu, proses pernikahan Armand dan Jessi berjalan dengan khidmat, hingga sampai pada proses yang menegangkan bagi Armand yaitu proses ijab kabul.     

Dengan wajah sedikit tegang dan gugup Armand menyalami Pak Penghulu membalas ucapan Pak Penghulu atas ijab kabulnya.     

"Saya terima nikah dan kawinnya Jessi Kim dengan mas kawin tersebut tunai." ucap Armand dengan perasaan lega.     

"Bagaimana para saksi? Saahh?" tanya Pak Penghulu menatap dua orang saksi secara bergantian.     

"Saaahhhh." jawab mereka serentak. Armand dan Jessi saling berpandangan sama-sama melepas senyum.     

"Untuk proses selanjutnya silahkan pengantin wanita untuk mencium tangan pengantin pria." ucap Pak Penghulu pada Jessi.     

Dengan rasa malu Jessi meraih tangan Armand dan mengecup punggung tangannya.     

"Sekarang pengantin pria, silahkan mencium kening pengantin wanita." ucap Pak Penghulu pada Armand.     

Dengan penuh perasaan Armand mengecup kening Jessi dengan perasaan bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.