THE BELOVED ONE

MANISNYA CINTA DANISH



MANISNYA CINTA DANISH

0"Bibi Ratih, di kamarku ada kotak makanan. Tolong Bibi Ratih ambil dan bisa di makan Bibi Ratih untuk sarapan." ucap Chello dengan tersenyum.     
0

"Ya Tuan Chello." ucap Bibi Ratih segera pergi ke kamar Chello untuk mengambil makanan pemberian Sherly yang belum di makan Chello.     

"Oh...ya Bara, kamu datang di kota ini dalam acara apa? bisnis atau sekedar jalan-jalan?" tanya Chello dengan tatapan penuh arti. Chello sangat tahu dari siapa Bara tahu alamat Ayraa.     

"Kebetulan aku dalam perjalanan bisnis Chell, aku harus bertemu dengan beberapa investor, yang mau bekerja sama dengan perusahaanku." ucap Bara panjang lebar menjelaskan semua apa saja tujuannya. Chello mendengarkan dengan seksama apa yang di jelaskan Bara.     

Di saat Bara sedang berbicara dengan Chello, di kamar Ayraa sedang membangunkan Danish yang masih tidur.     

"Mas...Mas Danish, bangun Mas." panggil Ayraa membangunkan Danish hingga beberapa kali.     

Karena Danish belum bangun juga, Ayraa menjadi keluar sifat isengnya.     

Dengan tersenyum Ayraa mendekati telinga Danish dan menggigit gemas daun telinga Danish.     

"Ugghh!!" terdengar suara Danish sedikit bergerak karena merasakan geli pada daun telinganya.     

Ayraa tertawa kecil, melihat wajah Danish yang terlihat lucu saat menggeliat. Masih dengan keisengannya, Ayraa kembali menggigit kembali tapi kali ini pada ujung hidung Danish.     

"Ugghh!!" kembali Danish mengeluarkan suara karena terganggu gigitan Ayraa. Perlahan kedua mata Danish terbuka, tepat di hadapannya terlihat wajah cantik Ayraa yang sedang tersenyum menggemaskan.     

"Ada apa Ayraa? kenapa kamu menggangguku?" tanya Danish dengan kedua matanya yang masih setengah terbuka.     

"Bukan mengganggu Mas, aku membangunkanmu. Hari sudah siang dan Mas Danish belum bangun juga." sahut Ayraa seraya mengusap kedua mata Danish penuh kasih sayang.     

"Um... kelihatan masih pagi Ayraa, belum ada sinar matahari masuk ke kamar kita." ucap Danish sambil memejamkan matanya kembali.     

"Bagaimana matahari bisa masuk kalau di luar mendung sedikit gerimis." ucap Ayraa seraya menarik selimut yang menyelimuti Danish.     

Kedua mata Danish seketika terbuka, terlihat jelas ada rasa antusias di wajah Danish.     

"Benarkah di luar gerimis? sangat tepat untuk kita bercinta bukan?" ucap Danish dengan senyum terkulum.     

"Hem...Hem, sekarang memang musim hujan Mas. Kalau musim hujan sangat tepat untuk bercinta, bisa-bisa kita bercinta setiap hari." ucap Ayraa dengan bibir sedikit manyun.     

"Bukankah itu bagus Ayraa? sebagai pengganti aku olahraga di luar?" ucap Danish seraya memeluk leher Ayraa.     

"Mas... tidak kali ini, Mas Danish harus istirahat total selama satu Minggu lagi. Baru setelah itu Mas Danish boleh meminta lagi." ucap Ayraa dengan tatapan lembut ikut merasakan kerinduan yang di alami Danish.     

"Tapi aku sangat merindukanmu Ayraa, sudah hampir dua Minggu aku tidak merasakan sentuhanmu." ucap Danish dengan tatapan memelas.     

Ayraa menelan salivanya, tidak tahu harus berkata apa. Tatapan sendu Danish telah membangkitkan gairah hasratnya.     

"Dengar Mas, hal ini nanti tidak akan baik untuk kesehatanmu Mas." ucap Ayraa tidak tega dengan keinginan Danish.     

"Hanya sebentar saja Ayraa, tidak lama. Aku janji aku tidak akan bergerak, aku hanya diam dan merasakan sentuhanmu." ucap Danish entah kenapa walau dalam keadaan sakit hasrat pada Ayraa masih tetap ada dan semakin membara.     

Ayraa menatap jernih kedua mata Danish yang saat ini sayu menanti sentuhannya.     

"Hem... baiklah, tapi Mas Danish hanya diam saja ya? tidak boleh bergerak sama sekali." ucap Ayraa dengan tatapan lembut.     

Danish menganggukkan kepalanya, sebuah senyuman manis terlihat di kedua sudut bibirnya.     

"Seperti perintah Istriku, aku akan diam dan hanya menerima kenikmatan yang di berikan Istriku." ucap Danish dengan     

"Aku berharap, aku selalu bisa memberikan kenikmatan padamu Mas. Bisa membahagiakanmu setiap kamu memintanya." ucap Ayraa seraya mengecup bibir Danish sedikit agak lama dan Danish membalasnya dengan sebuah lumatan yang menggugah gairah Ayraa.     

"Kamu sudah membangunkan hasratku yang di bawah sana Ayraa." ucap Danish dengan tatapan sendu.     

"Kamu juga Mas, sudah menggugah gairahku sekarang." sahut Ayras dengan merapatkan tubuhnya pada tubuh Danish yang selalu hangat.     

"Apakah itu berarti kita sudah diciptakan dengan rasa ketergantungan satu sama lain Ayraa? aku selalu merasakan nikmatnya gairah cinta saat bersamamu. Sentuhanmu bagaikan magnet yang begitu cepatnya menarikku dalam hasrat yang tak mampu aku tahan lagi." bisik Danish seraya menyusupkan tangannya pada belahan dada Ayraa dan meremasnya dengan sangat pelan.     

Gairah Ayraa semakin bergelora, kedua matanya terpejam merasakan remasan demi remasan tangan Danish yang semakin intens di kedua payudaranya.     

Sungguh Danish paling pintar bermain di atas di atas tempat tidur.     

"Mas Danish...kamu sangat manis sekali." ucap Ayraa dengan suara lirih pasrah dengan apa yang di lakukan Danish pada dirinya.     

"Terlebih aku Ayraa, aku sungguh mencintaimu aku tidak bisa lepas dari hasrat ini Ayraa." sahut Danish dengan hasrat yang sudah tidak mampu di bendungnya melepas seluruh pakaian Ayraa dan mengulum bibir Ayraa dengan sangat intens.     

Nafas Ayraa memburu mengimbangi ciuman dan lumatan bibir Danish yang semakin intens.     

"Mas Danish...hentikan sayang, aku tidak bisa bernafas." lirih suara Ayraa melepas bibirnya dari bibir Danish yang bermain nakal di dalam rongga mulutnya.     

Lepas dari bibir Ayraa, Danish tidak menghentikan aksinya. Dengan penuh gairah Danish merambah ke area kedua payudara Ayraa dengan mengulum lembut puting kedua payudara Ayraa secara bergantian.     

Tubuh Ayraa menggelinjang dengan perut besarnya yang terlihat indah di mata Danish. Desahan Ayraa tak berhenti dari bibirnya, dengan sentuhan Danish yang lebih intens di banding dirinya. Danish telah melupakan rasa sakitnya.     

"Ahhhhh... Mas Danish." desah Ayraa meremas rambut hitam Danish.     

"Aku mencintaimu Ayraa." ucap Danish seraya menenggelamkan kepalanya pada kedua payudara Ayraa yang sudah membuat hasratnya semakin pada puncaknya.     

Dengan nafas yang semakin memburu Danish melepas semua pakaiannya dengan paha terbuka di antara kedua paha Ayraa sambil memasang pengamannya. Dengan tatapan sayu dan penuh cinta mengarahkan miliknya tepat pada milik Ayraa.     

"Mas Danish...aahhhhhh." Ayraa mendesah panjang saat milik Danish bermain berputar-putar di dalam lubang miliknya.     

"Ayraa..aku mencintaimu Ayraa." desah Danish menyebut nama Ayraa seraya menggoyang pinggulnya seiring milikinya yang naik turun dalam lubang milik Ayraa.     

"Ahhhhhh.. aku juga mencintaimu Danish, tekan lebih keras Mas!" rintih Ayraa mencengkeram kedua bahu Danish saat menekan miliknya dengan sangat kuat dan dalam hingga terasa menembus ke tulang belakangnya.     

"Aku sudah tidak bisa menahannya lagi Ayraa, sedikit lagi aku akan keluar Ayraa." ucap Danish semakin intens menggoyangkan pinggulnya dengan menghentakkan miliknya dengan pelan kedalam lubang milik Ayraa secara hati-hati. Hingga sampai pada puncak klimaksnya Danish menghentakkan pinggulnya dan menenggelamkan miliknya dengan sangat keras pada lubang milik Ayraa yang paling dalam seiring lenguhan panjang Danish dan Ayraa secara bersamaan.     

"Aaaahhhhhh... Ayraa...sayangku." lenguh Danish saat mengeluarkan maninya dalam pengamannya.     

"Mas Danish... kamu nakal, kenapa jadi Mas Danish yang bekerja keras?" ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.