THE BELOVED ONE

KEPUTUSAN DANISH



KEPUTUSAN DANISH

0"Mas Danish... kamu curang, kenapa jadi Mas Danish yang bekerja keras?" ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     
0

"Aku tidak bisa melepas kesempatan indah ini Ayraa. Aku tidak bisa menjadi laki-laki yang lemah saat bercinta denganmu." ucap Danish dengan sebuah senyuman.     

"Lain kali aku tidak akan tertipu lagi Mas, aku tidak akan mau kalau Mas Danish yang berkerja keras. Apa sekarang kamu lelah Mas?" tanya Ayraa seraya mengambil pakaian Danish dan memakaikannya.     

"Kamu tidak akan bisa menolakku Ayraa, kita sudah di takdirkan saling membutuhkan." ucap Danish bangun dari duduknya kemudian merengkuh pinggang Ayraa.     

"Lepas Mas, jangan menggodaku lagi. Aku mau pakai pakaian dulu. Oh ya Mas, aku mau memberitahumu kalau di bawah ada Bara. Dia baru datang tadi pagi dan sekarang sedang berbincang-bincang dengan Chello di ruang tengah." ucap Ayraa seraya memakai pakaiannya.     

"Apa Ayraa? Bara ada di sini? darimana Bara tahu rumah kita di sini?" tanya Danish dengan tatapan tak percaya.     

"Katanya ada urusan dengan investor, dan dia dapat titipan dari Ayahnya untuk Bibi Ratih karena itu Bara menghubungi Bibi Ratih dan datang ke sini." ucap Ayraa tanpa curiga pada Bara.     

"Dan kamu percaya itu Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Kenapa aku harus tidak percaya Mas? memang apa yang Mas Danish pikirkan?" tanya Ayraa dengan heran karena Danish sepertinya tidak suka pada Bara.     

"Aku tidak berpikir apa-apa, kalaupun aku beritahu kamu juga tidak akan percaya bukan?" tanya Danish dengan tatapan rumit.     

Ayraa semakin tak mengerti dengan apa yang di katakan Danish.     

"Aku semakin tak mengerti dengan apa yang kamu katakan Mas? memang ada apa antara kamu dan Bara Mas? katakan padaku." ucap Ayraa seraya menggenggam tangan Danish.     

"Apa kamu benar-benar ingin mendengarnya?" ucap Danish dengan serius.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan pasti.     

"Katakan Mas, ada apa?" tanya Ayraa menatap dalam wajah Danish.     

"Bara mencintai kamu Ayraa, Bara ingin mendekati kamu. Bara menginginkan kamu menjadi istrinya setelah aku mati." ucap Danish dengan serius.     

"Mas Danish, apa yang Mas Danish katakan? Mas Danish tidak akan meninggal. Mas Danish akan panjang umur dan hidup bersamaku selamanya. Aku tidak peduli dengan siapapun aku hanya peduli sama kamu dan anak kita." ucap Ayraa menangkup wajah Danish dengan tatapan bersungguh-sungguh.     

"Ayraa aku tahu itu, tapi kenyataannya seperti itu Ayraa. Suatu saat aku pasti akan mati juga. Dan dengarkan aku, aku tidak ingin kamu menikah dengan Bara. Kamu harus ingat itu Ayraa." ucap Danish tanpa bisa lagi menahan rasa cemburunya.     

"Mas Danish, jangan katakan ini lagi Mas. Aku tidak akan menikah dengan siapapun. Mas Danish akan hidup lebih lama lagi, untuk itu kita ada di sini Mas." ucap Ayraa dengan perasaan sedih.     

Danish memeluk Ayraa dengan perasaan bersalah.     

"Maafkan aku Ayraa, seharusnya aku tidak bicara seperti itu. Maafkan aku." ucap Danish berkali-kali mengecup puncak kepala Ayraa.     

"Tidak apa-apa Mas, kita akan selalu bersama-sama. Dan kita akan berusaha yang terbaik." ucap Ayraa menenangkan hati Danish yang begitu cemburu pada Bara.     

"Sebaiknya Mas Danish Istirahat, aku akan bicara dengan Bara agar segera pulang." ucap Ayraa tidak ingin kesehatan Danish terganggu hanya karena Bara. Sungguh baru kali ini Ayraa melihat kecemburuan Danish yang sama sekali tidak terkontrol.     

"Tidak Ayraa, jangan. Maafkan aku, aku tahu ini tidak adil buatmu. Bara adalah temanmu dan sangat baik padamu. Seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi. Aku akan menemuinya." ucap Danish merasa kasihan pada Ayraa yang terlihat kecewa.     

"Apa Mas Danish yakin? aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu Mas. Aku bisa mengusir seribu orang seperti Bara, asal itu membuat Mas Danish baik-baik saja." ucap Ayraa bersungguh-sungguh.     

"Aku tahu Ayraa, kamu bisa melakukan hal itu. Dan aku percaya padamu, karena itu aku akan menemui Bara." ucap Danish seraya mengusap lembut wajah Ayraa dan mengecup kening Ayraa dengan penuh perasaan.     

"Baiklah Mas, kalau Mas Danish mau menemui Bara. Ayo...kita temui dia Mas." ucap Ayraa seraya menggenggam tangan Danish dan mengajaknya keluar kamar untuk menemui Bara.     

Danish tersenyum berusaha menenangkan hatinya agar tidak menunjukkan rasa cemburunya pada Bara.     

Tiba di ruang tengah, Danish melihat Bara sedang bicara santai dengan Chelo.     

"Bara, kapan kamu datang?" tanya Danish berbasa-basi seraya duduk di samping Chelo di ikuti Ayraa duduk di sampingnya.     

"Barusan tadi, kebetulan aku ada janji bertemu dengan investor besar di negara ini. Dan Ayah titip sesuatu pada Bi Ratih jadi aku mampir." ucap Bara dengan tersenyum.     

"Berapa hari rencana kamu tinggal di sini?" tanya Danish ingin tahu rencana Bara.     

"Mungkin seminggu aku akan tinggal di sini. Bagaimana keadaan kamu? aku dengar dari Chello operasi tahap pertama kamu lancar. Aku harap kamu bisa sembuh secepatnya." ucap Bara masih dengan tersenyum.     

"Terima kasih atas doanya. Rencana kamu akan menginap di mana?" tanya Danish dengan serius.     

"Aku belum tahu, apa di sekitar sini ada rumah yang di sewakan?" tanya Bara menatap Chello dan Danish seraya bergantian.     

"Tinggal saja di sini, itu kalau kamu mau. Kamu bisa tinggal satu kamar dengan Chelo." ucap Danish seraya melihat reaksi Bara dan Ayraa.     

Wajah Bara terlihat terkejut dan gembira, berbeda dengan Ayraa sangat terkejut dengan ucapan Danish.     

"Apa benar aku boleh tinggal di sini?" tanya Bara lagi dengan sungguh-sungguh.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan singkat.     

"Kamu bisa tinggal selama kamu masih ada urusan kerja di sini. Chello, kamu tidak keberatan bukan kalau Bara tinggal satu kamar denganmu?" tanya Danish menatap Chello yang terlihat tenang.     

"Aku sama sekali tidak keberatan, silahkan saja kalau Bara mau tinggal di kamarku." ucap Chello dengan santai.     

"Baiklah Bar, kamu bisa istirahat di kamar Chello sekarang. Aku akan kembali ke kamar mau istirahat juga." ucap Danish dengan tersenyum tipis.     

"Terima kasih Dan." Ucap Bara mengambil nafas lega, karena apa yang di inginkan untuk tinggal satu rumah dengan Ayraa akhirnya terwujud.     

"Mas, apa yang kamu lakukan? kenapa kamu meminta Bara untuk tinggal di sini?" tanya Ayraa setelah berada di dalam kamar.     

"Tidak apa-apa, biarkan saja. Aku tahu Bara ingin tinggal di sini." ucap Danish duduk di pinggir ranjang sambil melepas kemejanya.     

"Aku tidak setuju dengan keputusan ini Mas, aku tidak mau kamu terganggu dengan kehadiran Bara Mas." ucap Ayraa masih tidak bisa mengerti dengan pemikiran Danish.     

"Bukan aku yang akan terganggu, tapi Bara. Kamu akan tahu kalau Bara benar-benar mencintai kamu." ucap Danish seraya menghela nafas panjang.     

"Mas, kenapa kamu jadi berpikir seperti itu pada Bara? Bara sudah tidak mencintaiku Mas." ucap Ayraa sambil menekan pelipisnya.     

"Kamu akan tahu Ayraa, sebentar lagi kamu akan tahu." ucap Danish dengan suara pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.