THE BELOVED ONE

KEMBALI KE KAMPUS



KEMBALI KE KAMPUS

0"Mas... bangun." ucap Ayraa setelah hampir tiga kali melakukannya saat terakhir menjelang subuh.     
0

"Hem... Ayraa? kamu sudah bangun? maafkan aku baru bisa bangun." ucap Danish sedikit merasa lelah karena tenaganya di habiskan untuk membahagiakan Ayraa yang jarang mendapat cairannya masuk ke dalam rahim. Karena selama berbulan-bulan gaya bercintanya selalu memakai kondom pengaman. Dan setelah hari ini pengaman itu akan berfungsi lagi untuk tiap kali bercinta.     

Ayraa menatap Danish penuh rasa cinta, tidak ada hal yang membuat hatinya merasa bahagia selain melihat suaminya bahagia.     

Ayraa Ingin dalam perjalanan hidup Danish selalu merasakan kebahagiaan saja.     

"Kalau masih capek istirahat saja Mas. Aku hanya membawa sarapan untuk Mas Danish." ucap Ayraa memberikan semangkuk bubur sambil membelai kening Danish.     

Danish bangun dari tidurnya, kemudian duduk bersandar dengan memegang semangkuk bubur yang di beri Ayraa.     

"Apa Danish sudah bangun Ayraa?" tanya Danish menatap teduh wajah Ayraa.     

"Sudah bangun pagi tadi Mas, sekarang sudah tidur lagi." ucap Ayraa duduk di samping Danish.     

"Mau menyuapiku?" tanya Danish dengan tatapan manja.     

Dengan gemas Ayraa mencubit hidung Danish.     

"Bagaimana nanti kalau Danish kecil sudah besar Mas? apa kalian berdua akan sama persis manjanya?" tanya Ayraa sambil mengambil alih mangkuk bubur yang di bawa Danish.     

"Tidak apa-apa Ayraa, kepada siapa lagi kita bermanja kalau tidak padamu." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Ya Mas, aku lebih bahagia dengan kalau kalian nanti berdua bermanja padaku." ucap Ayraa sambil menyuapi Danish dengan tersenyum.     

"Di suapi kamu dengan makan sendiri sangat berbeda nikmatnya Ayraa. Dengan di suapi kamu rasa bubur ini lebih nikmat di lidahku." ucap Danish sambil mengunyah makanannya.     

"Syukurlah kalau Mas Danish menyukainya. Oh...ya Mas, hari ini aku berencana ke kampus. Aku ingin melanjutkan lagi kuliah, Ingin menyelesaikan kuliah dengan cepat." ucap Ayraa dengan serius.     

Danish menatap Ayraa dengan serius.     

"Apa kamu yakin akan bisa membagi waktu?" tanya Danish tidak ingin bayinya tidak mendapat perhatian dari Ayraa.     

"Aku akan mengambil pagi Mas. Biasanya bayi kecil suka tidur di pagi hari setelah minum susu dan kenyang kemudian tidur." jelas Ayraa setelah Nicky memberitahu tentang bagaimana kebiasaan bayi di pagi hari dan malam hari.     

Danish mendengarkan dengan serius ucapan Ayraa.     

"Kamu tidak kuliah setiap hari kan?" tanya Danish seraya bangun dari tempatnya untuk segera mandi.     

"Tidak Mas, aku hanya masuk seminggu tiga kali." sahut Ayraa sambil mengambil handuk buat Danish yang akan mandi.     

"Baguslah kalau masuk hanya tiga kali dalam seminggu. Aku tidak mau kalau Danish kecil merasa kesepian tanpa kamu." ucap Danish sebelum masuk ke kamar mandi.     

Ayraa memicingkan matanya menatap wajah Danish yang menggemaskan.     

"Yang merasa kesepian Danish kecil atau Danish besar ya?" tanya Ayraa dengan tersenyum menggoda.     

"Keduanya." jawab Danish dengan cepat kemudian masuk ke dalam kamar mandi sebelum mendapat cubitan dari Ayraa.     

Ayraa tersenyum simpul kemudian berganti pakaian untuk pergi ke kampus.     

Sambil menunggu Danish selesai mandi, Ayraa menabung air susunya untuk stock minum Danish kecil.     

Setelah mendapatkan dua botol, Ayraa kembali merapikan pakaiannya.     

"Jadi berangkat jam berapa Ayraa?" tanya Danish setelah keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya.     

Dengan segera Ayraa mengambil alih mengeringkan rambut Danish.     

"Ayraa, bukannya kamu mau ke kampus?" ucap Danish melihat Ayraa sudah berpakaian rapi.     

"Sebentar lagi Mas, masih ada waktu untuk mengeringkan rambut Mas Danish." ucap Ayraa sambil mengusap-usap rambut Danish yang basah.     

Hati Danish selalu tersentuh dengan kasih sayang Ayraa yang tak pernah berkurang sedikitpun.     

"Mas, air susu untuk buat Danish kecil tinggi menghangatkan saja. Dan untuk makan siang Mas Danish sudah aku siapkan." ucap Ayraa seraya mengambil tasnya.     

"Kamu pulang jam berapa Ayraa?" tanya Danish sedang menggendong Danish kecil.     

"Aku usahakan sebelum jam dua belas aku akan pulang." jawab Ayraa seraya mengecup punggung tangan Danish dan mengecup kening Danish kecil.     

"Hati-hati di jalan Ayraa." ucap Danish sebelum Ayraa keluar dari kamar.     

Ayraa menganggukkan kepalanya kemudian keluar kamar untuk segera berangkat kuliah.     

***     

Di kampus Ayraa segera masuk ke dalam kelasnya.     

Terlihat Bara sedang menatap dirinya.     

"Ayraa! duduklah di sini." ucap Bara dengan wajah gembira.     

"Di mana Niluh, Bara?" tanya Ayraa sambil duduk di samping Bara.     

"Niluh sedang ada keperluan." jawab Bara sambil memberikan buku catatannya pada Ayraa.     

"Bara, buku catatan kamu aku bawa saja ya? aku akan foto copy saja. Aku tidak sempat untuk mencatat." ucap Ayraa dengan serius.     

"Begini saja, biar aku yang foto copy saja. Nanti sore aku antar ke rumah kamu sekalian aku ingin melihat bayi kamu." ucap Bara mengambil bukunya kembali.     

Ayraa tersenyum kemudian menepuk bahu Bara dengan perasaan senang.     

"Terima kasih Bara, kamu sangat baik sekali." ucap Ayraa seraya memberikan kembali buku catatan Bara.     

"Sekarang ada pelajaran apa lagi?" tanya Ayraa sambil mengeluarkan air putihnya untuk di minumnya.     

"Hanya menunggu informasi tentang tugas luar. Kita di berikan tugas untuk mensurvey beberapa orang yang tinggal di Desa tentang cara mereka berpikir bertahan hidup." ucap Bara sambil memberikan selembar kertas yang berisi beberapa nama dalam satu kelompok.     

"Em... Bara, kalau aku tidak ikut apa akan menjadi masalah? pasti aku tidak mendapat nilai kan? apa tidak ada tugas lain sebagai pengganti tugas tersebut?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Aku rasa kamu akan kehilangan nilai Ayraa. Apa kamu berencana tidak ikut? sangat sayang sekali Ayraa karena nilai ini akan membantu kita untuk bisa segera lulus." ucap Bara tidak bisa membantu Ayraa.     

"Berapa hari kita harus di Desa?" tanya Ayraa dengan tatapan gelisah.     

"Dua Minggu." sahut Bara dengan cepat.     

"Lama juga dua Minggu, aku harus bertanya dulu pada Mas Danish." ucap Ayraa sambil menekan pelipisnya.     

"Pikirkan sekali lagi Ayraa, dengan mendapat nilai dari tugas ini kita akan bisa mengurangi waktu satu tahun." ucap Bara dengan serius.     

"Ya...akan aku pikirkan, aku harus memberitahu dan minta persetujuan Mas Danish." ucap Ayraa sambil memasukkan buku catatannya ke dalam tasnya.     

"Apa kamu akan pulang?" tanya Bara tidak ingin berpisah dengan Ayraa.     

"Ya...aku harus pulang cepat. Kalau kamu ke sana sore saja ya." ucap Ayraa berniat membawa Danish kecil ke rumah sakit untuk imunisasi.     

"Oke... sore hari aku akan ke rumahmu." ucap Bara dengan perasaan senang.     

"Ya sudah Bara, aku pulang dulu ya." ucap Ayraa beranjak dari tempatnya dan keluar kelas.     

Dengan tersenyum Ayraa masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya dengan sangat pelan.     

"Ya Tuhan! aku hampir lupa kalau besok hari ulang tahun Mas Danish. Aku harus memberikan kejutan." ucap Ayraa dengan tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.