THE BELOVED ONE

SUAMI TERSAYANG (2)



SUAMI TERSAYANG (2)

0"Ya Mas, aku minta maaf. Aku lupa kalau aku yang telah membuat terlambat. Ayo kita berangkat sekarang Mas." ucap Ayraa sambil mengangkat Danish kecil dalam gendongannya.     
0

Tanpa membalas ucapan Ayraa, Danish keluar lebih dulu menuju ke mobilnya.     

Kening Ayraa berkerut melihat sikap Danish yang tidak biasanya.     

"Ada apa dengan Mas Danish, tidak biasanya seperti ini?" tanya Ayraa dalam hati sambil melihat Danish yang sudah duduk di di belakang setir dengan wajah sedih dan tanpa bicara.     

Tanpa ada pembicaraan sama sekali akhirnya mobil Danish sampai juga di rumah sakit. Setelah melewati antrian giliran Danish kecil akhirnya tiba.     

Ayraa sangat lega Danish kecil telah mendapat imunisasi juga mendapat suntikan pencegahan virus HIV.     

Dengan perasaan senang Ayraa menggenggam tangan Danish dengan sangat erat. Namun genggaman tangan Ayraa tidak mendapat balasan dari Danish.     

Kembali Ayraa berpikir keras apa sebab Danish bersikap seperti itu.     

"Sebaiknya di rumah saja aku tanyakan." ucap Ayraa dalam hati.     

Sampai di rumah Danish masuk lebih dulu, dan itu membuat hati Ayraa menjadi bertanya-tanya lagi.     

"Ada apa dengan Mas Danish? kalaupun Mas Danish marah tidak akan seperti ini?" tanya Ayraa sambil menidurkan Danish kecil di tempat tidurnya.     

Setelah menidurkan Danish kecil, Ayraa berganti pakaian tidur kemudian mendekati Danish.     

"Mas...Mas Danish tidak ganti pakaian?" tanya Ayraa sambil menyentuh bahu Danish.     

"Tidak Ayraa, aku lelah mau tidur." jawab Danish dalam posisi miring menghadap dinding.     

Ayraa menghela nafas panjang, kemudian menarik pelan bahu Danish agar menghadap ke arahnya.     

Karena tidak ingin membuat Ayraa bertanya-tanya, akhirnya Danish menghadap Ayraa juga.     

"Biar aku yang menggantikan pakaiannya ya Mas?" ucap Ayraa sambil menatap lembut wajah Danish.     

Hati Danish terombang-ambing oleh perasaan yang campur aduk antara sedih dan kecewa.     

Melihat Danish diam, Ayraa menganggap Danish mau di ganti pakaiannya.     

Segera Ayraa bangun dari tempatnya untuk mengambil pakaian tidur Danish.     

Dengan penuh perhatian Ayraa melepas pakaian atas Danish dan menggantinya dengan pakaian tidur.     

Danish menatap penuh wajah Ayraa, wajah yang cantik dengan tatapan dan sikap yang penuh cinta padanya. Perasaan Danish sungguh tidak percaya kalau Ayraa bisa berbohong padanya.     

"Kenapa kamu berbohong padaku Ayraa? apa yang kamu sembunyikan dariku? dengan sikap dan tatapanmu yang penuh cinta aku tidak percaya kalau kamu bisa berbohong padaku." ucap Danish dalam hati.     

"Sudah Mas, tidurlah lagi kalau kamu lelah. Tapi Mas Danish harus minum obat dulu biar nanti di lupa." ucap Ayraa seraya mengambil obat dan segelas air putih.     

Danish bangun dari tidurnya dan segera minum obatnya kemudian kembali berbaring.     

Ayraa hanya bisa menatap wajah Danish dengan tatapan heran. Entah hal apa yang membuat Danish menjadi diam.     

"Mas...ada apa? apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?" tanya Ayraa mengusap lembut bahu Danish.     

"Tidak ada apa-apa Ayraa. Tidurlah biar kamu tidak lelah." ucap Danish dengan suara semakin berat. Ingin rasanya Danish bertanya pada Ayraa, kenapa harus berbohong untuk mencari alasan.     

"Syukurlah kalau Mas Danish tidak ada masalah. Karena tidak biasanya Mas Danish diam seperti ini." ucap Ayraa dengan seraya berbaring di samping Danish kemudian memeluk pinggang Danish dengan erat.     

Ayraa memejamkan matanya karena memang sangat lelah.     

Tidak berapa lama, Ayraa sudah tidur pulas dengan memeluk pinggang Danish.     

Danish menatap penuh wajah Ayraa. Tidak percaya kalau Ayraa bisa tidur setelah membuat hatinya kacau balau karena kebohongan Ayraa.     

"Apa sebenarnya yang kamu sembunyikan dariku Ayraa? apa kamu bertemu Bara dan keluar dengannya? dan kenapa kamu harus bohong pergi ke kantor dan menemui Dewa? padahal Dewa tidak ada di kantor. Aku tidak percaya semua ini Ayraa." ucap Danish dalam hati masih menatap wajah tak berdosa Ayraa.     

Karena merasa lelah, Danish kembali berbaring dengan pelan dan memejamkan matanya untuk bisa tidur kembali.     

Dengan perasaan hati yang gundah akhirnya Danish tertidur dengan rasa lelah hatinya.     

***     

Perlahan Ayraa membuka matanya dan turun dari tempat tidur untuk segera mempersiapkan kejutan buat Danish.     

Tanpa menimbulkan suara, Ayraa turun ke bawah dan membersihkan badannya di kamar mandi bawah.     

Setelah selesai membersihkan badannya Ayraa segera menghubungi Toko kue agar segera mengirim kue ulang tahun untuk Danish.     

Sambil menunggu kedatangan Dewa dan Cayla, Ayraa menyiapkan meja makan untuk tempat beberapa menu makanan yang sudah di pesan Dewa.     

"Ting... Tong... Ting... Tong"     

Pintu depan berbunyi beberapa kali, segera Ayraa pergi untuk membuka pintu.     

"Hai Ayraa, kita datang tepat waktu bukan?" tanya Cayla dengan tersenyum.     

"Ya.. Cay, kamu cantik." ucap Ayraa sambil mencubit hidung Cayla.     

"Dewa, makanannya belum datang juga?" tanya Ayraa pada Dewa yang sedang meletakkan kado Danish pesanan Ayraa di meja.     

"Sebentar lagi datang Ayraa, sudah dalam perjalanan." jawab Dewa berjalan keluar untuk menunggu makanan.     

"Kado pesananku ada kan Cayla?" tanya Ayraa pada Cayla.     

"Sudah siap Nyonya Bos, sudah di meja semua." jawab Cayla tersentuh kemudian menyusui ke depan ikuti menunggu makanan datang.     

Ayraa tersenyum, sangat bahagia mempunyai sahabat seperti Dewa dan Cayla.     

"Ayraa, makanan dan kue tart sudah datang." ucap Dewa sambil membawa beberapa kotak menu makanan dan satu kotak besar kue tart yang di bawa Cayla.     

"Makanannya letakkan di atas meja Dewa, ayo sekarang kita atas. Kita beri kejutan Mas Danish sekarang." ucap Ayraa mengambil alih kue tart yang ada di tangan Cayla.     

"Cayla, nanti kamu yang menggendong Danish kecil ya." ucap Ayraa sambil berjalan ke atas masuk ke dalam kamarnya.     

Di dalam kamar Ayraa melihat Danish masih dalam keadaan tidur, walau yang sebenarnya Danish tidak bisa tidur nyenyak. Hatinya masih sangat gelisah.     

Saat Mendengar suara langkah kaki masuk ke kamar segera Danish memejamkan matanya.     

"Mas Danish." panggil Ayraa dengan suara lembut tepat di telinga Danish.     

Danish semakin memejamkan matanya, sungguh hatinya sangat berdebar-debar saat mendengar suara lembut Ayraa di telinganya.     

"Happy birthday to you..Happy birthday to you, Happy birthday... Happy birthday... Happy birthday to you." Ayraa menyanyikan sebuah lagu ulang tahun tepat di telinga Danish.     

Hati Danish terhenyak, sesaat jantungnya terasa berhenti mendengar suara lembut Ayraa yang menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.     

"Mas... Bangun sayang, selamat ulang tahun." ucap Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish yang masih enggan membuka matanya.     

"Selamat ulang tahun Kak Danish!" ucap Cayla dengan suara keras membuat Danish membuka matanya seketika.     

Danish membalikkan badannya melihat Ayraa duduk di sampingnya dengan membawa kue tart ulang tahun yang sangat besar. Juga ada Cayla yang berdiri di samping Dewa dengan menggendong Danish.     

"Ada apa ini Ayraa? kenapa Dewa dan Cayla ada di sini pagi-pagi. Dan sekarang apa benar hari lahirku?" tanya Danish bangun dari tidurnya dan duduk bersandar di dinding.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.