THE BELOVED ONE

SUAMI TERSAYANG (3)



SUAMI TERSAYANG (3)

0"Ada apa ini Ayraa? kenapa Dewa dan Cayla ada di sini pagi-pagi. Dan sekarang apa benar hari lahirku?" tanya Danish bangun dari tidurnya dan duduk menghadap Ayraa.     
0

"Sebuah kejutan untukmu Mas, selamat hari jadi untukmu Mas. Semoga Tuhan selalu melindungimu dan memberi umur yang panjang untukmu Mas." ucap Ayraa seraya mengeluh kening Danish dengan penuh perasaan.     

Hati Danish meleleh, ingin tenggelam dalam pelukan Ayraa. Namun pertanyaan dalam hatinya tentang kebohongan Ayraa telah menahan keinginannya.     

"Ada apa Mas? kenapa Mas Danish diam saja?" tanya Ayraa seraya menangkup wajah Danish.     

Dengan pelan, tangan Danish menurunkan kedua tangan Ayraa dari wajahnya.     

"Dewa, mendekatlah." panggil Danish dengan tiba-tiba.     

"Ya Mas." sahut Dewa menghampiri Danish.     

"Aku bertanya padamu, seharian kemarin kamu ada di mana?" tanya Danish dengan suara berat sambil melirik Ayraa.     

"Aku berada di luar kota seharian, kenapa Mas?" tanya Dewa tak mengerti arah pembicaraan Danish.     

"Bukannya kamu kemarin bertemu dengan Ayraa di kantor saat siang hari?" ucap Danish menatap Dewa.     

Dewa mengangkat wajahnya, menatap Danish kemudian menatap Ayraa.     

Dewa berpikir cepat dan sangat paham kalau saat ini Danish tengah salah paham pada Ayraa.     

"Siang hari aku memang bicara dengan Ayraa Mas, tapi bicara lewat telepon. Kemarin siang Ayraa meneleponku dari rumahku. Ayraa bersama Cayla." ucap Dewa berusaha menjernihkan salah paham Danish.     

"Ya Kak Danish, sepulang dari Kampus Ayraa ke rumahku." sahut Cayla membela Ayraa.     

"Cayla, Dewa, terima kasih...kalian berdua berusaha menjelaskan pada Mas Danish. Tapi, biarkan aku sendiri yang menjelaskan pada Mas Danish. Bisakah kalian mengajak Danish kecil ke bawah, aku dan Mas Danish akan menyusul kalian ke bawah sebentar lagi." ucap Ayraa dengan tenang.     

"Oh ya Dewa, tolong kue tart nya bisa minta tolong kamu bawa sekalian kamu bawa juga ya." ucap Ayraa memberikan kue tart nya pada Dewa sebelum Dewa keluar.     

Dewa tersenyum, menerima kue tart dari Ayraa kemudian berjalan keluar mengikuti Cayla yang keluar lebih dulu.     

Setelah Dewa dah Cayla meninggalkan tempat. Ayraa kembali duduk di samping Danish yang sedang menenangkan hatinya karena merasa telah salah paham pada Ayraa.     

"Mas.. lihat aku." panggil Ayraa dengan suara lembut.     

Danish menundukkan wajahnya, merasa malu pada Ayraa. Sudah dua kali dirinya di landa cemburu yang membuat hatinya tertutup hingga salah paham.     

"Mas... lihat aku." panggil Ayraa seraya mengangkat dagu Danish agar mau menatapnya.     

Danish mengangkat wajahnya dan menatap penuh wajah Ayraa.     

"Maafkan aku Mas, aku terpaksa berbohong agar Mas Danish tidak mengetahui kalau aku sedang mempersiapkan kejutan untuk Mas Danish. Aku telah memberi alasan yang salah hingga membuat Mas Danish jadi curiga padaku. Apa yang Mas Danish pikirkan saat tahu aku berbohong?" tanya Ayraa dengan serius.     

Danish menelan salivanya, berusaha menenangkan hatinya yang tengah serba salah karena merasa malu.     

"Mas...kamu mendengar pertanyaanku bukan." ucap Ayraa menahan senyumnya.     

Ayraa tahu Danish tengah di landa cemburu, dan cemburunya hanya pada satu orang yaitu Bara.     

"Maafkan aku Ayraa, aku selalu cemburu tiap kali kamu dekat dengan Bara. Karena Bara datang ke rumah aku jadi berpikir kamu terlambat datang karena bertemu Bara. Apalagi kamu kamu berbohong padaku kalau pergi ke kantor menemui Dewa, padahal Dewa keluar kota." jawab Danish menatap penuh wajah Ayraa dengan perasaan bersalah.     

"Mas Danish... maafkan aku." ucap Ayraa kemudian memeluk suaminya dengan sangat erat.     

"Mas Danish pasti tersiksa semalaman karena menahan cemburu." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Bukan hanya tersiksa saja Ayraa, Tapi hatiku sangat terluka." ucap Danish membalas pelukan Ayraa.     

Sungguh hatinya merasa sangat lega setelah mengetahui kebenarannya.     

"Mulai sekarang, Mas Danish harus percaya padaku. Kalau aku benar-benar mencintai dan akan menjaga hati Mas Danish. Tidak ada laki-laki lain selain Mas Danish." ucap Ayraa menangkup wajah Danish kemudian mengecup bibir Danish dengan penuh cinta.     

"Kamu selalu masih membuat hatiku berdebar-debar Ayraa. Dan selalu membuatku mudah cemburu. Padahal kita sudah punya anak." ucap Danish kembali memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

"Itu tandanya Mas Danish sangat mencintaiku. Aku senang Mas Danish cemburu asal jangan sampai membuat Mas Danish sakit." ucap Ayraa tersenyum simpul.     

"Aku rasa...kali ini aku harus bisa menahan rasa cemburuku. Aku harus lebih percaya padamu. Apalagi jika tentang Bara, aku harus lebih bersabar." ucap Danish dengan tatapan lembut.     

"Hem...aku juga akan lebih bisa menjaga hati Mas Danish jika aku sedang bersama dengan Bara. Sekarang kita ke bawah ya Mas, Dewa dan Cayla sudah menunggu kita di bawah." ucap Ayraa seraya bangun dari duduknya dan menggenggam tangan Danish untuk segera kebawah.     

Dengan perasaan bahagia, Danish mengikuti Ayraa dengan tangannya yang masih di genggam Ayraa.     

Sambil bergandengan tangan Danish dan Ayraa turun ke bawah untuk menemui Dewa dan Cayla.     

"Dewa... Cayla, bagaimana Danish kecil? dia tidak rewel kan?" tanya Ayraa setelah sampai di ruang tengah.     

"Danish anak yang pintar Ayraa." sahut Cayla sambil menggendong Danish kecil.     

"Sekarang waktunya kita rayakan hari kelahiran Mas Danish. Mas, berdoalah dulu apa yang Mas inginkan." ucap Ayraa sambil menggeser kue tart nya di hadapan Danish.     

Wajah Danish memerah, tidak tahu harus meminta apa. Hanya satu yang di inginkan Danish. Di berikan kesempatan hidup agar bisa bersama Ayraa dan Danish dalam waktu yang lama.     

"Ayo Mas.... berdoalah." ucap Ayraa sambil menyentuh bahu Danish.     

Dengan kedua mata terpejam Danish berdoa dalam hati.     

"Ya Tuhan, jika aku boleh meminta aku. Beri hamba kesempatan untuk hidup lebih lama lagi sampai aku melihat Chello datang untuk Ayraa."     

Setelah berdoa dalam hati Danish membuka matanya kemudian menatap Ayraa dan Danish kecil yang sudah dalam pangkuan Ayraa.     

"Sekarang tiup lilinnya Mas dan potong kuenya." ucap Ayraa sambil memberikan pisau kue pada Danish.     

"Maukah kamu membantu memotong kuenya Ayraa?" tanya Danish dengan tersenyum.     

"Tentu Mas." Sahut Ayraa ikut memegang pisau dengan tangannya di atas punggung tangan Danish.     

Dengan penuh kebahagiaan Danish dan Ayraa memotong kue tart ulang tahun dengan tawa dan canda.     

Dewa dan Cayla ikut tertawa saat melihat Ayraa mengoles ujung hidung Danish dengan cream.     

"Ayraa, kamu.. istri yang nakal." ucap Danish membalas perbuatan Ayraa dengan mengoles cream pada pipi Ayraa.     

"Sudah bercandanya, kapan kita akan makan kue dan makanan yang lainnya? aku lapar sekali." ucap Cayla dengan seraya memotong kue tart untuk Dewa dan untuk dirinya sendiri.     

Danish dan Ayraa hanya tersenyum kemudian saling menyuapi kue yang sudah di terpotong.     

"Semoga sehat dan panjang umur ya Mas." ucap Ayraa seraya menyuapi Danish dengan penuh rasa sayang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.