THE BELOVED ONE

KEBAHAGIAAN DANISH



KEBAHAGIAAN DANISH

0"Mas... Mas Danish, sadarlah Mas." panggil Ayraa lagi sambil mengusap lembut wajah Danish.     
0

Perlahan kedua mata Danish terbuka, dan melihat Ayraa sudah ada di hadapannya.     

"Ayraa." panggil Danish sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.     

"Ya Mas... minumlah dulu Mas." ucap Ayraa sambil memberikan segelas air putih pada Danish.     

Dengan di bantu Ayraa, Danish minum beberapa teguk air putih yang di berikan Ayraa padanya.     

"Apa aku pingsan lagi Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan sayu.     

"Ya Mas... dan kenapa Mas Danish bisa pingsan lagi?" tanya Ayraa dengan penuh perhatian tidak Ingin menunjukkan rasa kesedihannya.     

"Aku tadi mendengar Danish menangis, aku pikir Danish pasti haus. Aku sudah membuatkannya susu, tapi saat aku mau memberikan susu pada Danish. Tiba-tiba dadaku terasa sakit sekali seperti tidak bisa bernafas." jelas Danish sambil mengusap dadanya.     

Ayraa terdiam menangis dalam hati, mendengar cerita Danish. Bagaimana tidak sakit, jika semua organ vitalnya Danish sudah tidak bisa di katakan baik-baik saja.     

"Ya Mas, besok pagi kita akan ke rumah sakit ya Mas? sekalian bertemu dengan Dokter Citra." ucap Ayraa sambil mengusap dada Danish dengan dadanya yang terasa sesak juga.     

"Oh ya...Ayraa, bagaimana dengan hasil pemeriksaan kamu? apa kamu hamil?" tanya Danish sambil menggenggam tangan Ayraa.     

"Kira-kira... menurut Mas Danish aku hamil tidak?" tanya Ayraa dengan tersenyum ingin menggoda Danish.     

"Em...aku tidur bisa menjawabnya Ayraa. Apa jawabannya?" tanya Danish menatap lekat kedua mata Ayraa.     

"Aku hamil Mas, kita akan punya anak lagi." ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

"Benarkah itu Ayraa? kamu tidak hanya menyenangkan hatiku bukan?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Tidak Mas, aku mengatakan yang sebenarnya. Aku hamil, keinginan Mas Danish telah terwujud. Dan apa Mas Danish tahu? kalau bayi kita di perkirakan Dokter Citra adalah bayi perempuan." ucap Ayraa sambil menunjukkan hasil cetak USG pada Danish.     

Danish memegang hasil cetak USG bayinya dengan tangan gemetar.     

"Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah mengabulkan permintaanku. Dan masih ada permintaanku yang terakhir, aku ingin melihat anakku lahir dan bertemu Chello sebelum aku tiada. Aku ingin memastikan keadaan anak-anakku dan Ayraa baik-baik saja." ucap Danish dalam hati dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Mas... apa yang Mas Danish pikirkan? kenapa Mas Danish menangis?" tanya Ayraa sekuat tenaga untuk tidak ikut menangis.     

"Aku tidak berpikir apa-apa Ayraa, aku hanya berharap semua ini bukanlah mimpi. Aku sangat bahagia, sangat bahagia." ucap Danish sambil memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

Dada Ayraa terasa benar-benar sesak. Sungguh hatinya tidak bisa lagi menahan kesedihannya.     

"Mas Danish, aku juga bahagia Mas. Kita akan punya bayi lagi, bayi perempuan." ucap Ayraa sambil menangkup wajah Danish dengan tatapan penuh rasa cinta yang mendalam. Sungguh perasaan cinta Ayraa begitu besar pada Danish dan tidak rela jika Danish meninggalkan dirinya.     

Danish menatap kedua mata Ayraa dengan tatapan tak berkedip.     

"Ayraa, kita harus merayakan kehamilan kamu. Kita harus mengundang Cayla dan Dewa untuk makan bersama." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Tentu Mas, aku akan segera memberitahu Dewa dan Cayla untuk makan bersama dengan kita." ucap Ayraa ikut bahagia melihat kebahagiaan terpancar dari wajah Danish.     

"Sekarang saja kamu menghubungi mereka, katakan pada Dewa agar libur saja." ucap Danish dengan sebuah senyuman.     

"Baiklah Mas, tapi... setelah aku menelpon mereka, Mas Danish harus makan dan minum obat setelah itu istirahat." ucap Ayraa dengan serius.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

Ayraa tersenyum, kemudian mengambil ponselnya untuk segera memberitahu Dewa dan Cayla.     

"Hallo... Cayla, bilang pada Dewa besok Dewa tidak perlu bekerja. Karena Aku dan Mas Danish mengundang kalian berdua untuk makan bersama." ucap Ayraa seperti apa yang telah di perintahkan Danish.     

"Kenapa Ayraa, ada apa? kenapa Dewa harus libur kerja?" tanya Cayla dengan penasaran.     

"Sudah... kamu bilang saja pada Dewa seperti itu. Besok jam dua belas kita menunggumu di rumah, jangan lupa... jam dua belas." ucap Ayraa kemudian menutup panggilannya.     

"Bagaimana Ayraa? bagaimana reaksi Cayla?" tanya Danish ingin memberi kejutan pada Cayla tentang keberhasilannya menjadi seorang Ayah lagi.     

Sudah lama Danish ingin bicara dengan Cayla dan Dewa secara pribadi. Danish ingin minta bantuan pada Dewa dan Cayla untuk menjaga anak-anaknya dan juga Ayraa. Dan Danish juga ingin Dewa dan Cayla mendekatkan Ayraa dengan Chello, dan menjauhkan Ayraa dengan Bara.     

"Sepertinya Cayla penasaran Mas." ucap Ayraa bersiap-siap ke dapur untuk mengambil makan Danish.     

"Kamu mau kemana Ayraa?" tanya Danish menahan pergelangan tangan Ayraa.     

"Mengambil makanan untukmu Mas. Mas Danish masih ingat kan? kalau Mas Danish harus makan dan minum obat?" ucap Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Ya...aku lupa." ucap Danish kemudian melepas tangannya.     

Sambil tersenyum Ayraa melihat sebentar Danish yang masih tidur pulas, kemudian keluar kamar untuk segera menyiapkan makan siang untuk Danish.     

Danish bangun dari tidurnya kemudian menghampiri Danish kecil yang masih tidur pulas.     

"Anakku, kamu tumbuh dengan cepat.. kamu terlihat sangat tampan. Aku ingin kamu akan tetap menjadi anak yang baik, walau nanti Ayah tidak akan bisa menemani kamu." ucap Danish sambil mengusap lembut wajah mungil Danish kecil.     

Ayraa yang sudah di dalam kamar dengan membawakan makanan seketika terhuyung ke belakang. Apa yang di ucapkan Danish benar-benar membuatnya sangat sedih.     

Bagaimana bisa Danish sudah bilang pada anaknya seperti itu.     

"Mas." panggil Ayraa menguatkan hatinya agar tidak menangis di hadapan Danish.     

Seketika Danish menoleh ke belakang menghadap Ayraa.     

"Ayraa? kamu...kamu tidak mendengar apa yang aku ucapkan kan?" tanya Danish dengan gugup merasa bersalah pada Ayraa.     

"Mendengar apa Mas? aku tidak mendengar apa-apa. Memang apa yang Mas Danish ucapkan?" tanya Ayraa seolah-olah tidak tahu tentang apa yang di ucapkan Danish.     

"Ohh... aku hanya mengatakan kalau aku sangat mencintai Danish." ucap Danish merasa lega karena Ayraa tidak mendengar ucapannya.     

"Tentu saja, kamu sangat mencintai anak kita Mas." ucap Ayraa sambil mencubit perut Danish dengan tersenyum dalam tangis.     

"Aku sangat lapar, pasti makanan ini sangat enak." ucap Danish mengalihkan pembicaraan pada makanan yang akan di makannya.     

"Mas Danish...makanlah Mas, aku akan membangunkan Danish untuk makan bubur." ucap Ayraa yang juga akan menyuapi Danish kecil.     

"Ayraa, masakan kamu sangatlah enak sekali." ucap Danish sambil mengunyah makanannya dengan sangat lahap.     

Ayraa tersenyum kemudian mendekati Danish kecil berniat membangunkannya.     

"Ayraa, jangan membangunkan Danish dulu. Aku ingin menyuapi kamu, kita akan makan bersama. Kamu dalam keadaan hamil kamu harus makan banyak." ucap Danish sambil mengangkat piringnya mengajak Ayraa makan bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.