THE BELOVED ONE

CAYLA MELAHIRKAN (1)



CAYLA MELAHIRKAN (1)

0"Pak Dewa, Ibu Cayla datang membawa makanan untuk Pak Dewa." ucap sekertaris Dewa.     
0

"Kenapa istriku tidak masuk saja? cepat kamu bantu Istriku membawa makanannya." ucap Dewa bangun dari duduknya untuk menyambut Cayla yang sudah hamil besar.     

"Cayla, kenapa kamu tidak langsung masuk saja?" tanya Dewa setelah bertemu Cayla di depan pintu.     

"Aku tidak ingin mengganggumu, siapa tahu ada meeting." ucap Cayla berjalan di samping Dewa.     

"Tidak Cayla. Ada meeting atau tidak, kamu sama sekali tidak mengganggu. Ayo, duduklah Cayla di sini." ucap Dewa sambil meraih tangan Cayla untuk duduk di sofa.     

"Darma! bawa kesini makanan yang di bawa istriku." ucap Dewa saat Darma seorang satpam masuk membawa makanan yang di bawa Cayla.     

Sambil menganggukkan kepalanya, Darma meletakkan makanan yang di bawa Cayla di atas meja.     

"Permisi Pak Dewa." ucap Darma beranjak keluar setelah meletakkan makanan di atas meja.     

"Cayla, kandungan kamu sudah besar dan sebentar lagi melahirkan. Kenapa kamu masih kemana-mana? bagiamana kalau terjadi sesuatu padamu?" tanya Dewa dengan tatapan cemas.     

"Aku tidak bisa diam di rumah Dewa, aku ingin bersamamu." ucap Cayla bangun dari duduknya kemudian pindah duduk di atas pangkuan Dewa.     

"Auh... Cayla, tubuh kamu berat sayang." ucap Dewa namun demikian tetap memeluk pinggang Cayla dengan sangat erat.     

"Benarkah aku berat Dewa?" tanya Cayla merangkul leherku Dewa dengan bibir cemberut.     

"Bagaimana tidak berat Cayla, di dalam perut kamu sekarang ada bayi kembar kita yang sebentar lagi akan lahir." ucap Dewa sambil mengusap lembut perut Cayla.     

"Dewa, aku merasa takut. Bagaimana rasanya rasa sakit yang aku alami saat melahirkan nanti?" tanya Cayla seraya menyandarkan kepalanya pada dada Dewa.     

"Kenapa takut Cayla? sekarang kamu harus melihat Ayraa. Kalau Ayraa merasa kesakitan saat melahirkan pasti Ayraa tidak Ingin hamil lagi bukan?" ucap Dewa dengan tatapan lembut.     

"Benar juga, Tapi aku membaca di buku melahirkan itu sakit sekali dan nyawa taruhannya. Bagaimana kalau aku meninggal saat melahirkan nanti?" tanya Cayla dengan perasaan takut.     

"Cayla...apa yang kamu katakan? jangan bicara seperti itu. Ucapan itu adalah doa. Aku minta berhati-hatilah tiap kali bicara sayang." ucap Dewa seraya memeluk Cayla dengan sangat erat.     

"Ya... maaf Dewa." ucap Cayla dengan perasaan menyesal.     

"Tidak perlu meminta maaf Cayla, aku hanya tidak ingin terjadi apa-apa padamu." ucap Dewa dengan tatapan penuh kasih sayang.     

"Sekarang, kamu datang dengan membawa makanan. Apa kamu tidak menawariku makan? aku sudah sangat lapar sekali." ucap Dewa dengan merajuk.     

"Ya Tuhan! aku sampai lupa Dewa. Sebentar aku ambilkan." ucap Cayla bergegas mengambil makanan yang ada di atas meja.     

"Makanan apa yang kamu buat Cayla?" tanya Dewa sangat memaklumi kalau Cayla masih tahap belajar masak.     

"Maaf Dewa, aku hanya masak dadar telor sama ayam goreng saja." ucap Cayla merasa bersalah karena masih belum bisa apa-apa.     

"Tidak apa-apa Cayla, kamu sudah menyiapkan makan buatku saja aku sudah bahagia Cayla." ucap Dewa dengan tersenyum.     

"Tapi kamu selalu makan dadar telor dan ayam goreng terus Dewa." ucap Cayla merasa malu.     

"Aku sudah bersyukur bisa makan dadar telor dan ayam goreng Cayla. Dulu, aku selalu makan tahu dan tempe saja." ucap Dewa dengan tertawa.     

Mendengar ucapan Dewa yang lucu, membuat Ayraa tertawa.     

"Makanlah dulu Dew, setelah itu aku pulang." ucap Cayla dengan tatapan penuh.     

"Kamu sudah makan belum Cayla?" tanya Dewa penuh perhatian.     

"Sudah Dew, sebelum berangkat ke sini aku sudah makan." jawab Cayla dengan tersenyum.     

"Makan lagi ya? aku suapi." ucap Dewa sambil menyuapi Cayla.     

"Dewa, aku sudah kenyang." ucap Cayla menahan tangan Dewa yang akan menyuapinya.     

"Tapi kamu harus makan yang banyak Cayla." ucap Dewa tidak ingin Cayla merasa lapar.     

"Aku sudah makan dua kali Dewa. Kamu kan sudah tahu sendiri, aku selalu makan banyak." ucap Cayla dengan malu-malu.     

"Baiklah, kalau kamu sudah kenyang. Tapi, lain kali kalau kamu membawa makanan ke sini sebaiknya kita makan bersama-sama. Aku menyuapi kamu, dan kamu menyuapi aku." ucap Dewa menggoda Cayla.     

"Baik suamiku, sekarang cepat makanlah. Aku mau pulang cepat." ucap Cayla merasa perutnya mulas ingin buang air besar.     

"Kenapa ingin cepat pulang Cayla, tunggulah satu jam lagi. Setelah itu kita pulang bersama-sama.     

"Tidak Dewa, aku mau pulang. Aku ingin buang air besar." ucap Cayla dengan wajah memerah menahan sakit di perutnya.     

Dengan segera Dewa meletakkan makanan diatas meja dan menghampiri Cayla.     

"Kamu bisa buang air besar di sini Cayla, kenapa harus pulang ke rumah? ayo, aku antar ke kamar kecil." ucap Dewa seraya memegang bahu Cayla dan menuntunnya ke kamar mandi.     

"Tapi, Dewa! aku tidak terbiasa buang air besar di tempat lain. Aku tidak bisa keluar." ucap Cayla sambil memegang perutnya yang terasa sakit.     

"Baiklah, ayo...aku antar pulang ke rumah." ucap Dewa masih memeluk bahu Cayla.     

"Dewa...Dewa... sepertinya aku tidak sadar telah buang air kecil. Lihat Dewa, ada yang mengalir di kedua pahaku?" ucap Cayla dengan perasaan takut.     

"Tapi, Cayla? kalau itu air kencing kamu warnanya putih kekuningan kan? sepertinya ini bukan air kencing Cayla. Apa kamu mau melahirkan?" tanya Dewa menatap penuh wajah Cayla yang ketakutan.     

"Aku tidak tahu, aku hanya merasa perutku sakit. Ingin buang air besar." sahut Cayla mencengkeram erat lengan Dewa.     

"Sepertinya kamu mau melahirkan Cayla." ucap Dewa kemudian mengangkat tubuh Cayla dan mendudukkannya di sofa.     

"Ambil nafas panjang dulu Cayla, aku akan menghubungi Ayraa sebentar. Setelah itu kita ke rumah sakit, aku hanya ingin memastikan kamu mau melahirkan atau hanya sakit perut." ucap Dewa berusaha tenang.     

Segera, Dewa menghubungi Ayraa yang sedang di rumah.     

"Hallo... Ayraa, aku mau tanya. Cayla sekarang ada di kantor. Dan Cayla merasakan perutnya sakit dan mulas ingin buang air besar. Barusan di kedua paha Cayla mengalir cairan berwarna kuning sedikit bercampur darah. Apa ...apa Cayla akan melahirkan?" tanya Dewa dengan perawan panik dan cemas.     

"Kamu dan Cayla harus tenang dulu, jangan panik. Sekarang juga, kamu harus membawa Cayla ke rumah sakit. Karena itu tanda-tanda wanita melahirkan." ucap Ayraa kemudian mematikan ponselnya untuk segera memberitahu Danish.     

"Dewa...Dewa, tolong aku... perutku sakit sekali aku mau buang air besar." ucap Cayla bingung dengan apa yang di rasakannya. Rasa sakit yang campur aduk membuat Cayla semakin mengaduh kesakitan.     

"Kamu akan melahirkan Cayla, bukan buang air besar. Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang." ucap Dewa dengan sigap menggendong Cayla dan membawanya keluar dari kantornya menuju ke mobilnya yang di parkir di depan kantor.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.