THE BELOVED ONE

CAYLA MELAHIRKAN (2)



CAYLA MELAHIRKAN (2)

0"Kamu akan melahirkan Cayla, bukan buang air besar. Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang." ucap Dewa dengan sigap menggendong Cayla dan membawanya keluar dari kantornya menuju ke mobilnya yang di parkir di depan kantor.     
0

Dengan kecepatan tinggi, Dewa menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit yang terdekat.     

Sambil menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi Dewa menghubungi Dokter Citra yang menangani Cayla selama ini. Sudah di sarankan oleh Dokter Citra untuk kelahiran Cayla harus di rumah sakit karena Cayla melahirkan bayi kembar dengan berat badan yang cukup besar dan tulang pinggul Cayla cukup sempit. Jadi keputusan Dokter Citra Cayla harus di operasi.     

"Semoga kamu tidak apa-apa Cayla, kamu harus kuat ya sayang." ucap Dewa sambil menggenggam tangan salah satu tangan Cayla.     

"Tapi aku sudah tidak tahan Mas, rasanya sakit sekali." ucap Cayla sambil mengusap perutnya agar bayinya tenang.     

Tiba di rumah sakit, segera Dewa mengangkat tubuh Cayla dan membawanya ke ruang UGD di mana Dokter Citra sudah menunggu.     

"Dewa, baringkan Cayla di sini. Biar aku bisa menangani operasi Cayla dengan cepat. Kamu tunggu di luar ya." ucap Dokter Citra dengan serius.     

"Tapi Dokter, aku ingin bersama Cayla." ucap Dewa masih menggenggam tangan Cayla dan tidak ingin melepaskan.     

"Dewa, tunggulah di luar. Biar bayi kita cepat keluar dan bisa kamu gendong." ucap Cayla sambil melepas genggaman tangan Dewa.     

Dengan berat hati, Dewa melepaskan genggamannya dan menunggu Cayla di luar ruang operasi.     

Sambil menunggu Cayla yang sedang di operasi, Dewa mengirim pesan ke Ayraa untuk segera ke rumah sakit.     

Hati Dewa merasa cemas dengan keadaan Cayla karena akan melahirkan bayi kembar laki dan perempuan.     

Keluarga Hana mempunyai keturunan kembar. Hingga Hana mempunyai anak kembar dan sekarang Cayla juga mempunyai anak kembar.     

"Dewa!" teriak Ayraa yang datang menghampiri bersama Danish.     

"Ayraa, Mas Danish." sahut Dewa merasa sedikit tenang dengan adanya kedatangan Ayraa dan Danish.     

"Bagaimana keadaan Cayla? apa baik-baik saja kan?" tanya Ayraa dengan perasaan cemas.     

"Aku tidak tahu Dokter Citra membawa Cayla ke dalam ruang operasi." ucap Dewa dengan panik.     

"Memang kenapa Cayla harus dioperasi Dewa? Apa kamu tahu alasannya?" tanya Danish yang tidak tahu keadaan Cayla yang diharuskan operasi.     

"Bayi kembar Cayla sangat besar Mas, dan juga ada masalah pada tulang pinggul Cayla yang sangat sempit. Jadi, saat pemeriksaan terakhir Dokter Citra menyarankan Cayla untuk operasi saja. Apalagi dengan ketakutan Cayla saat melahirkan. Dokter Citra tidak ingin membahayakan bayi kembar Cayla." jelas Ayraa karena ikut memeriksakan kandungannya juga.     

Danish menganggukkan kepalanya mengerti dengan apa yang di jelaskan Ayraa.     

"Kamu tenang saja Dewa, Dokter Citra pasti akan menangani Cayla dengan sangat baik karena saat membantu Ayraa dulu Ayraa juga sangat tenang karena ditenangkan oleh Dokter Citra." ucapan Danish menenangkan hati Dewa.     

Dewa menganggukkan kepalanya, mulai sedikit tenang.     

Sudah hampir satu jam lebih Cayla berada di dalam ruang operasi.     

"CEKLEK"     

Terlihat Dokter Citra keluar dari ruang operasi dengan tersenyum.     

"Dewa." panggil Dokter Citra berdiri di depan pintu ruang operasi.     

Dewa, Ayraa, dan juga Danish segera menghampiri Dokter Citra.     

"Bagaimana Dokter? Cayla baik-baik saja bukan?" tanya Dewa dengan hati berdebar-debar.     

"Selamat ya Dewa, bayi kembar kamu sudah lahir. Laki-laki dan perempuan, sangat sehat cantik dan tampan." ucap Dokter Citra ikut merasa bahagia.     

"Ya Tuhan! terima kasih, aku sudah menjadi seorang Ayah sekarang." ucap Dewa dengan perasaan lega dan bahagia.     

"Lima belas menit lagi, Cayla akan segera di pindahkan ke kamar inap. Kalau kalian bertiga ingin melihat bayi Cayla bisa lihat sekarang di ruang bayi." ucap Dokter Citra dengan tersenyum.     

"Terima kasih Dokter, aku segera ke sana." ucap Dewa dengan tersenyum.     

"Ayraa, Danish... kalian berdua harus menjaga kandungan dengan baik. Bayi kalian kali ini perempuan sangat aktif di banding bayi Danish dulu yang tenang." ucap Dokter Citra yang juga menangani kelahiran Ayraa nanti.     

"Ya Dokter, terima kasih atas nasihatnya." ucap Ayraa seraya menganggukkan kepalanya.     

"Sekarang aku harus kembali ke dalam, kalau kalian ingin melihat bayinya silahkan." ucap Dokter Citra kemudian masuk kembali ke dalam ruang operasi.     

"Aku mau melihat bayiku dulu." ucap Dewa penuh semangat berjalan ke ruang bayi.     

"Mas...apa kita tidak menemui Dokter Prasetyo?" tanya Ayraa pada Danish setelah Dewa pergi.     

"Tidak Ayraa, aku tidak ingin di periksa lagi. Aku merasa capek dengan proses panjang itu. Aku sudah cukup minum obat saja." ucap Danish yang sudah siap jika sewaktu-waktu dirinya harus pergi. Karena Danish tahu hidupnya hanya tinggal menghitung bulan saja.     

"Mas Danish, aku akan menemani kamu Mas." ucap Ayraa dengan penuh kelembutan.     

"Tidak Ayraa. Sudah terlalu banyak jarum suntik yang menancap di punggung tanganku dan lenganku. Aku tidak ingin lagi." ucap Danish bersikeras dengan penolakannya.     

Ayraa terdiam, sungguh hatinya juga tidak ingin melihat Danish kesakitan. Tapi dengan datang setiap dua Minggu sekali ke rumah sakit agar organ vital yang tidak baik tidak semakin parah.     

"Kamu tidak marah padaku kan Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan putus asa.     

"Tidak Mas, kenapa aku harus marah padamu Mas." ucap Ayraa bingung, langkah apa yang harus di ambilnya.     

Dulu, setiap ada masalah dalam hidupnya Chello sahabatnya yang selalu bisa menenangkan hatinya dan menyelesaikan masalahnya.     

"Apa yang kamu pikirkan Ayraa?" tanya Danish merasa bersalah pada Ayraa karena telah membuat kecewa hati Ayraa.     

"Tidak ada Mas." ucap Ayraa tersenyum menutupi rasa sedih dan kecemasannya.     

Danish membalas senyuman Ayraa dengan kesedihan yang mendalam.     

"Kita lihat bayi Cayla ya?" ucap Danish sambil menggenggam tangan Ayraa.     

Ayraa menganggukkan kepalanya, hanya bisa tersenyum berusaha untuk ikhlas menerima apa yang akan terjadi nanti.     

Hanya satu keinginan Ayraa sekarang. Memberikan semua cinta, kasih sayang dan kebahagiaan pada Danish di waktu yang masih tersisa.     

Dalam genggaman tangan Danish yang hangat, Ayraa melihat bayi Cayla yang kembar.     

"Ayraa! lihat kedua bayiku, sangat lucu dan menggemaskan. Aku ingin segera menggendongnya." ucap Dewa tak lepas menggenggam jari mungil kedua bayinya.     

"Hem....kamu harus ekstra jaga malam mulai sekarang Dewa." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Aku sudah siap Mas, aku akan menyerahkan hidupku pada kedua bayiku. Aku akan menjaga dan membuat Cayla dan kedua bayiku hidup bahagia." ucap Dewa dengan tatapan penuh kebahagiaan.     

"Kamu harus bersyukur Dewa, bisa melalui kebahagiaan itu hingga kamu tua nanti." ucap Danish sambil menepuk bahu Dewa.     

Hati Ayraa menangis sedih, tidak tahu harus berbuat apa untuk mengurangi kesedihan di hati Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.