THE BELOVED ONE

KEDATANGAN CHELLO



KEDATANGAN CHELLO

0Kabar kelahiran bayi kembar Cayla sudah di dengar Raka dan Hana, juga Bagas dan Nicky. Tanpa menunggu waktu lagi, mereka berempat segera pergi ke Bali untuk melihat cucu kembar mereka.     
0

Di tempat lain, Chello tidak bisa menahan kebahagiaannya karena mendengar Cayla sudah melahirkan bayi kembar dan itu berarti dia telah menjadi seorang Paman.     

"Kamu terlihat bahagia sekali Chell? ada apa? apa ada kabar yang membuat hati kamu gembira?" tanya Jessi sambil menggendong Cahaya yang sudah berusia satu tahun lebih.     

"Iya... hari ini aku bahagia sekali, keponakanku telah lahir bayi kembar laki-laki dan perempuan. Mereka sangat lucu, Cayla sudah mengirim foto mereka padaku. Dan keluarga besarku memintaku segera pulang untuk melihat bayi Cayla." ucap Chello terlihat sekali sangat bahagia.     

"Apa aku boleh ikut denganmu? dengan membawa Cahaya? kita bisa mengenalkan Cahaya pada keluarga besar kamu, kalau kamu telah mempunyai anak walau bukan anak kandung kamu." ucap Jessi yang sudah menjadi ibu angkat bagi Cahaya.     

"Tidak! belum waktunya mereka mengetahui masalah ini. Kamu dan Cahaya harus tetap disini. Aku sudah mengajukan pada Rektor untuk mempercepat masa kerja kita di sini dengan tetap mendapat gelar Dokter. Karena kerja kita di sini bagus, dan nilai-nilai kita juga bagus di setiap materi dan latihan. Rektor akan mempertimbangkannya untuk bisa menyetujui permintaanku. Karena dari rektor juga aku mendengar kalau Ayraa telah di setujui permintaannya untuk meraih gelar sarjananya dalam tahun ini. Aku ingin mendapat gelar Dokter bersamaan dengan Ayraa nanti." ucap Chello panjang lebar.     

Jessi tersenyum mendengar keinginan Chello.     

"Semoga keinginan kamu tercapai Chell." ucap Jessi dengan tulus.     

"Kamu juga Jes, semoga keinginan kamu tercapai untuk segera bertemu dengan Armand. Aku sangat yakin Armand masih sangat mencintai kamu. Tapi aku tidak tahu alasan apa yang membuat Armand tidak menemuimu. Semoga saja dalam waktu dekat pikiran Armand akan berubah dan segera menemui kamu." ucap Chello sambil menepuk bahu Jessi.     

Dalam hati Chello sangat senang melihat Jessi yang sudah banyak berubah. Tidak lagi egois dan manja. Jessi sudah menjadi pribadi yang dewasa sejak membesarkan Cahaya juga sejak mencintai Armand dan menunggu kedatangan Armand dengan setia.     

"Aamiin. Oh...ya Chell, pengajuan kamu yang ingin mempercepat gelar Dokter kamu, apakah itu termasuk yang kita semua? maksudku, aku , Rangga dan Armand?" tanya Jessi dengan tatapan penuh harap.     

"Tentu saja, pengajuanku juga mewakili kalian yang ikut bersamaku. Kita satu Tim, kita harus saling membantu." ucap Chello tersenyum. Sangat mengerti dengan ketakutan Jessi yang akan berpisah dengannya.     

"Syukurlah, paling tidak aku dan Armand masih ada kesempatan untuk bertemu." ucap Jessi bernapas dengan.     

"Baiklah Jessi, selagi aku pulang ke Bandung. Aku minta padamu hati-hati menjaga Cahaya. Kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungiku." ucap Chello kemudian mengambil tas ranselnya untuk segera berangkat ke Bandara.     

"Hati-hati di jalan Chell, salam buat keluarga besar kamu." ucap Jessi mengantar Chello sampai di depan barak.     

Dengan cepat Chello menemui Rangga yang akan mengantarnya sampai perbatasan kota.     

Perjalanan yang di tempuh Cheko sangatlah lama. Namun demikian tidak ada halangan apapun dalam perjalanan pulang ke Indonesia tepatnya ke Pulau Bali.     

"Chello, kamu sampai di mana sekarang?" tanya Cayla menghubungi Chello, setelah mendapat pesan dari Chello kalau sudah sampai di Bandara.     

"Aku sudah di Bandara, siapa yang akan menjemputku?" tanya Chello sambil memperhatikan jam di tangannya.     

"Sebentar, tunggu beberapa menit lagi." ucap Cayla menutup panggilannya sambil menatap Ayraa yang sedang menjaganya.     

"Dewa dan Kak Danish ke mana saja? dari tadi keluar belum kembali juga." ucap Cayla dengan bibir cemberut.     

"Mereka sedang belanja keperluan kamu dan si kembar. Mungkin agak lama Cayla." ucap Ayraa yang sudah mendapat pesan dari Danish kalau Dewa ingin ingin membeli tempat tidur untuk si kembar.     

"Ayraa, bisa minta tolong jemput Chello di Bandara? kasihan Chello sudah menunggu lama." ucap Cayla dengan tatapan memohon.     

"Tapi...aku harus minta izin dulu sama Mas Danish." ucap Ayraa berusaha menjaga hati Danish agar tidak ada rasa cemburu atau sedih.     

"Ya sudah, cepat hubungi Kak Danish dan bilang kalau tidak ada orang yang menjemput Chello." ucap Cayla dengan serius.     

"Ya...kamu harus tenang oke." ucap Ayraa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap manja Cayla yang tidak bisa hilang. Beruntung sekali Cayla mendapat suami Dewa yang super sabar dan pintar dalam segala hal.     

Dengan perasaan ragu, Ayraa segera menghubungi Danish.     

"Mas... Cayla minta tolong aku untuk menjemput Chello di Bandara, bagaimana menurutmu Mas? apa Mas Danish dan Dewa bisa menjemput Chello sekalian?" tanya Ayraa dengan hati-hati.     

"Dewa belanja masih lama, kalau kandungan kamu tidak apa-apa kamu bisa menjemputnya." ucap Danish merasa lega sekaligus sedih. Semua tinggal menunggu takdirnya.     

"Baiklah Mas, Mas Danish hati-hati jangan banyak jalan-jalan. Nanti Mas Danish kecapekan." ucap Ayraa merasa sedih. Seandainya keadaan Danish sehat dan tidak sakit. Mungkin kebahagiaannya dengan Danish semakin lengkap karena mereka berdua akan bersama-sama sampai tua.     

"Kamu jangan cemas Ayraa, kamu juga hati-hati di jalan." ucap Danish kemudian menutup panggilannya Ayraa.     

Ayraa menghela nafas panjang, merasa sedih di setiap harinya. Semakin hari rasa ketakutannya semakin menjadi-jadi, hatinya masih belum bisa menerima kalau sewaktu-waktu Danish akan meninggalkan dirinya.     

"Ayraa, bagaimana? Kak Danish memberi izin kan?" tanya Cayla penuh harap.     

"Ya....Mas Danish memberi Izin." ucap Ayraa tidak tahu harus bagaimana bersikap lagi saat bertemu dengan Chello.     

Dulu bagi Ayraa Chello adalah laki-laki yang mudah tersenyum dan ramah, selalu menjadi tempat sasaran Ayraa di saat sedih, senang ataupun marah. Dan sekarang perubahan yang ada pada Chello telah membuat Ayraa sedikit canggung. Chello telah menjadi laki-laki yang dingin dan dewasa.     

"Ayraa!! kamu melamun lagi? kapan kamu menjemput Chello?" tanya Cayla membuyarkan lamunan Ayraa.     

Ayraa mengangkat wajahnya, kemudian tersenyum.     

"Bilang Chello aku menjemputnya, kalau Chello tidak sabar menunggu suruh naik taksi saja." ucap Ayraa berusaha sabar menghadapi Cayla yang super manja.     

"Sudah, cepat berangkat Ayraa. Kasihan Chello sudah menunggu dari tadi." ucap Cayla dengan tatapan matanya yang melotot indah.     

"Sabar Cayla, aku berangkat sekarang." ucap Ayraa beranjak dari tempatnya kemudian keluar dari kamar inap.     

Setelah Ayraa pergi, segera Cayla menghubungi Chello.     

"Chello, tunggu sebentar lagi... Ayraa yang menjemput kamu." ucap Cayla dengan tersenyum.     

"Kenapa Ayraa yang menjemput Cay? bukannya Ayraa sudah hamil besar?" tanya Chello dengan cemas.     

"Baru enam bulan Chell, kamu tenang saja. Kamu tahu sendiri bagaimana Ayraa tidak pernah bisa diam." ucap Cayla merasa bahagia kalau Chello bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.