THE BELOVED ONE

SALING TERBUKA DAN JUJUR



SALING TERBUKA DAN JUJUR

0"Mas Danish kenapa selalu membela Chello? aku tidak percaya suamiku sendiri malah membela orang yang sudah membohongi semua orang." ucap Ayraa dengan nada kesal.     
0

"Tidak Ayraa, aku sama sekali tidak membela Chello. Aku hanya bilang, kamu sekarang terlihat marah sama Chello dan tidak menganggap Chello sebagai sahabat lagi. Tapi saat Chello tidak jujur padamu kamu merasa kesal. Apa yang terjadi padamu Ayraa? aku hanya bingung saja." ucap Danish semakin menggoda Ayraa.     

Ayraa menoleh sekilas menatap wajah Danish dengan bibir cemberut, kemudian fokus kembali pada jalan di depannya tanpa membalas ucapan Danish.     

Tiba di rumah sakit, Ayraa keluar dari mobil di ikuti Danish dan Bibi Ratih yang sedang menggendong Danish kecil.     

"Ayraa, kamu tidak menggenggam tanganku sayang?" ucap Danish dengan tersenyum masih melihat kekesalan di wajah Ayraa.     

Ayraa menghela nafas panjang, menatap penuh wajah suaminya. Bagaimana hatinya bisa marah pada suaminya. Perasaan sayang dan cinta yang begitu besar pada Danish mengalahkan semua rasa kesal atau kemarahan sekalipun.     

Dengan tersenyum tipis, Ayraa menggenggam tangan Danish dengan sangat erat.     

"Terima kasih Ayraa, aku tahu...kamu tidak akan bisa marah padaku. Karena kamu sangat mencintaiku." ucap Danish dengan tersenyum.     

Mendengar ucapan Danish yang menggodanya segera Ayraa mencubit pelan perut Danish.     

"Selalu seperti itu." ucap Ayraa kemudian menggenggam lagi tangan Danish dengan penuh kasih sayang.     

Bibi Ratih yang melihat kemesraan itu hanya bisa tersenyum, sungguh hatinya ikut bahagia melihat kebahagiaan antara Danish dan Ayraa.     

"Pantas saja Tuan Bara sangat mencintai Nyonya Ayraa, Nyonya Ayraa sangat sabar dan begitu penuh perhatian." ucap Bibi Ratih dalam hati.     

Tiba di depan kamar inap Cayla, Ayraa mengetuk pintu kemudian membukanya dengan pelan.     

Dia lihatnya Chello dengan menggendong bayi Cayla yang belum ada namanya.     

Danish tersenyum saat melihat Chello sedang menatapnya.     

"Hai Chello, bagaimana kabarmu? badan kamu semakin kekar dan berotot." ucap Danish sambil meninju bahu Chello.     

Chello tersenyum menyalami Danish, dengan hati sedih. Bagaimana tidak sedih beberapa bulan yang lalu saat terakhir di pernikahan Cayla badan Danish masih terlihat kekar walau sedikit kurus.Tapi sekarang, badan dan kedua pipi Danish terlihat kurus dan tirus.     

"Kabarku sangat baik Mas." sahut Chello seraya memberikan bayi Cayla pada Ayraa.     

"Cayla, bayi kamu siapa namanya? aku bingung harus memanggil apa?" tanya Ayraa menggendong bayi Cayla dan duduk di samping Cayla.     

"Tenang saja, Dewa baru memberi nama saat orang tua kita datang nanti." jawab Cayla dengan tersenyum.     

"Syukurlah, aku kira bayi kamu tanpa nama." ucap Ayraa sambil tersenyum pada bayi Cayla yang ada dalam gendongannya.     

"Chello, bisa kita ke kantin? aku ingin mengajakmu makan siang." ucap Danish ingin bicara penting tentang Cahaya dan Jessi.     

"Baiklah, aku senang setelah sekian bulan ada yang mengajakku makan." sahut Chello dengan tersenyum.     

"Ayolah ikut denganku." ucap Danish seraya keluar kamar lebih dulu.     

Chello menatap kearah Ayraa dan Cayla sekilas kemudian pergi keluar mengikuti Danish.     

Di luar, Danish sudah menunggu Chello sambil menggendong Danish kecil yang Danish sambil dari Bibi Ratih.     

Chello menghampiri Danish dengan hati berdebar-debar, Chello yakin pasti Danish akan membicarakan hal yang penting.     

"Chello, kamu tidak ingin menggendong anakku?" tanya Danish ingin tahu bagaimana sikap Chello pada anaknya. Karena suatu saat Chello yang akan menggantikan dirinya. Danish ingin Chello bisa mencintai anak-anaknya.     

"Tentu, sudah lama aku ingin sekali menggendong Danish. Namanya Danish bukan?" ucap Chello tersenyum sambil mengambil alih Danish kecil dari gendongan Danish.     

"Kamu tahu darimana?" tanya Danish dengan heran.     

"Dari Cayla, dia mengirim foto dan video Danish juga. Danish sangat tampan seperti dirimu. Benar kata Cayla kalau wajah kalian mirip." ucap Chello sambil mengecup mengecup pipi Danish kecil.     

"Apa kamu menyayangi anakku Chell?" tanya Danish sambil berjalan pelan ke arah Kantin.     

"Bagaimana aku tidak menyayangi Danish yang tampan ini? aku sangat menyayangi anak-anak. Ayraa juga sangat menyayangi anak-anak. Aku masih ingat jelas saat dulu Ayraa menyuruh anak kecil untuk menciumku dan aku memberikan permen lollipop pada anak itu sebagai hadiah." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Apa itu termasuk merawat seorang bayi yang bernama Cahaya?" tanya Danish seraya masuk ke dalam kantin sekaligus mencari tempat duduk.     

"Mas Danish tahu dari mana kalau aku merawat Cahaya?" tanya Chello dengan heran.     

"Itu hanya pemikiranku saja, aku tahunya dari Ayraa. Ayraa bilang kamu sudah punya anak yang bernama Cahaya dan sudah menikah dengan Jessi. Karena aku yakin kamu tidak menikah dengan Jessi, apalagi kamu memberi pesan pada Ayraa untuk tidak memberitahu siapapun. Aku bisa mengambil kesimpulan kalau Cahaya bukan anak kamu. Tapi aku tidak tahu kenapa Cahaya sampai tinggal bersama kamu." ucap Danish menatap penuh wajah Chello.     

"Ya Mas Danish, kamu benar. Cahaya memang bukan anakku, aku menemukan Cahaya saat masih bayi. Dan aku sudah mengadopsinya. Aku dan Jessi sudah menjadi orang tua asuh Cahaya. Dan Ayraa dari dulu sampai sekarang masih salah paham padaku. Ayraa mengira aku telah menikahi dengan Jessi." ucap Chello sambil memainkan jari Danish kecil yang duduk di pangkuannya.     

"Kenapa kamu tidak menjelaskan saja pada Ayraa, agar Ayraa tidak marah padamu." ucap Danish dengan serius.     

"Tidak Mas, biarlah untuk sementara Ayraa berpikir seperti itu. Aku tidak ingin Ayraa tahu kalau aku masih mencintainya sampai sekarang. Aku tidak ingin mengganggu hubungan Mas Danish dan Ayraa. Aku ingin kalian berdua selalu bahagia." ucap Chello dengan jujur.     

"Tapi bagaimana kamu bisa dekat dengan Ayraa kalau kamu membuat jarak dengan Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan tak mengerti.     

"Untuk saat ini tidak Mas, Aku sangat menghormatimu Mas Danish. Aku tidak ingin menyakiti hati Mas Danish." ucap Chello dengan tersenyum.     

Danish tersenyum, merasa tenang dengan ucapan Chello.     

"Kalau Bara ingin menunjukkan rasa cintanya secara terang-terangan. Tapi Chello malah menyembunyikan perasaannya dengan sangat rapi." ucap Danish dalam hati.     

"Chello, kapan kamu selesai dengan tugas kamu di basis Utara?" tanya Danish dengan seius.     

"Mungkin dalam waktu dekat aku akan kembali Mas, aku sudah minta izin pada Rektor Ingin mempercepat masa tugasku. Tinggal tunggu keputusan Rektor saja." ucap Chello menjelaskan panjang lebar.     

"Semoga keinginan kamu terwujud, karena aku juga tidak bisa hidup lama lagi." ucap Danish bersungguh-sungguh.     

"Apa maksud Mas Danish? Mas Danish jangan bilang seperti itu. Ucapan itu adalah doa Mas. Yakinlah Mas Danish akan panjang umur." ucap Chello dengan perasaan sedih.     

"Itu sudah vonis dokter Prasetyo, Dokter yang menangani aku. Dokter bilang hidupku tinggal beberapa bulan lagi." ucap Danish dengan tatapan sungguh-sungguh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.