THE BELOVED ONE

MAKAN MALAM BERDUA



MAKAN MALAM BERDUA

0"Ayraa, sepertinya aku tidak bisa ikut makan malam di rumah Cayla. Kamu saja yang pergi." ucap Danish saat tahu Cayla juga mengundang Bara.     
0

"Kenapa tidak datang Mas? kan ada Ayah dan Bunda juga? tidak enak nanti sama Ayah dan Bunda Cayla." ucap Ayraa dengan penuh tanda tanya.     

"Aku sangat capek Ayraa." ucap Danish memberi alasan yang tepat pada Ayraa.     

Ayraa menghela nafas panjang melihat sikap Danish yang tidak biasanya.     

Dengan penuh kasih sayang, Ayraa mendekati Danish yang sedang duduk bersandar di tempat tidur.     

"Ada apa Mas? apa yang kamu pikirkan?" tanya Ayraa seraya menggenggam tangan Danish yang terlihat kurus.     

"Tidak ada apa-apa." ucap Danish dengan singkat.     

"Benar? tidak apa-apa?" tanya Ayraa sambil menangkup wajah Danish yang terlihat suram.     

"Aku tidak apa-apa Ayraa." ucap Danish mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

"Lihat aku Mas, aku ingin Mas Danish bilang jujur padaku ada apa?" tanya Ayraa dengan suara lembut.     

Danish terdiam hanya menatap wajah Ayraa dengan tatapan cemburu.     

"Aku cemburu lagi." ucap Danish dengan suara lirih.     

Ayraa tersenyum kembali menangkup wajah cemburu Danish.     

"Aku sudah tahu itu Mas." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Kamu sudah tahu? tahu darimana?" tanya Danish dengan tatapan heran.     

"Dari Mas Danish barusan." ucap Ayraa tertawa kecil.     

"Ayraa, aku serius." ucap Danish dengan tatapan serius.     

"Aku juga serius Mas, aku sudah tahu kalau Mas Danish selalu cemburu kalau ada Bara." ucap Ayraa dengan tenang.     

"Aku... hanya tidak suka dengan Bara yang terlalu berlebihan perhatiannya sama kamu." ucap Danish dengan suara penuh tekanan.     

Ayraa terdiam, tidak tahu bagaimana bisa memberi pengertian pada Danish agar tidak cemburu pada Bara.     

"Bara itu sahabat yang baik Mas. Bara selalu membantu kita di setiap kita ada masalah." ucap Ayraa dengan hati-hati.     

Mendengar ucapan Ayraa yang membela Bara, membuat Danish semakin uring-uringan.     

"Ya aku tahu, Bara adalah sahabat kamu. Kalau begitu kamu bisa pergi untuk makan malam. Kamu bisa bertemu dengan sahabat baikmu." ucap Danish semakin cemburu.     

Ayraa semakin menahan tawa melihat sikap kecemburuan Danish.     

"Kalau begitu aku pergi ya Mas, Mas Danish istirahat saja di rumah, aku akan menghubungi Bara untuk menjemput sekarang." ucap Ayraa dengan tenang seraya beranjak dari tempatnya untuk menghubungi Bara.     

Danish menatap kepergian Ayraa dengan tatapan penuh kekecewaan. Sungguh hati Danish sangat kecewanya melihat Ayraa benar-benar pergi meninggalkannya sendirian.     

Dengan perasaan terluka, Danish keluar kamar untuk menemui Danish yang sedang bersama Bibi Ratih.     

"Bibi Ratih, dimana Danish?" tanya Danish saat bertemu dengan Bibi Ratih.     

"Den Danish ikut pergi makan malam Tuan Danish." jawab Bibi Ratih dengan hormat.     

Danish duduk lesu di meja makan, setelah mendengar jawaban Bibi Ratih.     

"Jadi benar Ayraa pergi tanpa aku. Dan Ayraa pergi dengan membawa Danish." ucap Danish dalam hati dengan perasaan sedih.     

Setelah Bibi Ratih masuk ke dalam kamarnya, Danish bangun dari duduknya untuk kembali ke kamarnya.     

Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara gorengan di dapur.     

"Siapa yang memasak di dapur? bukannya Bibi Ratih sudah masuk ke kamarnya? lalu siapa yang ada di dapur?" tanya Danish dalam hati dan berjalan pelan ke dapur.     

Wajah Danish sangat terkejut saat melihat Ayraa yang memasak di dapur.     

"Ayraa? kamu di sini? bukannya kamu pergi makan malam?" tanya Danish dengan tatapan tak percaya.     

"Bagaimana aku bisa pergi, kalau suamiku di rumah sendirian? aku sedang masak buat makan malam romantis kita berdua." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Aku tidak mengerti Ayraa, kenapa kamu memasak untuk kita?" tanya Danish sambil duduk di kursi.     

"Kita akan pergi ke pantai untuk makan malam berdua saja. Aku sudah menyiapkan makanannya." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish menatap Ayraa dengan tatapan tak percaya. Bagaimana Ayraa selalu memberikan kejutan padanya.     

"Lalu... Danish bagaimana? apa benar Danish ikut mereka?" tanya Danish masih penasaran.     

"Danish ikut Ayah dan Ibu, karena aku cemas akan Ayah yang tidak tahu jalan aku minta Bara yang mengantar mereka." ucap Ayraa menatap penuh wajah Danish.     

"Jadi, kamu tidak ikut kenapa? pasti mereka akan menanyakan kamu." ucap Danish membalas tatapan Ayraa dengan serius.     

"Karena aku tidak akan pergi tanpa kamu Mas." ucap Ayraa dengan tatapan lembut.     

"Tapi Ayraa...aku, aku tidak mau ikut karena aku cemburu." ucap Danish dengan wajah memerah.     

"Aku tahu itu Mas, karena itu aku tidak ikut mereka untuk makan malam. Aku ingin mengajak Mas Danish makan malam berdua saja. kita akan makan malam di pantai." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Ayraa, kamu...kamu selalu membuatku bahagia. Selalu memberikan kejutan yang indah untukku." ucap Danish dengan perasaan terharu.     

"Mas Danish juga selalu membuatku bahagia." ucap Ayraa dengan tatapan penuh, kemudian bangun dari duduknya untuk memasukkan masakannya ke dalam rantang makanan.     

"Mas, kamu tunggu di sini dulu. Aku akan mengambil jaket Mas Danish." ucap Ayraa beranjak dari tempatnya naik ke lantai atas untuk mengambil jaket Danish.     

Setelah mengambil jaket Danish, Ayraa segera turun kembali ke tempat Danish yang sedang menunggunya.     

"Ayo, Mas... kita berangkat." ucap Ayraa seraya memakaikan jaket Danish.     

"Kita naik apa kesana Ayraa?" tanya Danish dengan hati di penuhi kebahagiaan.     

"Naik mobil Mas, ayo Mas." ucap Ayraa sambil membawa rantang makanannya, Ayraa mengulurkan tangannya dengan tatapan lembut.     

Dengan tersenyum, Danish menyambut uluran tangan Ayraa.     

Ayraa tersenyum, kemudian berjalan keluar dengan bergandengan tangan menuju ke mobilnya.     

"Biar aku yang menyetir Mas." ucap Ayraa tidak ingin membuat Danish lelah.     

"Tidak Ayraa, biar aku saja yang menyetir, pantai kan dekat dengan dari sini." ucap Danish masuk ke dalam mobil untuk menyetir.     

"Baiklah Mas." ucap Ayraa akhirnya mengalah dengan keinginan Danish.     

Sambil tersenyum bahagia, Danish menjalankan mobilnya dengan pelan menuju ke pantai.     

Tiba di pantai, Danish menghentikan mobilnya dan segera keluar dari mobil.     

Ayraa keluar dari mobil sambil membawa rantang makanan.     

"Ayraa, ada tikar di belakang biar aku yang ambil." ucap Danish dengan perasaan bahagia.     

Ayraa tersenyum, melihat kebahagiaan di wajah Danish.     

"Bagaimana Mas Danish, apa Mas Danish bahagia?" tanya Ayraa setelah duduk berdua di atas tikar di pinggir pantai.     

"Sangat Bahagia Ayraa, aku tidak percaya kita ada di sini sekarang." ucap Danish sambil menghirup udara pantai.     

"Kita makan sekarang Mas?" tanya Ayraa dengan senyum bahagia.     

"Nanti saja Ayraa, aku ingin masih bersama kamu duduk berdua menikmati udara malam pantai." ucap Danish dengan tatapan lembut.     

"Bagaimana kalau kita menyusuri pantai Mas?" ajak Ayraa sambil berdiri dari tempatnya.     

"Ayo,...aku juga ingin menyusuri pantai bersama kamu." ucap Danish ikut berdiri dari tempatnya kemudian memeluk Ayraa dengan mesra.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.