THE BELOVED ONE

KEINGINAN ARMAND



KEINGINAN ARMAND

0"Aku hanya tidak ingin membuat Jessi semakin benci padaku." jawab Armand dengan singkat.     
0

"Sekarang tidak lagi." sahut Chello dengan cepat.     

"Maksudmu Chell?" tanya Armand tidak mengerti dengan maksud Chello.     

"Jessi mencintaimu." ucap Chello dengan singkat.     

"Apa Chell? Jessi mencintaiku? tidak, itu tidak mungkin. Kamu tahu dengar sendiri saat itu. Kalau Jessi mencintaimu dan hatinya tidak akan berubah." ucap Armand dengan perasaan tak percaya.     

"Kenapa tidak mungkin Mand, sejak kamu pergi. Jessi mencarimu kemana-mana. Bahkan sudah hampir menemukanmu, tapi kamu menghilang lagi." ucap Chello menceritakan apa yang di lakukan Jessi.     

Armand terdiam di sana, merasa tidak percaya dengan apa yang di ceritakan Chello.     

"Aku masih belum percaya semua ini Chell. Bagaimana bisa Jessi begitu cepat melupakan kamu dan berubah mencintaiku?" ucap Armand dengan hati bimbang.     

"Karena Jessi tidak sadar telah mencintaimu, perasaannya padaku hanya sebuah obsesi. Sekarang, Jessi menyadari kalau dia mencintaimu." ucap Chello meyakinkan Armand.     

"Aku senang kalau Jessi mencintaiku, terima kasih Chell. Dan mengenai surat yang aku minta bisa kamu kirimkan ke alamat yang aku kirim padamu nanti." ucap Armand dengan tenang.     

"Tentu saja, aku akan mengirimnya padamu. Tapi... apa kamu tidak ingin menemui Jessi?" tanya Chello dengan hati-hati.     

"Semua sudah terlambat Chell, aku tahu Jessi mencintaiku karena rasa bersalahnya padaku. Dan aku masih belum percaya ini, karena tidak mungkin Jessi mencintai laki-laki cacat seperti aku." ucap Armand dengan perasaan semakin sedih.     

"Kamu salah kalau kamu berpikir seperti itu Armand. Jessi sudah mencintaimu sebelum kamu mengalami kecelakaan itu? apa sebaiknya aku memberitahu Jessi di mana kamu berada agar Jessi menemui kamu?" ucap Chello memberi saran buat Armand.     

"Jangan Chell, aku mohon jangan memberitahu apa-apa pada Jessi. Baik keberadaanku, nomor teleponku atau alamat rumahku. Aku belum siap bertemu dengan Jessi." ucap Armand dengan suara memohon.     

"Lalu, sampai kapan Jessi menunggu kamu? kamu masih mencintai Jessi kan Mand?" tanya Chello sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di pikirkan Armand.     

"Aku masih mencintai Jessi, dan selamanya akan tetap mencintainya. Aku hanya butuh waktu untuk meyakinkan diriku saja. Aku ingin Jessi benar-benar mencintaiku bukan karena rasa kasihan. Beri aku waktu sampai akhir tahun di saat kita semua kembali ke pulang." ucap Armand dengan perasaan putus asa.     

"Baiklah, aku tidak akan memberitahu Jessi. Dan aku harap di saat kita pulang ke Bandung kamu sudah percaya dengan perasaan Jessi." ucap Chello merasa iba.     

"Ya Chell, terima kasih atas bantuanmu." ucap Armand kemudian menutup panggilannya.     

Chello menghela nafas panjang.     

Seandainya saja, Armand percaya dengan cintanya Jessi mungkin mereka bisa bersatu sekarang.     

"Ya Tuhan, semoga masalah Jessi selesai dan bisa bersama dengan Armand. Dan aku sendiri? aku tidak tahu...aku hidup dengan siapa nantinya. Dan kenapa aku tidak bisa melupakan Ayraa walau hanya sedetik saja." ucap Chello dalam hati dengan tatapan penuh kerinduan.     

"Tok...Tok...Tok"     

Terdengar suara pintu terketuk dan beberapa saat kemudian pintu itu terbuka.     

"KRIYEEKKK"     

"Chello, maaf... aku mengganggu air susu Cahaya sudah habis, Aku akan mengambilnya." ucap Jessi seraya masuk ke dalam mengambil stock susu yang ada di bawah ranjang Chello.     

"Apa Cahaya menangis?" tanya Chello ingin bicara dengan Jessi terlebih dulu. Chello ingin memberitahu semuanya agar hati Jessi bisa tenang dan tetap setia pada Armand untuk sabar menunggu sampai akhir tahun.     

"Tidak, Cahaya tidak menangis, dia masih tidur nyenyak. Tapi susunya tinggal sedikit. Daripada nanti malam kehabisan susu aku mengambilnya sekarang. Kenapa? apa kamu ingin bersama Cahaya?" tanya Jessi tidak ingin memisahkan Cahaya dengan Chello.     

"Tidak apa-apa biarkan saja Cahaya tidur. Nanti sore saja, bawa Cahaya ke sini. Sekarang aku ingin bicara denganmu. Duduklah Jess." ucap Chello sambil memberikan kursi kayu pada Jessi.     

"Kamu ingin bicara apa denganku?" tanya Jessi dengan tatapan heran.     

"Tentang Armand." jawab Chello dengan singkat.     

"Apa! tentang Armand? apa kamu mengetahui dimana Armand sekarang Chell? cepat katakan padaku." ucap Jessi dengan hati berdebar-debar.     

"Tenang. Kamu harus sabar Jessi, karena kamu tidak akan bisa bertemu dengan Armand untuk sementara. Paling tidak sampai akhir tahun, karena itu permintaan Armand." ucap Chello dengan tenang.     

"Apa! permintaan Armand? Apa kamu sudah bicara dengan Armand? Siapa yang menghubungi lebih dulu? kamu atau Armand? katakan padaku! ceritakan semuanya Chello." ucap Jessi sudah tak sabar ingin mendengar semua tentang Armand.     

"Seperti yang aku katakan, Armand yang menghubungiku untuk meminta surat selesai tugas agar bisa pulang ke Indonesia. Tapi Armand tidak bisa ke sini karena dia tidak bisa berjalan lagi." ucap Chello seraya menghela nafas panjang.     

"Kalau Armand tidak bisa kesini, berikan alamat Armand padaku. Biar aku yang mengantarnya ke sana. Aku ingin bertemu dengan Armand, Chell." ucap Jessi dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Tidak bisa Jessi, aku sudah berjanji pada Armand untuk tidak memberitahu nomor dan alamatnya Armand, Aku akan memberitahumu saat kita pulang nanti." ucap Chello menenangkan hati Jessi.     

"Kenapa harus menunggu sampai akhir tahun Chell? kalau sekarang aku bisa menyelesaikan masalahku dengan Armand?" tanya Jessi dengan sedih.     

"Dengarkan aku Jessi, semua ini demi kebaikanmu dan Armand. Armand ingin meyakinkan dirinya lebih dulu kalau kamu benar-benar mencintainya. Kamu harus memberi waktu pada Armand, agar Armand bisa menerima semua ini. Armand berpikir, kamu mencintainya karena kasihan padanya karena dia tidak bisa berjalan lagi." ucap Chello merasa kasihan pada Jessi yang sudah benar-benar mencintai Armand.     

"Itu sama sekali tidak benar! kamu sudah tahu itu Chello, aku benar-benar menyadari kalau aku sangat mencintai Armand. Apa kamu tidak mengatakan padanya kalau aku sangat mencintainya?" ucap Jessi menangis lirih.     

"Aku sudah mengatakannya Jessie, bahkan aku menceritakan semua apa yang telah kamu lakukan. Bagaimana kamu mencari Armand sampai ke beberapa tempat.Tapi tetap saja Armand masih belum mempercayai semua itu. Armand masih merasa kamu mencintai karena kasihan saja." ucap Chello ikut merasakan kesedihan Jessi.     

"Lalu aku harus bagaimana Chello? aku benar-benar sangat mencintai Armand, aku ingin membahagiakannya." ucap Jessie dengan putus asa.     

"Tenanglah Jessi... kamu harus bersabar, yang terpenting Armand mengakui kalau dia masih sangat mencintaimu dan akan mencintaimu selamanya. Jadi, tunggulah sampai akhir tahun. Setelah itu kamu bisa melakukan apa yang kamu mau. Aku akan memberikan nomor dan alamatnya Armand padamu." ucap Chello menepuk bahu Jessi sambil memberikan tisu pada Jessi.     

"Apa benar yang kamu katakan? kalau Armand masih mencintaiku?" tanya Jessi dengan tatapan penuh harapan.     

"Iya, apa yang aku katakan itulah kenyataannya. Armand masih mencintaimu dan masih berharap kamu benar-benar mencintainya. Jadi, tunggulah sampai akhir tahun. Kamu harus bersabar untuk cintamu Jessi." ucap Chello memberi semangat pada Jessi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.