THE BELOVED ONE

KATA PERTAMA DANISH KECIL



KATA PERTAMA DANISH KECIL

0Danish terlelap dalam pelukan Ayraa setelah di manjakan Ayraa dengan bercinta.     
0

Ayraa membelai rambut hitam Danish dengan penuh kasih sayang. Sudah beberapa bulan Danish jarang meminta haknya karena kesehatannya yang semakin menurun.     

Masih dengan tubuh yang terbungkus selimut saja, Ayraa mengusap wajah Danish yang sedikit tirus. Di kecupnya kedua mata Danish dengan penuh perasaan.     

"Aku mencintaimu Mas, sangat menyayangimu." ucap Ayraa seraya mengecup lembut bibir Danish.     

Perlahan Danish membuka matanya dan menatap wajah Ayraa yang begitu sangat dekat dengan wajahnya.     

"Apa tidurku lama Ayraa?" tanya Danish sambil memeluk pinggang Ayraa.     

"Tidak Mas, baru satu jam." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Satu jam? bagaimana bisa kamu menjagaku tidur dalam waktu satu jam tanpa memakai pakaian? bagaimana kalau bayi kita masuk angin?" tanya Danish sambil mengusap perut Ayraa yang besar bulat.     

Ayraa tertawa kecil sambil menggenggam tangan Danish.     

"Tidak apa-apa Mas, bukannya aku memakai selimut. Dan lagi bayi kita sangat kuat seperti Ayahnya." ucap Ayraa dengan perasaan sedih setiap kali mengingat sakitnya Danish dan apa yang telah di katakan Dokter Prasetyo kalau Danish hidupnya tinggal beberapa bulan saja.     

"Hem...bayi perempuan kita akan sepertimu Ayraa, sangat cantik dan penuh kasih sayang." ucap Danish dengan senyum merayu.     

"Terima kasih Mas, sekarang Mas Danish mandi dulu sebelum sore. Aku juga tidak mau Mas Danish masuk angin." ucap Ayraa menggoda Danish sambil menautkan ujung hidungnya pada hidung Danish.     

"Bantu aku bangun sayang." pinta Danish dengan manja, namun demikian Ayraa tetap membantu Danish bangun dari tidurnya.     

"Apa perlu aku mandikan Mas?" tanya Ayraa dengan tersenyum menggoda.     

"Tidak Ayraa, aku ingin kamu memberitahu Bibi Ratih untuk membawa Danish ke sini. Aku ingin bermain dengan Danish lagi." ucap Danish sebelum masuk ke kamar mandi.     

Ayraa tersenyum, kemudian menghubungi Bibi Ratih agar segera membawa Danish ke kamar dan juga menyiapkan makanan untuk Danish.     

Sambil menunggu kedatangan Bibi Ratih, Ayraa memakai pakaiannya dan membersihkan tempat tidurnya.     

"Tok...Tok...Tok"     

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terketuk dan terbuka. Terlihat Bibi Ratih menggendong Danish kecil yang sedang tertawa.     

"Danish sayang, kenapa kamu tertawa sayang?" tanya Ayraa ikut tertawa sambil mengambil alih Danish dari gendongan Bibi Ratih.     

Danish menatap wajah Ayraa masih dengan tertawa dan bicara dengan bahasanya.     

"Nyonya, makanan untuk Tuan saya siapkan di meja makan atau saya bawa kemari?" tanya Bibi Ratih dengan hormat.     

"Bawa kesini saja Bibi Ratih, juga siapkan makanan untuk Danish kecil ya Bibi Ratih?" ucap Ayraa sambil mendudukkan Danish dalam pangkuannya.     

Bibi Ratih menganggukkan kepalanya kemudian keluar kamar untuk menyiapkan makanan untuk Danish suaminya dan Danish kecil.     

"Ayraa." panggil Danish saat keluar dari kamar mandi.     

"Ya Mas, ada apa?" tanya Ayraa seraya bangun dari duduknya untuk mengambil pakaian bersih dan di berikan pada Danish.     

Danish segera memakai pakaiannya kemudian mendekati Ayraa.     

"Mandilah dulu Ayraa, biar aku yang menjaga Danish." ucap Danish seraya mengambil alih Danish dari gendongannya Ayraa.     

"Baik Mas." ucap Ayraa dengan tersenyum kemudian masuk ke dalam kamar mandi.     

Sambil menggendong Danish kecil, Danish duduk di pinggir ranjang.     

"Danish, kamu mainan apa? mainan mobil atau bola?" tanya Danish pada Danish kecil.     

Dengan pelan Danish mengambil mainan mobil yang ada di tangan Danish.     

"Ayahhh... Ayah." panggil Danish kecil sambil mengusap wajah Danish.     

Seketika Danish terkejut dengan panggilan Danish kecil yang telah memanggilnya.     

"Danish...apa yang kamu katakan sayang? kamu memanggil Ayah? katakan lagi boy? Ayah...Ayah." ucap Danish dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

Danish kecil mengangkat wajahnya dengan tertawa lucu.     

"Ayah... Ayah, Ayah." ucap Danish kecil berulang-ulang sambil mengusap wajah Danish.     

"Ayraa.. Ayraa! cepatlah keluar sayang." panggil Danish agak keras agar Ayraa segera keluar dari kamar mandi.     

Mendengar Danish memanggil namanya dengan suara agak keras, Ayraa segera keluar dari kamar mandi dan menghampiri Danish yang sedang memangku Danish kecil.     

"Ada apa Mas? apa ada sesuatu?" tanya Ayraa sambil memakai pakaiannya.     

"Lihat Ayraa, kejutan apa yang di berikan Danish padaku." ucap Danish dengan senyum penuh kebahagiaan.     

"Kejutan apa Mas?" tanya Ayraa penasaran.     

"Dengar dan lihat Danish, Ayraa." ucap Danish sambil menghadapkan Danish kecil pada Ayraa yang duduk di sampingnya.     

Dengan serius, Ayraa menatap penuh wajah putranya yang sedang menggapai wajahnya.     

"Danish... katakan sekali lagi sayang, panggil Ayah... Ayah." ucap Danish pada Danish kecil.     

"Ayahhh...Ayahhh." panggil Danish dengan suara lucunya.     

"Lihat Ayraa, kamu mendengarnya kan? Danish memanggilku Ayah?" ucap Danish dengan wajah di penuhi kebahagiaan.     

Ayraa menatap lebar wajah Danish kecil dengan tatapan tak percaya.     

"Ahhh...ya Mas, Danish memanggil Ayah. Aku juga ingin di panggil Danish." ucap Ayraa ingin juga di panggil Danish dengan panggilan Bunda.     

"Danish, panggil Bunda sayang. Bunnn...daaa." ucap Ayraa mengajari Danish agar bisa memanggilnya Bunda.     

Dengan tertawa lucu, Danish mengusap wajah Ayraa.     

"Bunnndaaaa...Bunndaaa." ucap Danish menirukan suara Ayraa.     

"Aaahhh!!! lihat Mas Danish, anak kita sudah bisa bicara Ayah dan Bunda." ucap Ayraa dengan perasaan bahagia.     

"Danish sudah pintar sekarang ya." ucap Ayraa mengecup wajah Danish kecil berulang-ulang.     

"Apa hanya Danish saja yang mendapat ciuman sebanyak itu? apa aku tidak?" ucap Danish dengan nada menggoda.     

"Apa Mas Danish menginginkannya juga?" tanya Ayraa dengan tersenyum.     

"Tentu sayang, aku juga menginginkannya." ucap Danish sambil mengusap lembut wajah Ayraa.     

Dengan cepat, Ayraa menciumi wajah Danish dengan penuh kebahagiaan.     

Danish tersenyum bahagia, kemudian ikut menciumi wajah Danish kecil.     

"Anak pintar, kebanggaan Ayah." ucap Danish kemudian mendudukkan Danish di tempat tidur.     

"Tok...Tok...Tok"     

Suara pintu terdengar dari luar kemudian terbuka.     

Bibi Ratih datang, dengan membawa nampan yang berisi makanan Danish dan Danish kecil.     

"Nyonya, ini makanan untuk Tuan Danish dan Aden Danish." ucap Bibi Ratih seraya meletakkan makanannya di atas meja.     

"Terima kasih Bibi Ratih, tinggalkan saja di meja Bibi Ratih. Biar aku yang menyuapi Danish." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Tuan Danish kenapa Nyonya? dari tadi tertawa terus?" Tanya Bibi Ratih ikut penasaran dengan sikap Danish yang terlihat bahagia.     

"Ya Bibi, Mas Danish tertawa terus karena Danish sudah bisa bicara. Sudah bisa memanggil Ayah dan Bunda." jelas Ayraa dengan tersenyum.     

"Ya Tuhan, benarkah itu Nyonya? saya ikut bahagia mendengarnya. Semoga Tuan Danish selalu tertawa bahagia." ucap Bibi Ratih dengan sebuah senyuman.     

"Terima kasih Bibi Ratih, Bibi Ratih bisa istirahat sekarang. Biar aku yang menyuapi Danish." ucap Ayraa kemudian mengambil makanan Danish dan memberikannya pada Danish.     

"Makanlah Mas, biar aku akan menyuapi Danish." ucap Ayraa kemudian mengambil makanan anaknya.     

"Aku juga ingin di suapi Ayraa."ucap Danish dengan tatapan manja.     

Ayraa tersenyum, dengan penuh cinta Ayraa menyuapi suaminya dan putra kesayangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.