THE BELOVED ONE

TUGAS CHELLO BERAKHIR



TUGAS CHELLO BERAKHIR

0"Chello!! cepat buka pintunya."panggil Rangga dari luar barak Chello.     
0

Chello yang sedang tidur seketika bangun dari tidurnya dan membuka pintu barak.     

"Ada apa Ngga? kenapa kamu ada di sini? ini masih pagi sekali?" tanya Chello dengan heran.     

"Ada surat untukmu dari pusat." ucap Rangga sambil memberikan surat yang di dapatnya dari kurir tentara setempat.     

Dengan cepat Chello menerima amplop coklat besar yang di berikan Rangga padanya.     

"Aku rasa ini adalah bukti surat kalau tugas kita telah selesai." ucap Chello sambil membuka amplop yang di pegangnya.     

Dengan hati berdebar-debar Chello mengambil beberapa lembar yang ada di dalam amplop.     

"Ternyata benar surat yang ada di dalam amplop ini adalah bukti surat tugas kita telah selesai. Ada beberapa punya anggota tim kita." ucap Chello seraya mengeluarkan beberapa milik anggota teamnya.     

"Rangga, untuk anggota yang ada di sini segera kamu bagikan agar mereka bisa menandatanganinya dan memilikinya. Bilang pada mereka setelah pulang nanti untuk segera menyerahkan ke bagian administrasi universitas untuk pengajuan wisuda." ucap Chello menyerahkan dua belas lembar pada Rangga.     

"Siap Chell, punya siapa yang masih kamu pegang Chell?" tanya Rangga penasaran.     

"Punyaku sendiri, juga punya Jessi dan Armand. Punya Armand akan aku kirim ke alamat rumahnya. Armand juga akan pulang akhir bulan ini." ucap Chello dengan jujur.     

"Syukurlah akhirnya kita bisa pulang semua di akhir bulan ini. aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan keluargaku dan tunanganku." ucap Rangga tanpa sadar telah menyebut tunangannya.     

"Jadi, kamu sudah punya tunangan Ngga?" tanya Chello dengan tersenyum.     

Wajah Rangga bersemu merah merasa malu pada Chello.     

"Maaf Chell, selama ini aku tidak bercerita padamu tentang tunanganku. Aku hanya ingin konsentrasi pada tugasku." ucap Rangga dengan jujur.     

"Tidak apa-apa, aku senang kalau kamu sudah bertunangan. Jangan lupa undangannya kalau kamu menikah nanti." ucap Chello masih dengan senyumannya.     

"Kamu tenang saja Chell, undangan pasti akan sampai ke tempatmu di saat aku menikah nanti." ucap Rangga sambil tersenyum kemudian pergi meninggalkan Chello untuk segera menjalankan tugasnya.     

Chello tersenyum, kemudian segera mengirim pesan pada Armand kalau surat bukti selesai tugas akan segera di kirim via pos kilat.     

"Chello!" panggil Jessi yang tiba-tiba datang setelah bertemu dengan Rangga di luar.     

Chello menoleh seketika, kemudian tersenyum melihat Jessi yang datang dengan nafas terengah-engah.     

"Jessi, kenapa kamu lari-lari? lihat, kamu telah membuat takut Cahaya." ucap Chello seraya mengambil alih Cahaya dari gendongan Jessi.     

"Maaf Chell, aku tergesa-gesa.. karena begitu mendengar kabar dari Rangga kalau kamu mendapat surat dari pusat. Aku segera ke sini." ucap Jessi dengan perasaan bersalah.     

"Duduklah dulu dan minum air putih. Memang apa yang ingin kamu tahu?" tanya Chello sambil mendudukkan Cahaya dalam pangkuannya.     

"Aku hanya ingin memastikan apa kita jadi pulang akhir bulan ini?" tanya Jessi dengan serius.     

"Kalau kita jadi pulang akhir bulan ini apa kamu senang?" tanya Chello dengan tersenyum.     

"Tentu aku senang Chell, aku bisa bertemu dengan Armand secepatnya. Oh ya Chell, surat milik Armand biar aku saja yang mengantar ke rumahnya." ucap Jessi menawarkan diri.     

"Apa kamu tahu rumahnya, kamu kan tidak tahu seluk beluk kota Bandung?" tanya Chello karena Chello tahu Jessi dari Jakarta satu kota dengan Dokter Kim.     

"Bukannya kamu pulang dulu ke Bandung? kamu bisa mengantarku ke rumah Armand." ucap Jessi dengan wajah bahagia.     

"Tapi Jessi, di Bandung kamu tidur di mana? aku tidak mungkin membawa kamu pulang ke rumahku? kamu harus menginap di hotel dengan Cahaya. Aku harus menjelaskan lebih dulu pada Ayah dan Bunda lebih dulu sebelum mereka salah paham tentang kita." ucap Chello panjang lebar.     

"Tidak masalah, aku akan menginap di hotel dengan Cahaya. Yang terpenting masalah aku dan Armand bisa selesai." ucap Jessi dengan keras kepalanya.     

"Ternyata keras kepala kamu tidak pernah berubah ya?" ucap Chello sambil mengacak rambut Jessi.     

"Untuk itu kamu harus membantuku untuk bisa mendapatkan Armand, agar tanggungjawab kamu padaku segera berakhir." ucap Jessi dengan tersenyum.     

"Baiklah, kamu menang. Kamu bisa menyiapkan semua pakaian kita. Besok lusa kita pulang ke Bandung." ucap Chello kemudian mengambil surat milik Jessi dan Armand.     

"Ini milikmu dan milik Armand. Kamu bisa memberikannya pada Armand nanti." ucap Chello seraya memberikan surat pada Jessi.     

"Terima kasih Chell, aku sudah tidak sabar bertemu dengan Armand." ucap Jessi dengan sebuah senyuman sambil memegang surat yang di bawanya dengan sangat hati-hati.     

Chello tersenyum ikut gembira melihat Jessi bahagia.     

"Aku harap kamu bisa membuat Armand bahagia setelah ini." ucap Chello dengan serius.     

"Terima kasih Chell, kamu selalu mendukung aku padahal aku sudah pernah menyakiti hati kamu dan Ayraa." ucap Jessi dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Lupakan saja semua masa lalu, yang terpenting sekarang kamu harus mendapatkan kebahagiaan bersama Armand. Sekarang ini Armand sangat membutuhkan kamu. Kamu harus bisa membahagiakan Armand." ucap Chello seraya bangun dari duduknya kemudian menyerahkan Cahaya pada Jessi.     

"Sekarang tidurkan Cahaya, setelah itu kamu harus menyiapkan semua pakaian kamu dan Cahaya. Aku akan mengambil tiket pesawat ke kantor pusat." ucap Chello seraya mengambil jaketnya.     

"Chello, bagaimana dengan tiket Armand?" tanya Jessi lebih mencemaskan kepulangan Armand.     

"Aku yang akan mengambil, dan mengirimnya lewat kurir." ucap Chello bersiap-siap untuk pergi.     

"Hati-hati di jalan Chell." ucap Jessi dengan tersenyum bahagia karena sebentar lagi keinginannya akan terwujud.     

***     

Di kamar Danish....     

"Ya Tuhan, akhirnya Chello pulang kita akhir bulan ini. Tapi kenapa Chello harus pulang ke Bandung lebih dulu? kenapa tidak langsung ke sini?" tanya Danish dalam hati sambil memainkan ponselnya.     

"Apa aku harus menghubunginya, apa alasannya pulang ke Bandung? apa Jessi akan ikut Chello? aku harus memastikannya. Aku tidak ingin Chello membuat kesalahan dengan membawa Jessi ke Bandung bisa saja orang tua Chello akan memaksa Chello menikahi Jessi. Sebaiknya aku menghubunginya sekarang." ucap Danish dalam hati sambil menghubungi Chello.     

"Hallo, Chello? kamu ada di mana?" tanya Danish saat panggilannya di terima Chello dan mendengar deru suara motor.     

"Aku sedang di jalan mau mengambil tiket ke kantor pusat. Ada apa Mas?" sahut Chello di atas motornya.     

"Kamu jadi pulang akhir bulan ini kan?" tanya Danish dengan serius.     

"Ya Mas benar, aku pulang akhir bulan ini." jawab Chello dengan tenang.     

"Tapi kenapa kamu pulang ke Bandung? kenapa tidak langsung ke sini?" tanya Danish ingin tahu alasan Chello.     

"Aku ada perlu ke kampus, sekalian mengantar Jessi ke rumah Armand sekaligus melihat keadaan Ayah dan Bunda, Mas." ucap Chello dengan jujur.     

"Tapi Chello, kamu tidak membawa Jessi ke rumah kan?" tanya Danish dengan cemas.     

"Mas Danish jangan cemas, aku tidak akan membawa Jessi ke rumah." ucap Chello sangat mengerti kecemasan Danish.     

"Syukurlah Chell, kalau begitu kabari aku kalau kamu ke sini." ucap Danish dengan tenang.     

"Ya Mas." ucap Chello kemudian menutup panggilan Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.