THE BELOVED ONE

DARI HATI KE HATI



DARI HATI KE HATI

0"Bukannya kita sudah bicara dari tadi." sahut Armand ikut merasa gugup dengan tatapan Jessi yang sedang menatapnya tak berkedip.     
0

"Aku...aku minta maaf padamu." ucap Jessi dengan bibir terasa kelu.     

"Minta maaf tentang apa?" tanya Armand dengan hati yang berdebar-debar.     

"Bisa aku bicara dengan duduk?" ucap Jessi merasa kakinya gemetar tidak mampu untuk berdiri lagi.     

Armand menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

Segera Jessi mendorong kursi roda Armand ke tempat tidur, dan Jessi duduk di pinggir tempat tidur berhadapan dengan Armand.     

"Armand, aku minta maaf padamu. Tolong maafkan aku, atas semua ucapanku yang mungkin sangat menyakiti hati kamu. Aku benar-benar sangat menyesal, aku tidak tahu kenapa aku bisa mengatakan hal itu padamu. Padahal kamu begitu sangat baik padaku, yang selalu mendukung apa yang aku lakukan. Armand, apa kamu mau maafkan aku?" tanya Jessi menatap penuh wajah Armand dengan perasaan bersalah.     

Armand menghela nafas panjang.     

"Lupakan saja semua itu, aku sudah mengatakan waktu itu kalau aku tidak marah padamu dan aku sudah memaafkan kamu." ucap Armand dengan suara pelan.     

Jessi mengambil nafas lega karena Armand tidak marah dan sudah memaafkannya. Tapi Jessi semakin gugup dan bingung, bagaimana dia bisa mengungkapkan perasaannya pada Armand.     

"Mand." panggil Jessi mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap kedua mata Armand yang masih terlihat jelas kesedihan yang mendalam.     

"Ya." sahut Armand dengan suara pelan.     

"Aku...aku merindukanmu." ucap Jessi dengan suara bergetar.     

Armand mengangkat kepalanya, membalas tatapan Jessi saat mendengar ucapan Jessi yang membuat jantungnya langsung berdegup sangat kencang.     

"Aku tidak mengerti maksudmu Jess." ucap Armand masih dengan perasaan tak percaya.     

Kembali Jessi menghela nafas panjang. Bertekad mengungkap semua perasaannya.     

"Aku merindukanmu setelah kamu pergi, aku sudah mencarimu kemana-mana. Tapi aku tidak bisa menemukanmu, sepertinya Tuhan telah menghukumku dengan tidak mempertemukan aku denganmu." ucap Jessi berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.     

"Kenapa kamu merindukan aku? bukannya kamu tidak mempunyai perasaan apa-apa padaku?" tanya Armand dengan jantungnya semakin berdetak sangat keras.     

"Tidak...apa yang aku katakan dulu ternyata salah. Aku kira aku tidak mempunyai perasaan cinta padamu. Tapi ternyata aku salah, aku sama sekali tidak menyadarinya. Tapi setelah kamu pergi, aku baru menyadari semuanya. Perasaanku pada Chello ternyata hanya sebuah obsesi saja, dan perasaanku yang sesungguhnya hanyalah padamu." ucap Jessi dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.     

"Jessi, katakan lebih jelas padaku. Apa yang kamu rasakan padaku?" tanya Armand semakin tidak bisa menahan debaran jantungnya yang berdegup sangat keras.     

Jessi menatap penuh wajah Armand, kemudian memberanikan diri meraih kedua tangan Armand yang sangat dingin dan menggenggamnya dengan erat.     

Armand sangat terkejut saat Jessi menggenggam kedua tangannya, namun Armand membiarkannya karena genggaman tangan Jessi sanggup menenangkan hatinya.     

"Aku mencintaimu Armand, aku merindukanmu di saat kamu menjauh dariku. Aku sudah berusaha mencarimu kemana-mana, tapi aku tidak menemukanmu." ucap Jessi dengan jujur.     

"Aku masih belum bisa percaya hal ini Jess, kamu mengatakan hal ini karena kamu kasihan padaku kan? karena kamu merasa bersalah." ucap Armand dengan perasaan yang tidak menentu.     

"Tidak Armand, apa yang kamu pikirkan tidaklah benar. Aku sudah menyadari kalau aku mencintaimu sebelum kamu mendapat tragedi kecelakaan itu. Percayalah padaku, kamu bisa bertanya pada Chello, atau pada Rangga yang selalu menemaniku mencarimu. Saat aku mendengar kamu terluka dan kehilangan salah satu kaki kamu, aku semakin gila memikirkan kamu. Aku ingin bertemu denganmu ingin menemani kamu selamanya." ucap Jessi dengan airmata berlinang.     

Armand menelan salivanya, hatinya terharu dan ingin menangis mendengar ungkapan perasaan Jessi yang sungguh-sungguh padanya.     

"Jessi...aku berusaha untuk bisa percaya dengan semua ini, aku merasa ini hanyalah sebuah mimpi bagiku." ucap Armand seraya melepas genggaman tangan Jessi. Namun dengan cepat Jessi menggenggam kembali kedua tangan Armand.     

"Armand, lihat aku. Aku mohon lihat mataku Armand. Kamu akan bisa melihatnya kalau aku benar-benar mencintaimu dan sangat merindukanmu." ucap Jessi dengan tatapan lembut.     

Perlahan Armand mengangkat wajahnya, menatap kedua mata Jessi yang masih meneteskan airmata. Ada cinta dan kerinduan yang mendalam di sana.     

"Jessi...apa kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Armand dengan suara bergetar. Semua ini bagaikan mimpi indah baginya.     

"Ya Mand, aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu." ucap Jessi memberanikan diri merangkul leher Armand kemudian mencium pelan bibir bawah Armand.     

Jantung Armand berhenti sesaat saat Jessi dengan tiba-tiba mencium bibirnya. Armand memejamkan matanya merasakan sentuhan bibir Jessi yang semakin intens mencium bibirnya.     

Hati Jessi merasa lega karena Armand tidak menolak ciumannya. Bahkan perlahan Armand membalas ciumannya dengan sangat lembut. Hati Jessi semakin berbunga-bunga cintanya telah menyatu dengan cintanya Armand.     

Setelah cukup lama berciuman, Jessi melepas ciumannya karena sedikit kehilangan pasokan nafasnya.     

"Armand." panggil Jessi menangkup wajah Armand dengan kedua tangannya.     

"Ya Jess." sahut Armand dengan wajah memerah.     

"Kamu sudah percaya kan sekarang? kalau aku benar-benar mencintaimu. Kamu juga mencintaiku kan Mand?" tanya Jessi dengan tatapan penuh.     

"Aku percaya padamu, aku juga mencintaimu dari dulu sebelum kamu mencintaiku. Tapi Jessi, aku sekarang laki-laki cacat hidup hanya dengan satu kaki. Apa kamu tidak menyesal nanti? pikirkanlah lagi. Aku tidak ingin melihatmu menyesal nantinya." ucap Armand dengan perasaan putus asa.     

"Aku tidak akan pernah menyesal Mand, aku sudah memutuskan untuk menemani kamu selamanya. Aku ingin hidup bersamamu." ucap Jessi dengan tatapan sungguh-sungguh.     

Hati Armand terharu dan sangat bahagia mendengar ucapan Jessi.     

"Apa kamu sungguh-sungguh Jessi? kalau aku ingin menikahi kamu, apa kamu mau?" tanya Armand dengan gugup.     

"Tentu aku mau Mand, aku mau menikah denganmu." sahut Jessi dengan cepat.     

Armand menatap penuh wajah Jessi mencari kesungguhan atas jawaban Jessi.     

"Aku... aku tidak percaya kamu mau menikah denganku Jess." ucap Armand dengan bibir bergetar.     

"Apa aku harus menciummu lagi agar kamu percaya kalau aku juga ingin menikah denganmu?" ucap Jessi tersenyum kemudian kembali mencium lembut bibir Armand yang sudah menjadi candu baginya.     

"Sekarang kamu percayakan?" ucap Jessi setelah melepas ciumannya.     

Armand menganggukkan kepalanya dan tersenyum bahagia. Wajah Armand memerah karena malu dengan ciuman Jessi yang seolah-olah telah menghipnotisnya.     

"Drrrt... Drrrt... Drrrt"     

Ponsel Jessi berbunyi, Jessi sangat tahu kalau Chello yang menghubunginya karena dirinya sudah terlalu lama bersama Armand.     

Dengan cepat Jessi menerima panggilan Chello.     

"Hallo...Ya Chello, maaf aku lupa waktu. Sebentar lagi aku ke sana." ucap Jessi dengan perasaan berat harus meninggalkan Armand.     

"Kamu mau kemana Jess?" tanya Armand dengan tatapan rumit, baru saja rasa rindunya terobati Jessi sudah mau pergi.     

"Aku harus mencari hotel, karena Chello masih belum bisa menjelaskan hubunganku dengan Chello kalau kita berdua sebagai orang tua asuh Cahaya." jawab Jessi dengan jujur.     

"Aku mohon jangan pergi Jess." ucap Armand dengan tatapan memohon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.