THE BELOVED ONE

SEBUAH JANJI (1)



SEBUAH JANJI (1)

0Chello masuk ke dalam rumah dengan perasaan tenang karena janjinya pada Dokter Kim akan segera berakhir setelah Jessi menikah dengan Armand nanti.     
0

Sambil tersenyum Chello mencari keberadaan Bundanya.     

"Bunda!! Bunda!! Bunda ada di mana?" panggil Chello sambil meletakkan tas ranselnya di sofa ruang tengah.     

Mendengar ada yang memanggil namanya, Hana segera keluar dari dapur untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.     

"Chello? Chello? kamu datang sayang?" ucap Hana dengan tatapan tak percaya kalau Chello sudah ada di hadapannya.     

"Ya Bunda, apa Bunda tidak ingin memelukku?" ucap Chello sambil merentangkan tangannya agar Bundanya segera memeluknya.     

"Chello anakku sayang, akhirnya kamu kembali ke rumah ini lagi." ucap Hana memeluk Chello dengan penuh kasih sayang.     

"Di mana Ayah, Bunda? apa ya ada tugas di rumah sakit?" tanya Chello saat tidak menemukan keberadaan Ayahnya.     

"Iya... Ayahmu ada tugas di rumah sakit, tapi sebentar lagi juga pulang." jawab Hana sambil menggandeng tangan Chello agar duduk di sampingnya.     

"Oh..." Chello terdiam sejenak berpikir tentang sesuatu yang penting yang akan di bicarakan dengan kedua orang tuanya juga pada orang tua Ayraa. Chello ingin menceritakan semua tentang permintaan Danish juga tentang janjinya pada Danish.     

"Chello apa yang kamu pikirkan sayang? apa ada sesuatu yang membuatmu gelisah?" tanya Hana menatap penuh wajah Chello.     

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama Ayah dan Bunda juga dengan Ayah dan Bunda Ayraa. Tapi aku akan bicara kalau Ayah sudah datang. Bunda, apa aku bisa minta tolong padamu untuk mengundang Ayah dan Bunda Ayraa ke sini?" tanya Chello dengan tatapan memohon.     

"Apakah yang kamu bicarakan sangat penting hingga harus memanggil Bagas dan Nicky? apakah yang kamu bicarakan ada hubungannya dengan Ayraa?" tanya Hana dengan tatapan lembut.     

"Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Bunda sekarang, setelah nanti kita berkumpul aku akan menceritakan semuanya." ucap Chello dengan serius kemudian memeluk Hana dengan erat berharap rasa gundahnya secepatnya sirna.     

"Baiklah sayang, sekarang Istirahatlah. Bunda akan menyiapkan makanan untukmu. Sebentar lagi Ayah kamu juga akan pulang." ucap Hana sambil mengusap lembut wajah Chello.     

Chello tersenyum, mengambil tas ranselnya kemudian pergi ke kamarnya.     

Setelah berada di dalam kamarnya, Chello menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur yang sudah lama dia tinggalkan.     

Dengan hati dan perasaan yang gelisah Chello menatap ke atas langit kamarnya.     

"Apakah yang akan aku lakukan ini benar? aku harus menceritakan semuanya agar keluarga besar tidak salah paham dengan sikapku nanti. Aku ingin mereka tahu kalau semua yang kulakukan karena permintaan Mas Danish. Aku ingin tahu mereka mendukungku atau tidak. Jika tidak aku akan menjauh dari semua ini. Aku tidak ingin menyakiti hati siapapun." ucap Chello dalam hati seiring dengan nafas panjang yang membuat sesak di dadanya.     

Masih dengan perasaan gelisah Chello bangun dari tidurnya dan berjalan ke mejanya. Di bukanya laci mejanya dengan pelan, dengan tangan gemetar Chello mengambil surat cintanya yang dulu pernah tulisnya untuk Ayraa.     

"Aku harap suatu saat surat cinta ini bisa sampai di tanganmu Ayraa. Aku ingin kamu mengetahuinya kalau aku mencintaimu sejak dulu. Dan sampai sekarang, cintaku masih ada untukmu tidak pernah berubah dan tidak pernah sirna." ucap Chello dengan dada yang semakin sesak.     

"Drrrt... Drrtt...Drrrt"     

Sambil mengusap wajahnya Chello mengambil ponselnya saat mendengar ponselnya berbunyi.     

"Mas Danish? ada apa Mas Danish menghubungi lagi?" tanya Chello dalam hati sambil menerima panggilan Danish.     

"Hallo, ada apa Mas Danish?" tanya Chello berusaha menenangkan hatinya.     

"Chello apa kamu sudah di Bandung?" tanya Danish menahan rasa sakit di dadanya.     

"Ya Mas, aku barusan sampai. Ada apa Mas?" tanya Chello dengan hati cemas saat mendengar nafas Danish yang terdengar sesak.     

"Kapan kamu datang ke sini Chell? aku mau minta tolong padamu untuk bekerja di perusahaanku membantu Dewa." ucap Danish dengan suara berat.     

"Tapi Mas Danish, aku adalah seorang dokter? aku tidak pernah bekerja di perusahaan. Mana bisa aku membantumu Mas?" ucap Chello bingung dengan permintaan Danish.     

"Chello, kamu sangat pintar. Aku yakin dalam beberapa hari kamu sudah bisa menguasai semuanya. Kamu harus menerima permintaanku Chello, karena semua nanti menjadi tanggungjawabmu." ucap Danish dengan suara lirih.     

"Tapi Mas, aku adalah seorang dokter. Bagaimana aku bisa bekerja di dua tempat?" ucap Chello dengan perasaan tidak enak.     

"Chello penuhilah permintaanku, aku tidak ingin menyerahkan perusahaan pada Bara. Aku hanya akan menyerahkan padamu dan pada Dewa. aku percaya pada kalian berdua." ucap Danish dengan suaranya yang hampir tidak terdengar.     

"Mas Danish, apa Mas Danish sakit lagi? sebaiknya Mas Danish istirahat saja dulu. Aku akan menemui Mas Danish kalau urusan di sini selesai." ucap Chello tidak ingin Danish terlalu banyak pikiran.     

"Aku akan beristirahat, tapi berjanjilah padaku untuk menerima permintaanku ini. Aku ingin kamu yang mengelola perusahaan bersama Dewa." ucap Danish dengan nafasnya semakin berat.     

"Baiklah Mas Danish, aku berjanji padamu. Apapun yang Mas Danish inginkan aku pasti akan memenuhinya. Sekarang Mas Danish istirahat ya." ucap Chello akhirnya mengalah demi keinginan Danish.     

"Terima kasih Chell, Aku menunggu kedatanganmu." ucap Danish kemudian menutup panggilannya.     

Chello menghela nafas panjang.     

"Kenapa semua ini terjadi pada mas Danish dan terjadi padaku? Kenapa kita berdua diciptakan untuk mencintai wanita yang sama? kenapa Mas Danish harus menderita karena sakitnya." ucap Chello ikut merasa sesak di dalam dadanya.     

"Chello!! makanan sudah siap sayang? keluarlah...Ayah kamu juga sudah datang." ucap Hana dari luar kamar.     

"Ya Bunda, aku segera keluar." ucap Chello seraya mengembalikan surat-suratnya ke tempatnya semula.     

Setelah mengembalikan semua surat-suratnya ke dalam laci meja, segera Chello keluar dari kamarnya untuk menemui Ayahnya.     

"Hai Chello, bagaimana keadaan kamu? Ayah senang akhirnya kamu pulang juga." ucap Raka dengan tersenyum bangga.     

"Duduklah Chell, kita makan dulu setelah itu kita bicara lagi sambil menunggu kedatangan Bagas dan Nicky." ucap Hana sambil memberikan piring pada Chello dan Raka.     

"Terima kasih Bunda." ucap Chello seraya memberikan mengambil nasi dan ikan kesukaannya.     

"Kamu akan tinggal di sini kan Chell? Ayah ingin kamu bekerja di rumah sakit di mana ayah bekerja." ucap Raka dengan tersenyum penuh rasa bangga.     

"Sepertinya aku tidak bisa Ayah, aku harus pergi ke Bali dan tinggal sementara di sana." sahut Chello dengan tenang.     

"Apa yang kamu katakan Chello? bagaimana kamu akan tinggal di sana? apa karena Ayraa kamu ingin tinggal di sana?" tanya Raka dengan tatapan tak percaya.     

"Setelah, Ayah dan Bunda datang aku akan menceritakan semuanya pada kalian apa yang telah terjadi." ucap Chello seraya mengambil nafas panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.