THE BELOVED ONE

KEMBALI KE BALI



KEMBALI KE BALI

0Satu bulan kemudian....     
0

Usia Danish kecil sudah satu bulan, hari-hari Danish dan Ayraa sangat bahagia. Semua hal yang berhubungan dengan Danish kecil, Ayraa dan Danish selalu siap siaga.     

Ayraa dan Danish saling bahu membahu berbagi tugas. Kehidupan Danish dan Ayraa benar-benar bahagia. Nicky dan Bagas sangat bahagia melihat kekompakan Danish dan Ayraa dalam menjaga dan merawat Danish kecil.     

Kebahagiaan itu tidak hanya di rasakan Danish dan Ayraa saja. Cayla dan Dewa juga sangat bahagia. Cayla yang tengah hamil bayi kembar lebih harus ekstra hati-hati. Usia kandungan Cayla sudah berusia lima bulan. Karena Danish lebih berat menjaga Danish kecil, pekerjaan semua harus di handle Dewa. Karena semua itu Dewa dan Cayla pulang lebih awal karena pekerjaan tidak bisa di tinggalkan lagi.     

Dan baru sekarang, kesempatan untuk Danish dan Ayraa bisa pulang. Di saat usia Danish kecil berusia satu bulan.     

Suasana Bandara masih cukup sepi, Danish dan Ayraa berangkat di waktu pagi hari. Bagas dan Nicky merasa berat harus berpisah dengan cucu pertamanya.     

"Ayraa, Danish, hati-hati nanti dalam menjaga Danish kecil jangan sampai di tinggal dalam keadaan sendirian." pesan Nicky saat Ayraa akan check-in ke pesawat.     

"Ya Bunda, aku pasti akan menjaga Danish kecil dengan sangat baik." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Sering-sering main ke Bandung Ayraa, Danish." ucap Bagas dengan tatapan sedih.     

Ayraa dan Danish menganggukkan kepalanya secara bersamaan, kemudian mengecup punggung tangan Bagas dan Nicky.     

"Kami berangkat Ayah, Bunda." ucap Danish dengan suara berat.     

Nicky dan Bagas melepas kepergian Ayraa, Danish dan cucunya dengan perasaan berat.     

Ayraa dan Danish berjalan masuk ke dalam pesawat yang sebentar lagi akan berangkat.     

Perjalanan yang di tempuh Danish dan Ayraa tidak terlalu lama. Hampir tiga jam perjalanan mereka baru sampai di rumah.     

Danish mengambil nafas lega, akhirnya bisa kembali menghirup udara pantai lagi.     

"Mas, Istirahatlah. Aku akan merawat Danish kecil dulu." ucap Ayraa setelah berada di kamar mereka.     

"Aku mau mandi dulu Ayraa, baru setelah itu istirahat." ucap Danish sambil mengecup kening Ayraa berjalan masuk ke dalam kamar mandi.     

Segera Ayraa mengambil handuk kecil buat Danish.     

"Mas, ini handuknya. Aku letakkan di pintu ya Mas." ucap Ayraa sambil meletakkan handuk di knop pintu.     

Sambil menunggu Danish mandi, Ayraa merawat Danish kecil dengan sangat hati-hati. Sejak Danish kecil lahir oleh Dokter rumah sakit sudah di beri vaksin untuk pencegahan virus HIV.     

Dengan penuh kasih sayang Ayraa mengganti pakaian Danish kecil kemudian menyusuinya.     

"Ternyata Danish kecil kita, sangat mudah lapar ya Ayraa? baru tadi keluar dari Bandara sudah minum susu, sekarang minum lagi. Apa stock air susu kamu tidak akan habis?" tanya Danish setelah selesai mandi dan duduk di samping Ayraa.     

"Tidak akan pernah bisa habis Mas, kalau aku makan makanan yang sehat air susuku tetap akan berlimpah." jawab Ayraa dengan tersenyum.     

"Apa aku boleh mencicipinya kalau waktu kamu sudah longgar?" tanya Danish dengan tatapan penuh harap.     

"Mencicipi apa Mas?" tanya Ayraa dengan gemas.     

"Air susu kamu?" sahut Danish tersenyum tanpa malu-malu     

Wajah Ayraa seketika memerah dengan jawaban singkat Danish.     

"Hem...apa Mas Danish sungguh-sungguh dengan keinginan itu?" tanya Ayraa salah tingkah.     

Danish tertawa terkekeh sambil memeluk bahu Ayraa dengan penuh rasa sayang.     

"Aku hanya bercanda Ayraa, biar Danish kecil yang menghabiskannya. Aku hanya mengecupnya saja di saat rindu." ucap Danish dengan tatapan sendu.     

"Memang Mas Danish sudah rindu?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh.     

"Sangat rindu Ayraa, sudah satu bulan lebih aku puasa tidak bisa menyentuhmu. Aku sangat merindukanmu, ingin menyentuhmu kembali dan ingin punya anak lagi denganmu. Apa kamu mau Ayraa?" tanya Danish dengan senyuman menggoda.     

Ayraa mengangkat wajahnya menatap wajah Danish yang masih tersenyum padanya.     

"Apa yang Mas Danish katakan? Mas Danish ingin punya anak lagi? serius Mas?" tanya Ayraa dengan tatapan tak percaya.     

"Kalau istriku mau, aku sangat serius melakukannya. Aku Ingin anak perempuan." ucap Danish dengan tatapan sungguh-sungguh.     

"Aku bertanya padamu Mas, aku sungguh-sungguh. Apa Mas Danish serius ingin punya anak lagi?" tanya Ayraa menatap kedua mata Danish dengan intens.     

"Ya Ayraa, kalau Tuhan menghendaki aku ingin punya anak lagi darimu. Aku ingin mempunyai keturunan lagi Ayraa. Aku ingin kamu tidak akan kesepian, dengan dua anak dariku mereka berdua bisa mengurangi rasa kesepian kamu suatu saat nanti." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta.     

Hati Ayraa kembali menangis, mendengar ucapan Danish yang bisa saja terjadi suatu saat nanti. Tapi Ayraa berusaha tegar di hadapan Danish untuk tidak menangis lagi.     

Ayraa tersenyum sambil mengusap wajah Danish yang terlihat semakin tirus. Tiap bulan berat badan Danish semakin berkurang.     

"Tentu saja aku mau Mas, aku juga ingin punya banyak keturunan dari kamu." ucap Ayraa dengan tatapan sungguh-sungguh.     

Senyum Danish mengembang, sungguh hatinya sangat bahagia karena Ayraa juga menginginkannya.     

"Lalu... kapan kita bisa melakukannya Ayraa?" tanya Danish menatap kedua mata Ayraa.     

"Setelah Danish kecil berusia dua bulan ya Mas? sambil menunggu waktu itu tiba kita ke Dokter lagi untuk konsultasi proses kehamilan yang kedua." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

"Terima kasih Ayraa, kamu selalu mendukung semua keinginanku." ucap Danish dengan perasaan haru.     

"Kita adalah suami istri Mas, tentu kita harus saling mendukung. Bukannya kita menikah karena cinta? aku mencintaimu Mas." ucap Ayraa seraya mengecup bibir Danish sekilas.     

"Aku juga sangat mencintaimu Ayraa. Aku ingin meninggalkan kenangan yang terindah dengan keluarga kecil kita. Semoga Tuhan memberikan aku umur panjang seribu tahun lagi." ucap Danish dengan tersenyum bahagia.     

"Aamiin, aku selalu berdoa untuk itu Mas. Mas Danish panjang umur seribu tahun lagi." ucap Ayraa dengan tersenyum lebar.     

"Memang ada manusia hidup seribu tahun lamanya?" tanya Danish sambil mencubit gemas hidung Ayraa.     

Ayraa tertawa, kemudian turun dari ranjang.     

"Kamu mau ke mana Ayraa?" tanya Danish saat Ayraa meninggalkan Danish kecil dalam keadaan tidur.     

"Seperti Mas Danish bilang, setelah mandi Mas Danish akan Istirahat. Sekarang sudah waktunya Mas Danish istirahat sambil menjaga Danish kecil. Aku akan ke dapur mau masak buat makan siang kita." ucap Ayraa sambil berganti pakaian rumah.     

"Baiklah, biar aku yang menjaga Danish kecil. Kamu masak yang enak, aku sangat lapar sekali." ucap Danish sambil berbaring di samping Danish kecil yang tidur pulas.     

Ayraa tersenyum melihat sikap Danish yang begitu manis.     

Ayraa tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti di saat Danish benar-benar pergi meninggalkannya. Mungkin tidak ada lagi kebahagiaan dalam hidupnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.