THE BELOVED ONE

ANUGRAH TERINDAH



ANUGRAH TERINDAH

0"Ya Tante, nasihat Tante akan aku ingat. Aku berjanji tidak akan mendekati Ayraa selama Ayraa masih bersama Danish." sahut Bara dengan sangat jelas.     
0

"Syukurlah kalau kamu sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Tante tidak ingin kamu salah dalam menunjukkan cinta kamu." ucap Dokter Citra selalu menasihati Bara untuk menyimpan perasaannya dan bersabar.     

Dokter Citra sangat tahu kondisi Danish dari sahabatnya seorang Dokter pribadinya Danish yaitu Dokter Budi.     

Sudah sangat jelas kalau hidup Danish tidak akan lama lagi karena semua organ vitalnya sudah mengalami kerusakan baik ginjal, hati, paru dan jantungnya.     

Karena semua itu, pada beberapa hari terakhir keadaan Danish semakin menurun dan beberapa kali pingsan.     

"Tante, tolong nanti kabari aku kalau sudah memeriksa Ayraa ya, aku akan melanjutkan pekerjaanku. Aku pindah rumah hari ini, dan tempatnya berada dekat dengan rumah Ayraa. Tapi Tante jangan kuatir, aku tetap akan menjaga jarak pada Ayraa. Aku tidak akan menggangu hubungan rumah tangga Danish." ucap Bara berjanji pada Dokter Citra lagi.     

"Kamu sungguh mengejutkan Tante, Bara. Secepat ini kamu pindah ke sana?" tanya Dokter Citra dengan perasaan tak percaya.     

"Aku Ingin di saat Ayraa membutuhkan seseorang, akulah orang yang di butuhkannya Tante. Seperti kata Tante, Danish sekarang mudah sakit. Dan pasti Ayraa membutuhkan Dewa dan Cayla. Dewa dan Cayla rumahnya jauh. Kalau tempat tinggalku dekat dengan rumah Ayraa, setidaknya Ayraa akan meminta bantuan padaku karena aku juga sahabat Ayraa." jelas Bara panjang lebar alasan apa hingga dia pindah secepatnya untuk bisa lebih dekat dengan Ayraa.     

"Ya sudah Bara, hanya saja selalu ingat pesan Tante untuk tidak merusak hubungan rumah tangga Ayraa dan Danish." ucap Dokter Citra kemudian menutup panggilannya karena mendengar suara Ayraa yang sudah datang.     

"Ayraa, kamu? ada apa datang kemari? apa terjadi sesuatu pada Danish kecil?" tanya Dokter Citra seolah-olah tidak mengetahui kedatangan Ayraa.     

"Maaf Dokter, Aku tidak sempat membuat janji dengan Dokter. Aku ke sini hanya mau periksa apa aku hamil lagi atau tidak?" ucap Ayraa dengan tatapan serius setelah duduk berhadapan dengan Dokter Citra.     

"Apa Ayraa? kamu berencana hamil lagi? usia Danish kecil sekarang berapa? kalau tidak salah harusnya masih empat bulan, benar tidak?" tanya Dokter Citra menatap Ayraa tak berkedip.     

"Ya... Dokter Citra benar, Danish sekarang masih berusia empat bulan. Tapi bagaimana lagi Dokter, Mas Danish kesehatannya semakin menurun. Dan Mas Danish ingin memberikan adik pada Danish agar punya teman bermain. Dan Mas Danish juga Ingin agar aku tidak merasa kesepian." ucap Ayraa dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Kamu harus bersabar Ayraa, semoga saja hidup Danish lebih lama lagi dari perkiraan para Dokter. Danish laki-laki yang sangat baik, dan sangat mencintaimu. Dengan kamu juga sangat mencintainya, dengan cintamu yang begitu besar semoga Danish bisa bertahan beberapa tahun lagi." ucap Dokter Citra sambil menggenggam tangan Ayraa.     

"Aamiin Dokter. Aku juga selalu berdoa dan berharap Mas Danish panjang umur dan sehat." sahut Ayraa sambil mengusap air matanya.     

"Dokter..bisakah Dokter segera memeriksaku? aku harus pulang cepat. Aku tidak bisa meninggalkan mereka berdua lama-lama." ucap Ayraa dengan tatapan memohon.     

"Baiklah Ayraa, sekarang naiklah ke tempat tidur biar aku memeriksanya. Kamu sudah terlambat berapa hari?" tanya Dokter Citra sambil memeriksa lubang rahim Ayraa.     

"Sudah terlambat tiga hari Dokter." jawab Ayraa dengan suara pelan.     

Setelah Dokter Citra memeriksa dengan jarinya, Dokter Citra juga memeriksanya dengan USG.     

"Ayraa, Tante ucapkan selamat ya? kamu hamil dan aku yakin bayi kamu perempuan kalau menurut hitungan kalender.     

"Benarkah Dokter? aku hamil sungguhan?" tanya Ayraa dengan perasaan haru.     

Semua doa yang di inginkan Danish telah terwujud.     

"Benar Ayraa, kamu hamil dengan usia janin satu bulan." ucap Dokter Citra dengan tersenyum.     

"Ya Tuhan, terima kasih kamu telah mengabulkan doa kami berdua." ucap Ayraa dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Apa kamu ingin Tante cetak hasil pemeriksaannya?" tanya Dokter Citra dengan penuh perhatian.     

"Ya Dokter, aku ingin menunjukkannya pada Mas Danish." sahut Ayraa dengan tersenyum bahagia.     

"Ingat Ayraa, kamu harus ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan khusus untuk mencegah tertularnya virus HIV suami kamu. Aku akan menunggumu di rumah sakit seperti biasanya." ucap Dokter Citra dengan serius.     

"Ya Dokter, kapan aku harus ke rumah sakit?" tanya Ayraa dengan tatapan serius.     

"Besok pagi kamu bisa ke sana bersama Danish. Aku akan menunggumu jam sepuluh." ucap Dokter Citra seraya mengambil hasil cetak USG kemudian di berikannya pada Ayraa.     

"Baik Dokter, besok pagi aku kesana. Sekarang aku permisi pulang dulu. Aku harus membayar berapa untuk pemeriksaan ini Dokter?" tanya Ayraa sambil mengeluarkan dompetnya.     

"Tidak perlu Ayraa, Tante sudah menganggap kamu dan Danish sebagai anak sendiri. Jadi kamu tidak perlu berpikir hal yang lain ya?" ucap Dokter Citra sambil mengusap lembut wajah Ayraa.     

Kedua mata Ayraa berkaca-kaca mendengar ucapan Dokter Citra.     

"Terima kasih Dokter." ucap Ayraa kemudian memeluk Dokter Citra dengan sangat erat.     

"Sekarang pulanglah cepat, kasihan Danish menunggu." ucap Dokter Citra dengan tersenyum.     

"Ya Dokter, permisi." ucap Ayraa kemudian segera keluar dari ruangan Dokter Citra untuk segera pulang.     

Dengan hati di penuhi kebahagiaan, Ayraa menjalankan mobilnya sedikit cepat agar segera sampai di rumah.     

Sampai di rumah, segera Ayraa keluar dari mobil dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah untuk segera menemui Danish.     

Saat naik ke atas, sayup-sayup Ayraa mendengar suara Danish kecil.     

"Ya Tuhan, apa yang terjadi? kenapa Danish menangis? di mana Mas Danish? kenapa Mas Danish membiarkan Danish menangis?" tanya Ayraa dalam hati sambil berjalan cepat masuk ke dalam kamarnya.     

Dengan cepat Ayraa membuka pintu kamarnya. Jantung Ayraa sesaat terasa berhenti saat melihat Danish tergeletak pingsan di lantai di dekat tempat tidur Danish kecil.     

"Mas Danish!!!" teriak Ayraa berlari mendekati Danish.     

Mendengar Danish kecil menangis keras, Ayraa memberikan air susu botol pada Danish agar bisa diam. Dan Ayraa sangat bersyukur Danish kecil langsung diam setelah minum susunya.     

Setelah memastikan Danish kecil tenang. Ayraa kembali mendekati Danish dan membawanya ke tempat tidur. Dengan tenaga sepuluh kali lipat yang Ayraa rasakan, akhirnya bisa memindahkan Danish ke tempat tidur.     

"Mas Danish... Mas... sadar Mas." panggil Ayraa dengan perasaan sedih. Sudah empat kali ini Ayraa mendapatkan Danish dalam keadaan pingsan.     

Sambil membuka beberapa kancing kemeja Danish, Ayraa berpikir untuk segera mencari pembantu rumah tangga agar bisa mengawasi Danish dan Danish kecil di saat dirinya pergi.     

"Mas... Mas Danish, sadarlah Mas." panggil Ayraa lagi sambil mengusap lembut wajah Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.