THE BELOVED ONE

MEMBERI KABAR CHELLO



MEMBERI KABAR CHELLO

0"Selama hidup aku, baru kali ini aku mengalaminya Dewa. Ada laki-laki yang begitu sangat yakin kalau aku adalah jodohnya." ucap Cayla menatap wajah Dewa dengan perasaan kagum.     
0

"Dan ternyata kita memang berjodoh. Walau harus melalui ujian seperti ini." ucap Dewa dengan tersenyum.     

"Ya... semoga kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Sekarang aku mau memberitahu Ayraa dan Chello agar segera datang ke sini untuk menyaksikan pernikahan kita." ucap Cayla dengan tersenyum.     

"Chello itu siapa Cayla?" tanya Dewa yang belum pernah mendengar nama Chello.     

"Chello itu saudara kembar aku, tapi bukan kembar identik." jawab Cayla kemudian menceritakan semuanya tentang Chello.     

"Ohh... jadi Chello pernah bertunangan dengan Ayraa? tapi Ayraa mencintai Mas Danish?" tanya Dewa baru mengerti kalau sebelum dengan Danish, Ayraa sudah dengan Chello.     

"Sampai sekarang aku tidak tahu, Ayraa mencintai Kak Danish itu berdasarkan cinta yang sesungguhnya atau merasa kasihan karena sakitnya Mas Danish. Karena saat Chello sakit atau terluka, Ayraa pasti sangat cemas." ucap Cayla panjang lebar menceritakan tentang kepedulian Ayraa pada Chello.     

"Kalau memang di antara Chello dan Ayraa ada sesuatu. Bagaimana nanti saat bertemu?" tanya Dewa penasaran.     

"Aku tidak tahu, tapi aku berharap suatu saat Chello menemukan kebahagiaannya bersama Ayraa." ucap Cayla dengan tatapan sedih.     

"Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu Cayla. Itu tidak baik, masih ada Mas Danish yang masih hidup." ucap Dewa merasa kasihan pada Danish yang mengidap penyakit virus HIV yang pasti hidupnya tidak akan bisa lama.     

"Aku hanya bicara kenyataannya Dewa, aku juga berharap Kak Danish tetap panjang umur. Tapi kita juga tidak tahu kedepan seperti apa. Sedangkan kita tahu sendiri kalau sakitnya Kak Danish tidak bisa sembuh." ucap Cayla bicara apa adanya.     

"Kalau aku berada di posisi Mas Danish, apa yang kamu harapkan Cayla?" tanya Dewa dengan serius.     

"Tentu saja aku berharap kamu hidup lebih lama lagi, dan aku tidak ingin kehilangan kamu." jawab Cayla sangat mengerti arah pembicaraan Dewa.     

"Seperti itulah yang di harapkan Ayraa, apalagi saat ini Ayraa sedang mengandung. Ayraa pasti berharap Mas Danish akan panjang umur untuk bisa melihat anaknya tumbuh hingga dewasa." ucap Dewa tidak ingin Cayla berpikir yang bukan menjadi kuasanya.     

"Ya Dew... maafkan aku. Aku hanya kasihan sama Chello yang sampai hari ini masih mencintai Ayraa." ucap Cayla memberi alasan kenapa dia begitu ingin Ayraa bersama Chello suatu saat nanti.     

"Aku tahu, kamu sangat menyayangi Chello tapi kamu juga harus tahu kalau Ayraa sudah menjadi istri Mas Danish. Kalau memang Chello suatu saat berjodoh dengan Ayraa biar Tuhan yang menentukan. Kita hanya berdoa semoga semua bahagia dan panjang umur." ucap Dewa memberi nasihat pada Cayla.     

Cayla menatap penuh wajah Dewa dengan rasa kekaguman yang mendalam.     

"Kamu begitu sangat mengagumkan Dewa. Apa yang kamu katakan benar adanya." ucap Cayla dengan tersenyum.     

"Aku juga kagum dengan kejujuran kamu. Sekarang kamu bisa menghubungi Ayraa dan Chello." ucap Dewa dengan perasaan lega, karena Cayla mengerti apa yang di katakannya.     

Segera Cayla menghubungi Ayraa lebih dulu agar segera pulang ke Bandung.     

"Hallo, Ayraa...di mana kamu sekarang? apa ada Kak Danish juga?" tanya Cayla dengan hati bahagia.     

"Aku ada di rumah, ada Mas Danish juga. Ada apa Cayla? Dewa baik-baik saja bukan?" tanya Ayraa dengan serius.     

"Dewa baik-baik saja Ayraa. Aku hanya memberitahu kalau Minggu depan aku dan Dewa akan menikah. Aku ingin kamu pulang ke Bandung." ucap Cayla dengan penuh kebahagiaan.     

"Apa Cay? kamu dan Dewa akan menikah? Ya Tuhan, akhirnya kamu menikah juga dengan Dewa." ucap Ayraa dengan perasaan gembira.     

"Kamu datang harus datang lebih awal Ay." ucap Cayla dengan penuh harap.     

"Tentu aku akan pulang lebih awal, aku juga sudah rindu sama Ayah dan Bunda." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Ya sudah...aku tunggu ya Ay." ucap Cayla kemudian memutuskan panggilannya.     

"Bagaimana pendapat Ayraa? apa Ayraa senang dengan kabar kita akan menikah?" tanya Dewa penasaran.     

"Tentu Ayraa orang yang paling bahagia, karena Ayraa yang membuat kita berdua bisa keluar kota bersama." ucap Cayla dengan sebuah senyuman.     

"Oh... jadi kita berdua di tugaskan keluar kota itu ide Ayraa? bagaimana Ayraa tahu kalau kita berdua ada saling ketertarikan?" tanya Dewa dengan heran.     

"Aku sendiri juga tidak tahu, saat aku tanya Ayraa hanya bilang kalau kita berdua saling ada rasa." ucap Cayla dengan perasaan malu.     

"Saat Ayraa dan Mas Danish datang, kita harus mentraktir mereka berdua makan malam." ucap Dewa ingin mengucapkan terima kasih pada Ayraa dan Danish yang selalu membantu dirinya.     

"Tentu...kita akan mengajak mereka berdua untuk makan malam." ucap Cayla dengan pasti.     

"Dan... sekarang tinggal memberitahu Chello." ucap Cayla sambil menekan panggilan pada kontak Chello.     

"Hallo, Chello... bagaimana kabarmu di sana? kamu baik-baik saja kan?" tanya Cayla saat panggilannya diterima oleh Chello.     

"Baik-baik saja Cay, bagaimana kabarmu? Kamu sekarang ada di mana? apa masih di Bali?" tanya Chello dengan suara agak keras.     

"Aku barusan pulang ke Bandung Chell, Dan aku akan memberitahu kamu kalau Minggu depan aku akan menikah dengan Dewa teman satu kantor di Bali." ucap Cayla dengan luapan rasa kegembiraan.     

"Apa Cay?? kamu akan menikah? secepat ini?" tanya Chello dengan perasaan tak percaya.     

"Ya Chell, memang mendadak karena aku dan Dewa tidak ingin berlama-lama pacaran." ucap Cayla dengan singkat.     

"Syukurlah kalau kamu sadar itu, aku pikir kamu masih Ingin sendiri." ucap Chello ikut merasa bahagia.     

"Kamu datang sebelum Minggu depan ya Chell." ucap Cayla penuh harap.     

"Aku usahakan ya Cay, karena di sini aku sangat di perlukan sekali. Kamu tahu kan, sekarang aku menggantikan Dokter Kim." ucap Chello dengan serius.     

"Usahakan saja Chell, kita semua sudah sangat merindukan kamu." ucap Cayla dengan perasaan sedih.     

"Aku juga merindukan kalian. Baiklah, aku harus berangkat sekarang ke garis depan. Tunggu saja kedatanganku ya, aku usahakan tepat waktu." ucap Chello kemudian mengakhiri panggilannya Cayla.     

Airmata Cayla menetes di pipi, sungguh hatinya sangat sedih mendengar suara Chello yang begitu sangat menderita.     

"Jangan menangis Cay, kita berdoa saja agar Chello segera mendapatkan kebahagiaan. entah bersama siapa nanti." ucap Dewa seraya mengusap air mata Cayla.     

"Ya Dew, aku hanya kasihan saja. Karena sikap Chello itu seperti dirimu. Tidak menunjukkan rasa sedihnya juga tidak ingin merepotkan orang lain." ucap Cayla dengan serius.     

"Ya aku tahu...aku merasa sudah sangat mengenal Chello. Sekarang sudah malam, kamu tidur ya." ucap Dewa dengan penuh perhatian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.