THE BELOVED ONE

KEJUTAN AYRAA DAN DANISH



KEJUTAN AYRAA DAN DANISH

0"Bundaaaa!!" teriak Ayraa saat Bundanya membuka pintu untuk dirinya.     
0

Nicky terpaku di tempatnya menatap kehadiran Ayraa yang berdiri di hadapannya.     

"Ayraa?? kamu sudah di sini?" tanya Nicky dengan tatapan tak percaya kalau anak kesayangannya sudah pulang.     

"Ya Bunda, aku datang lebih awal agar bisa berkumpul sama Ayah dan Bunda lebih dulu." ucap Ayraa dengan perasaan bahagia.     

"Ayo...masuk sayang. Danish, ayo... masuk Nak." ucap Nicky sambil menggandeng tangan Ayraa.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan tersenyum, kemudian mengikuti Nicky dan Ayraa yang berjalan di depannya.     

"Duduklah Ayraa, bagaimana dengan kandungan kamu? baik-baik saja kan sayang?" tanya Nicky dengan penuh perhatian.     

"Sangat baik Bunda." jawab Ayraa dengan senyum bahagia.     

"Syukurlah, kalau kamu bagaimana Danish? kamu baik-baik saja bukan?" tanya Nicky pada Danish.     

"Baik juga Bunda, Ayah dan Bunda sendiri bagaimana? baik-baik juga kan?" tanya Danish ganti bertanya.     

"Baik Nak. Kalian pasti sangat capek datang dari jauh. Kalian istitahat saja dulu di kamar. Bunda akan memasak yang enak buat kalian." ucap Nicky tersenyum kemudian beranjak dari tempatnya pergi ke dapur.     

"Ayo, Mas kita ke kamar." ucap Ayraa mengajak Danish untuk segera ke kamar.     

"Mas Danish, istitahat saja ya? aku mau bantu Bunda di dapur." ucap Ayraa setelah berada di dalam kamar, seraya melepas kemeja Danish dan mengganti dengan kaos bersih.     

"Ayah di mana ya Ayraa? aku tidak melihatnya?" tanya Danish sambil melihat Ayraa yang sekarang berganti pakaian dengan pakaian baju hamil.     

"Mungkin Ayah masih di rumah Ayah Raka, Mas." jawab Ayraa yang sudah selesai berganti pakaian dan bersiap-siap untuk pergi ke dapur.     

"Kita ke sana kapan Ayraa? apa Chello juga akan pulang?" tanya Danish menghentikan langkah Ayraa.     

"Kita ke sana nanti sore saja Mas, untuk Chello pulang atau tidak. Nanti Mas Danish bisa bertanya pada Cayla." ucap Ayraa dengan tatapan yang rumit.     

"Aku ke dapur dulu, Mas Danish Istirahat saja dulu. Dan jangan lupa minum obatnya Mas." ucap Ayraa seraya mengecup kening Danish dengan penuh perasaan.     

Ayraa sangat tahu apa yang ada di dalam hati Danish. Sebenarnya hati Danish sangatlah rapuh saat ini. Namun Danish selalu tersenyum dan menunjukkan kebahagiaannya.     

Dan sampai kapanpun Ayraa tidak akan siap jika suatu saat nanti Danish pergi meninggalkannya.     

Sambil mengusap airmata yang tergenang di pelupuk matanya, Ayraa menemui Bundanya yang sedang sibuk membuat sesuatu.     

"Masak apa Bunda?" tanya Ayraa setelah berada di samping Bundanya.     

"Ayam goreng dan ikan salmon, sangat bagus untuk kandungan kamu Ayraa." jawab Nicky sambil mengaduk saus merah untuk ayam goreng yang sudah matang.     

"Kelihatannya enak sekali Bunda, aku suka sekali dengan makanan ikan laut karena menurut USG kemarin bayiku adalah laki-laki. Dan aku ingin bayiku sehat sampai dia lahir dan tumbuh menjadi anak yang sehat." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Bunda yakin bayi kamu akan sehat dan lahir secara normal, asal kamu harus makan makanan yang sehat juga sering gerak. Tidak boleh malas." ucap Nicky sambil mencubit pipi Ayraa yang terlihat gemuk.     

"Ya Bunda itu pasti. Oh ya, Bunda... ayah ke mana?" tanya Ayraa seraya mengambil alih pekerjaan Bundanya mengaduk saus merah.     

"Pergi ke rumah Ayah kamu, Raka. Mungkin sebentar lagi juga akan pulang." jawab Nicky sambil menyiapkan makanan yang sudah selesai di atas meja makan.     

"Bunda, apa saat wanita melahirkan itu sakit?" tanya ayraa setelah sesaat merasakan gerakan pada perutnya yang sudah berusia lima bulan lebih.     

"Sakitnya wanita saat melahirkan, tidak bisa Bunda katakan lewat kata-kata. Karena nyawa yang menjadi taruhan saat seorang Wanita melahirkan sayang." ucap Nicky menatap penuh wajah Ayraa.     

"Doakan aku ya Bunda, semoga aku kuat saat melahirkan." ucap Ayraa dengan perasaan takut.     

"Kenapa sayang? apa kamu takut?" tanya Nicky dengan tatapan penuh kasih sayang.     

Ayraa menganggukkan kepalanya.     

"Rasa takutmu itu akan hilang dengan sendirinya disaat kamu merasakan rasa sakit di perutmu. Kemudian rasa takutmu menjadi suatu keberanian yang sangat kuat, disaat bayi kamu meronta ingin keluar untuk menghirup udara di dunianya yang baru." ucap Nicky dengan tersenyum.     

"Sepertinya saat Bunda melahirkan aku, ada kebahagiaan yang terbesar yang Bunda rasakan. Benarkah begitu Bunda?" tanya Ayraa dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

"Sangat bahagia sayang. Bunda benar-benar sangat bahagia saat melahirkan kamu. Kamu adalah anugerah yang terbesar dalam hidup Ayah dan Bunda. Apalagi kamu adalah satu-satunya Putri Ayah dan Bunda." ucap Nicky seraya mengusap lembut wajah Ayraa.     

Dengan air mata berlinang Ayraa menenggelamkan kepalanya di dada Bundanya.     

"Terima kasih Bunda, karena Bunda telah melahirkan aku juga sangat menyayangi aku." ucap Ayraa di sela-sela Isak tangisnya.     

"Bukan Bunda saja yang menyayangi kamu, Ayraa. Tapi Ayah juga sangat menyayangi kamu." tiba-tiba terdengar suara Bagas dari arah belakang Ayraa.     

"Ayahhh!" panggil Ayraa menoleh ke arah belakang kemudian berjalan ke arah Bagas dan memeluknya dengan sangat erat.     

"Kapan kamu datang Ayraa? Kenapa tidak memberitahu Ayah kalau kamu pulang! Kalau Ayah tahu, pasti akan menjemput kalian di Bandara." ucap Bagas sambil membalas pelukan Ayraa dengan sangat erat.     

"Aku memang tidak memberitahu Ayah dan Bunda. Selain tidak ingin merepotkan Ayah dan Bunda. Aku dan Mas Danish ingin memberi kejutan dengan kedatangan lebih awal." ucap Ayraa dengan tersenyum manja.     

"Di mana sekarang suami kamu?" tanya Bagas mencari keberadaan Danish.     

"Ada di dalam kamarnya Ayah, barusan istirahat. Aku tidak ingin Mas Danish terlalu capek, karena Ayah tahu sendiri kan? bagaimana rentannya tubuh Mas Danish kalau capek sedikit. Mudah jatuh sakit." ucap Ayraa masih memeluk Ayahnya.     

"Baiklah, lanjutkan kalian memasak. Ayah akan ke kamar Danish, sudah sangat rindu dengan menantu Ayah." ucap Bagas menggoda Ayraa.     

"Jadi... Ayah tidak rindu sama aku? hanya rindu sama Mas Danish?" tanya Ayraa dengan wajah cemberut.     

"Tentu saja rindunya Ayah pada kamu lebih besar rindunya pada Danish." ucap Bagas sambil mengecup puncak kepala Ayraa.     

"Sudah ya sayang. Ayah akan pergi ke kamar Danish sebentar." ucap Bagas seraya melepas pelukannya untuk segera ke kamar Danish.     

Sampai di kamar Danish, Bagas mengetuk pintu beberapa kali kemudian masuk ke dalam kamar.     

Di lihatnya Danish sedang duduk bersandar sambil fokus menatap Laptop nya.     

Danish menoleh ke arah Bagas setelah tahu pintu terbuka. Dengan segera Danish meletakkan laptop nya di atas meja dan menghampiri Bagas.     

"Ayah, kapan Ayah datang?" tanya Danish sambil mengecup punggung tangan Bagas.     

Bagas mengamati tubuh Danish yang sedikit kurus.     

"Barusan saja datang, kamu sedikit kurus Danish? apa kamu baru sakit?" tanya Bagas penuh perhatian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.