THE BELOVED ONE

KELUARGA BESAR



KELUARGA BESAR

0"Danish! Ayraa!! ayo... masuk! kemarilah!" panggil Hana saat melihat kehadiran Danish dan Ayraa yang datang.     
0

Ayraa dan Danish tersenyum, kemudian masuk ke ruang tengah menghampiri Hana dan Raka, juga Nicky dan Bagas.     

"Ayah... Bunda." ucap Danish dan Ayraa bersamaan mengecup punggung tangan kedua orang tua mereka.     

"Bagaimana kabar kamu Danish? kamu sudah sehat kan Nak?" tanya Hana seraya mengusap punggung Danish yang duduk di sampingnya.     

"Baik Bunda, berkat doa kalian semua." jawab Danish merasa terharu. Selain perhatian kedua mertuanya, perhatian orang tua Chello juga sama besarnya.     

"Ayraa, kapan kamu melahirkan sayang? kalau kamu mau melahirkan sebaiknya pulang ke sini. Kita semua akan menemani kamu." ucap Hana dengan tatapan penuh kasih sayang.     

"Ya... Bunda, semua apa kata Mas Danish saja." ucap Ayraa sambil melihat ke arah Danish.     

"Emm... kalau menurut aku, selama Ayraa lebih nyaman di mana. Aku setuju saja Bunda." sahut Danish menyerahkan keputusan pada Ayraa.     

"Aku lebih senang saat melahirkan ada suamiku dan keluargaku." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Nah...jadi Ayraa akan tinggal di selama menjelang kelahiran." ucap Hana dengan tatapan gembira.     

"Bunda, di mana Cayla dan Dewa? dari tadi aku tidak melihatnya?" tanya Ayraa mengalihkan pembicaraan pada Cayla dan Dewa.     

"Oh... masih fitting baju pengantin." jawab Hana sambil mengambil makanan dan di berikan pada Danish dan Ayraa.     

"Sudah dari tadi atau barusan Bunda?" tanya Ayraa sambil mengunyah makanannya.     

"Sudah dari tadi, mungkin sebentar lagi pulang." jawab Hana tak lepas menatap wajah Ayraa yang terlihat lebih berisi di banding Danish yang sedikit kurus.     

"Danish, kamu harus lebih banyak makan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kamu terlihat sedikit kurus. Kamu harus menjaga kesehatan kamu Nak." ucap Hana seraya mengusap punggung tangan Danish.     

Danish tersenyum menganggukkan kepalanya.     

"Ya.. Bunda, aku akan mengingat pesan Bunda." ucap Danish merasa sedih lagi di saat semua orang memperhatikan kesehatannya.     

Perlahan Ayraa mengusap punggung Danish, menenangkan hati Danish.     

"Hana, ngomong-ngomong... Chello sudah tahu belum kalau Cayla dan Dewa akan menikah Minggu besok?" tanya Nicky mengalihkan pembicaraan agar Danish tidak sedih.     

"Sudah di beritahu Cayla, tapi Chello masih belum bisa memberi kepastian bisa datang atau tidak. Hanya bilang akan mengusahakan pulang." jawab Hana dengan perasaan sedih.     

"Coba Hana, kamu hubungi lagi Chello, bilang saja kalau semua sudah pada kumpul baik Ayraa juga Danish. Siapa tahu Chello berubah pikiran dan bisa pulang lebih awal." ucap Nicky berharap dengan adanya Ayraa, Chello bisa datang secepatnya.     

"Baiklah." ucap Hana kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Chello.     

"Hallo...Chello." panggil Hana saat panggilannya sudah di terima Chello.     

"Ya Bunda." sahut Chello dengan suara yang sudah berubah berat karena terlalu sering berteriak saat di garis depan.     

"Kamu jadi pulang kapan Chello? semua sudah menunggumu. Sekarang kita berkumpul semua di sini. Ada Ayah dan Bunda Ayraa, juga Ayraa dan Danish." ucap Hana dengan suara yang sangat jelas.     

Chello terdiam cukup lama di sana.     

"Chello, kamu mendengar suara Bunda bukan?" tanya Hana dengan kening berkerut.     

"Ya Bunda, aku mendengar suara Bunda. Aku belum bisa memastikan akan bisa pulang atau tidak. Tenagaku masih di perlukan di sini." ucap Chello dengan suara pelan.     

"Bunda, biarkan Ayraa yang bicara dengan Chello. Siapa tahu... kalau Ayraa yang meminta, Chello akan pulang. Kasihan Cayla kalau di pernikahannya Chello tidak bisa datang." ucap Danish dengan tiba-tiba sengaja mempertemukan Ayraa dan Chello agar bisa menyelesaikan masalahnya.     

Ayraa menatap Danish dengan kening berkerut. Bagaimana bisa Danish bicara di hadapan orang tuanya dan orang tua Chello. Sedangkan Ayraa tidak Ingin semua orang tahu kalau dia sedang marah sama Chello.     

Dan sekarang dengan ucapan Danish, Ayraa tidak bisa menolak untuk bicara dengan Chello.     

"Benar apa kata Danish! kenapa bukan kamu yang bicara dengan Chello, Ayraa?" ucap Hana seraya memberikan ponselnya pada Ayraa.     

Sambil menatap wajah Danish, Ayraa menerima ponsel dari Hana.     

"Hallo Chello." panggil Ayraa dengan gugup dan tangan yang sedikit gemetar.     

"DEG"     

Jantung Chello berhenti sesaat, ketika mendengar suara Ayraa yang tidak di sangka-sangkanya mau bicara dengannya.     

"Ya Ayraa." sahut Chello setelah beberapa saat terpaku di tempatnya.     

"Pulanglah lebih awal. Kasihan Cayla kalau kamu tidak datang di hari pernikahannya." ucap Ayraa dengan bibir terasa kelu.     

"Baiklah...aku usahakan pulang lebih awal." ucap Chello tanpa bisa menolak permintaan Ayraa yang begitu sangat di rindukannya.     

"Hem." ucap Ayraa tanpa bisa bicara apa-apa lagi memberikan ponselnya lagi pada Hana.     

Dengan perasaan bahagia Hana menerima ponselnya dari Ayraa dan melanjutkan pembicaraannya dengan Chello.     

"Nah...ya kan Chello, Ayraa hanya bilang kamu langsung mengiyakan Nak. Kamu lebih sayang Ayraa dibanding Bunda ya?" ucap Hana menggoda Chello.     

"Tidak Bunda...aku sayang Bunda. Aku harus segera kembali ke barak sekarang. Salam buat semuanya." ucap Chello kemudian memutuskan panggilannya.     

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu dan Chello sayang? apa ada sesuatu yang terjadi? sepertinya kamu tidak banyak bicara dengan Chello? tidak seperti biasanya." tanya Nicky yang sangat mengenal sifat Ayraa.     

"Tidak ada apa-apa Bunda. Hubungan aku dan Chello baik-baik saja. Hanya saja aku tidak Ingin Chello terganggu di sana." ucap Ayraa dengan tersenyum menutupi kekesalan dalam hatinya pada Danish yang memberi ide pada Hana.     

"Syukurlah sayang. Ingat Ayraa... Ayah dan Bunda sudah bertahun-tahun lamanya bersahabat dengan Ayah Raka dan Bunda Hana. Dan kita tidak terpisahkan walau banyak ujian yang menimpa pada kita. Kasih sayang kita begitu kuat hingga saat ini. Dan Bunda ingin kamu juga seperti itu pada Chello dan Cayla. Tetap di penuhi kasih dan sayang." ucap Nicky dengan tatapan penuh.     

"Ya Bunda..aku akan mengingat apa yang Bunda katakan." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Bunda, aku mau ke teras sebentar sambil menunggu Cayla." ucap Ayraa dengan perasaan kesal dan gusar.     

Danish yang mengetahui Ayraa yang tidak enak hati segera mengikuti Ayraa ke teras.     

"Ayraa." panggil Danish dengan suara pelan.     

Ayraa bergeming tidak menjawab panggilan Danish.     

"Maafkan aku, aku hanya tidak ingin persahabatan kamu dan Chello putus. Dan aku juga tidak ingin kamu berbohong di hadapan kedua orang tua kita." ucap Danish dengan suara pelan.     

Ayraa menatap wajah Danish yang terlihat serius dan sedih.     

Ayraa menghela nafas panjang.     

"Maafkan aku Mas, seharusnya aku tidak marah pada Mas Danish." ucap Ayraa seraya meraih tangan Danish dan menggenggamnya dengan penuh perasaan.     

"Kamu tidak marah padaku kan Ayraa?" tanya Danish dengan tatapan memelas.     

"Aku terlalu mencintaimu Mas, hingga hatiku tidak sanggup untuk bisa marah padamu." ucap Ayraa dengan tatapan penuh cinta.     

Danish tersenyum, membalas genggaman tangan Ayraa dengan segenap hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.