THE BELOVED ONE

PERNIKAHAN CAYLA DEWA



PERNIKAHAN CAYLA DEWA

0"Di mana Ayraa dan Danish, Bund?" tanya Bagas setelah masuk ke dalam kamar menghampiri Nicky yang sedang berdiri di depan kaca.     
0

Bagas memeluk pinggang Nicky dari belakang dengan sangat erat.     

"Masih ke salon, mungkin sebentar lagi datang." ucap Nicky seraya menatap Bagas dari cermin.     

"Kamu sangat cantik Bunda. Tetap cantik seperti dua puluh dua tahun yang lalu. Saat aku menikahimu." ucap Bagas seraya mengecup tengkuk leher Nicky.     

Nicky membalikkan badannya dan melingkarkan tangannya di leher Bagas.     

"Kamu juga Mas, masih sangat tampan dan menawan seperti dulu." ucap Nicky dengan tatapan penuh cinta.     

"Seandainya saja, waktu itu tidak ada Hana yang menghentikan pernikahanmu dengan Raka. Mungkin kamu sekarang menjadi Nyonya Raka. Dan aku mungkin sudah tenang di alam sana." ucap Bagas dengan tersenyum.     

"Jangan bahas tentang rasa sakit kamu Mas. Kamu sangat tahu, bagaimana rasanya saat melihat kamu sangat kritis. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana seandainya kamu meninggal saat itu. Mungkin aku tidak bisa hidup lagi." ucap Nicky sangat ingat dalam ingatannya. Bagaimana saat itu, Bagas dalam keadaan antara hidup dan mati. Sedangkan dirinya akan menikah dengan Raka. Hanya karena pertolongan Hana semua menjadi berbalik. Hana menikah dengan Raka, sedangkan dirinya menikah dengan Bagas.     

"Kenangan yang indah bukan sayang?" tanya Bagas seraya mengusap lembut wajah Nicky.     

"Semua hal yang kita lakukan adalah kenangan indah Mas." ucap Nicky menatap wajah tampan suaminya kemudian mengecup sekilas bibir Bagas.     

Bagas tersenyum sambil menyentuh bibirnya yang barusan di kecup Nicky.     

"Tok... Tok...Tok"     

"Ayah... Bunda." panggil Ayraa di luar pintu kamar.     

"Ayraa sudah datang Mas, ayo...kita keluar." ucap Nicky menjauh dari Bagas kemudian mengambil tas pestanya.     

Masih dengan tersenyum, Bagas keluar juga mengikuti Nicky.     

"Sudah siap semua?" tanya Bagas pada Ayraa dan Danish setelah berada di luar.     

Danish dan Ayraa menganggukkan kepalanya.     

"Kalian masuklah ke mobil, biar aku yang mengunci pintu." ucap Bagas menunggu semuanya masuk mobil, kemudian segera Bagas mengunci pintu rumah.     

Selesai mengunci rumah, Bagas masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya ke Hotel Kencana di mana pernikahan Cayla di adakan.     

Tiba di Hotel Kencana, Bagas memarkirkan mobilnya di tempat khusus keluarga.     

"Hati-hati sayang." ucap Bagas mengulurkan tangannya pada Nicky saat keluar dari mobil.     

Danish keluar lebih dulu dan mengulurkan tangannya pada Ayraa yang terlihat sangat cantik walau dengan perut yang sudah besar.     

"Kamu sangat cantik Ayraa." ucap Danish tersenyum dengan tatapan penuh cinta.     

Sambil bergandengan tangan, Danish dan Ayraa berjalan masuk ke dalam hotel mengikuti Bagas dan Nicky.     

Di dalam gedung suasana tampak sepi. Bagas dan Nicky sebagai terima tamu. Sedangkan Danish dan Ayraa mencari tempat duduk yang khusus untuk keluarga besar Raka dan Hana.     

"Ayraa." panggil Cayla saat melihat Ayraa dan Danish sudah datang. Dengan pakaian pengantin model Jawa modern Cayla menghampiri Danish dan Ayraa yang sedang duduk tenang.     

"Ayraa, kenapa semalam kamu tidak datang? Chello mencarimu, walau tidak bertanya langsung. Kak Danish juga tidak datang." tanya Cayla seraya menatap wajah Danish dan Ayraa secara bergantian.     

"Mas Danish semalam kecapekan, karena seharian membantu Dewa." ucap Ayraa memberi alasan yang tepat agar Cayla tidak bertanya lagi.     

"Tapi Kak Danish baik-baik saja kan sekarang?" tanya Cayla pada Danish dengan wajah cemas.     

"Aku baik-baik saja Cayla." sahut Danish dengan tersenyum.     

"Syukurlah Kak." ucap Cayla merasa lega.     

"Dimana Chello sekarang?" tanya Danish yang tidak melihat keberadaan Chello.     

"Chello lagi keliling Kak, bagian dokumentasi. Chello mau mengabadikan sendiri kameranya untuk di bawa ke basis Utara." jawab Cayla sambil melirik ke wajah Ayraa yang terlihat diam tanpa berkomentar.     

"Ada apa denganmu Ayraa? apa kamu sedang bertengkar dengan Chello?" tanya Cayla dengan tatapan penuh selidik.     

"Tidak Cayla, aku baik-baik dengan Chello. Aku hanya malas bicara hari ini, aku lagi sariawan." jawab Ayraa mencari alasan yang tepat lagi agar semua orang tidak curiga.     

"Chello!!" panggil Cayla dengan tiba-tiba saat melihat Chello dari jauh dengan membawa kameranya.     

Seketika Ayraa dan Danish menoleh ke belakang. Ayraa melihat Chello dengan tatapan tak percaya.     

Tubuh Chello yang dulu kurus jangkung, sekarang tegap dan tegar, kulit putih Chello menjadi kecoklatan dan rambut Chello yang selalu rapi sekarang sedikit panjang sebahu.     

Danish melihat keterpakuannya Ayraa saat melihat Chello. Ada rasa cemburu bercampur sedih dan gembira.     

"Chello!! kemarilah!" panggil Cayla lagi saat Chello menoleh ke arah Cayla.     

Dengan tenang Chello menghampiri Cayla, Ayraa dan Danish.     

"Hai Ayraa, Mas Danish." sapa Chello sedikit kaku.     

"Duduklah di sini Chell, bukannya semalam kamu menanyakan Kak Danish dan Ayraa?" ucap Cayla bangun dari duduknya kemudian berjalan kembali ke tempatnya karena Dewa memanggilnya.     

"Bagaimana kabarmu Chell? kamu terlihat lebih matang sekarang." tanya Danish dengan tersenyum namun dengan hati yang sedih. Membandingkan dirinya yang sekarang dengan Chello tidak ada apa-apanya.     

"Baik Mas, Mas Danish sendiri bagaimana?" tanya Chello yang sekarang lebih menghormati Danish dengan memanggilnya Mas tidak lagi Pak.     

"Tidak akan bisa baik, hanya bisa bertahan saja dan sekarang berat badanku semakin menurun di tiap harinya." jawab Danish dengan suara pelan.     

Chello menghela nafas panjang, menepuk bahu Danish.     

"Mas Danish akan bisa bertahan dan akan selalu sehat." ucap Chello dengan perasaan sedih.     

Mendengar percakapan Danish dan Chello Ayraa memalingkan wajahnya. Tidak ingin Danish atau Chello melihat kedua matanya sudah berkaca-kaca.     

Chello terdiam, kembali menghela nafas panjang, tidak tahu lagi harus bicara apa untuk mencairkan suasana.     

"Kandungan kamu sudah berapa bulan Ay?" tanya Chello dengan bibir yang terasa keluh.     

"Lima bulan lebih." jawab Ayraa dengan singkat.     

"Tinggal berapa lama lagi kamu selesai bertugas di sana Chell?" tanya Danish ingin tahu sampai berapa lama dia bisa bertahan.     

"Masih lama Mas, kurang dua tahun lagi." ucap Chello dengan tatapan tak lepas dari kecantikan Ayraa walau dengan perut yang besar.     

"Em...Mas Danish, Ayraa...aku harus ke sana sebentar para tamu sudah banyak yang datang. Aku ingin mengabadikan momen ini ke dalam kameraku. Untuk aku lihat di saat aku sedang kesepian." ucap Chello dengan suara pelan kemudian meninggalkan tempat.     

Acara pernikahan Cayla dan Dewa sangat meriah. Chello berjalan kesana kemari untuk mengambil gambar dari tiap momennya.     

Namun di sela-sela itu, Chello banyak sekali mengambil gambar dan video yang di arahkan ke Ayraa tanpa seorang pun yang tahu.     

Beberapa kali Chello tersenyum dengan sendirinya saat melihat Ayraa tersenyum atau pada saat mengusap perutnya yang sudah terlihat besar.     

Baru setengah jam acara pernikahan Cayla dan Dewa di lewati Ayraa dan Danish.     

"Mas, aku ke belakang dulu ya." ucap Ayraa setelah benar-benar tidak bisa menahan untuk buang air kecil.     

"Aku antar Ayraa." ucap Danish seraya bangun dari duduknya namun di cegah Ayraa.     

"Tidak usah Mas, aku hanya sebentar saja." ucap Ayraa kemudian berjalan keluar gedung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.