THE BELOVED ONE

DI ANTARA MEREKA BERTIGA



DI ANTARA MEREKA BERTIGA

0Ayraa dan Chello saling pandang dan tersenyum kemudian tertawa lepas hingga tidak menyadari ada Danish yang berdiri agak jauh melihat dan mendengar tawa mereka.     
0

Bibir Danish tersenyum melihat Ayraa dan Chello saling tersenyum dan tertawa bersama.     

"Bukankah ini yang kamu harapkan Danish? melihat mereka berdua saling mencintai? tapi kenapa hati kamu sedih? apa yang kamu inginkan sebenarnya Danish?" monolog Danish dengan hatinya.     

Dengan hati sedih, Danish kembali masuk ke dalam gedung dan duduk di tempatnya.     

"Mana Ayraa, Danish? apa kamu tidak menemukannya?" tanya Nicky melihat ada kesedihan di mata Danish.     

"Masih bersama Chello di luar gedung." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Biar Bunda memanggilnya." ucap Nicky hendak bangun dari duduknya, namun Danish mencegahnya.     

"Jangan Bunda, tidak apa-apa. Mereka berdua sudah lama tidak bertemu. Biarkan mereka bicara." ucap Danish masih dengan senyumnya.     

Bagas menepuk bahu Danish, sangat mengerti dengan apa yang di rasakan Danish.     

"Drrrt... Drrrt... Drrtt"     

Ponsel Danish berbunyi berulang-ulang. Dengan cepat Danish menerima panggilan tersebut setelah tahu yang menghubunginya adalah Chello.     

"Hallo...Mas Danish." panggil Chello di sana.     

"Ya Chell, ada apa?" sahut Danish dengan gugup.     

"Ayraa tadi hampir terpeleset dan kakinya terkilir. Aku sudah berusaha memijatnya moga kaki Ayraa tidak kenapa-kenapa. Dan sekarang Ayraa mau kembali ke gedung, tapi Ayraa ingin Mas Danish yang menggendongnya." ucap Chello dengan perasaan lebih tenang setelah Ayraa tidak marah kepadanya.     

"Em... baiklah, aku akan ke sana. Kamu ada di mana?" tanya Danish seraya berdiri dari duduknya, bertanya pada Chello seolah-olah tidak tahu di mana mereka berdua.     

"Ayraa duduk di bangku panjang tidak jauh dari kamar kecil di sebelah gedung sebelah kanan." ucap Chello kemudian menutup panggilannya.     

"Aku sudah memberitahu Mas Danish, dan aku harap kamu jangan terlalu banyak bergerak agar tidak terkilir lagi." ucap Chello dengan penuh perhatian.     

Ayraa menganggukkan kepalanya.     

"Mas Danish!" panggil Ayraa saat melihat Danish berjalan ke arahnya.     

"Kamu tidak apa-apa Ayraa?" tanya Danish sambil melihat kaki Ayraa yang terbalut saputangan.     

"Aku sudah tidak apa-apa Mas, Chello tadi yang memijatnya dan sekarang lumayan tidak sakit Mas. Tapi di buat jalan sedikit sakit. Aku mau Mas Danish yang menggendongku kembali ke gedung." ucap Ayraa dengan tatapan manja.     

Hati Chello sedikit tercubit namun segera menyadari kalau Ayraa memang bukan miliknya.     

"Baiklah, Ayraa apapun yang kamu inginkan sayang." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Terima kasih Chell, telah membatu Ayraa." ucap Danish dengan tersenyum tulus.     

"Ayraaaa!!!" panggil seseorang yang suaranya tidak asing di telinga Ayraa dan Danish.     

"Bara?? kamu datang juga?" tanya Ayraa dengan tatapan tak percaya.     

"Maaf Ayraa, aku datang terlambat. Aku bangun kesiangan. Semalam aku sampai di hotel larut malam dan tidak bisa tidur sampai mau pagi." jelas Bara dengan nafas sedikit terengah-engah.     

"Tidak apa-apa Bara, dan lagi acaranya belum selesai kok." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Kalau acara belum selesai, kenapa kalian berada di luar?" tanya Bara dengan tatapan heran.     

"Kita mencari udara segar sebentar." ucap Ayraa tidak ingin Bara tahu apa yang telah terjadi.     

"Oh...aku kira ada sesuatu yang terjadi. Dia siapa Ayraa? aku belum pernah melihatnya?" tanya Bara melihat ke arah Chello dengan tatapan tidak senang.     

"Dia Chello, saudara kembar Cayla. Sahabatku juga sejak kita masih kecil." jawab Ayraa menatap tiga laki-laki yang mengelilinginya.     

"Kamu tidak mengenalkan aku dengan Chello, Ayraa?" ucap Bara dengan tersenyum penuh kemenangan karena Ayraa lebih akrab dengannya.     

"Chello, kenalkan dia Bara teman kuliah." ucap Ayraa pada Chello dengan pembawaan kembali tenang dan dingin.     

Dengan tenang Chello mengulurkan tangannya pada Bara. Dan Bara menyambutnya dengan senyuman tipis.     

"Mas Danish, ayo kita masuk ke dalam. Mas Danish sudah makan belum?" tanya Ayraa penuh perhatian.     

"Aku menunggumu kembali untuk makan bersama." jawab Danish dengan perasaan yang tersisih. Di antara mereka bertiga hanya dirinya laki-laki yang lemah dan sakit-sakitan.     

"Mas, gendong aku. Aku tidak bisa jalan, siapa lagi yang harus aku mintai tolong kalau bukan suamiku." ucap Ayraa dengan tatapan manja.     

Wajah Danish memerah mendengar ucapan Ayraa di hadapan dua laki-laki hebat yang mencintai Ayraa.     

"Maaf ya... karena Ayraa tangung jawabku, aku harus menggendong Ayraa ke dalam untuk makan. Karena sekarang waktunya untuk makan." ucap Danish dengan tersenyum, kemudian mengangkat tubuh Ayraa yang cukup berat dan membawanya masuk ke dalam gedung.     

Bara mengikuti langkah Danish agar tidak jauh-jauh dari Ayraa. Sedangkan Chello duduk terdiam kemudian membuka melepas tali kameranya yang tergantung di lehernya.     

Dengan perasaan rindu, Chello membuka kameranya dan melihat beberapa hasil jepretannya.     

Sebuah senyuman mengembang di kedua tangan sudut bibir Chello saat melihat beberapa foto Ayraa yang terlihat sangat cantik dan menarik.     

"Aku mencintaimu Ayraa. Entah sampai kapan perasaan ini akan bisa berakhir, atau tetap bertahan sampai berakhir nafas hidupku nanti." ucap Chello seraya mengusap gambar Ayraa di kameranya.     

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk melihat foto Ayraa, Chello bangun dari duduknya kemudian berjalan masuk ke dalam gedung.     

Di dalam gedung, semua para tamu sudah menikmati semua hidangan yang sudah di siapkan.     

"Chello!! kemarilah sayang! kita makan bersama." panggil Hana yang pasti tidak bisa di tolak Chello.     

Dengan perasaan berat, Chello menghampiri mereka yang sudah siap di tempat duduknya masing-masing.     

"Chello, duduklah di sini." panggil Cayla meminta Chello untuk duduk di sampingnya. Sedangkan di sebelahnya ada Ayraa di sana.     

Tanpa bicara, Chello duduk di antara Ayraa dan Cayla.     

"Kapan lagi kita bisa makan bersama seperti saat ini." ucap Hana dengan perasaan bahagia.     

"Em... Bunda, setelah acara ini selesai. Aku segera ke Bandara, aku akan kembali ke basis Utara." ucap Chello dengan tatapan serius.     

"Chello, kita makan dulu saja." sela Raka tidak mau melihat istrinya menangis di tengah kebahagiaan pernikahan Cayla dan Dewa. Apalagi ada orang tua Dewa yang jauh-jauh dari Bali.     

Chello terdiam sejenak, merasa menyesal telah membuat hati Bundanya sedih kembali.     

"Maafkan aku, kita harus gembira hari ini." ucap Chello seraya mengambil sebotol minuman beralkohol dan meneguknya di hadapan semua orang.     

Melihat Chello mampu meneguk satu botol sekaligus Bara tidak mau ketinggalan.     

Dengan penuh percaya diri, Bara juga mengambil satu botol minuman beralkohol.     

"Untuk kebahagiaan Cayla dan suaminya, aku ikut bersulang." ucap Bara seraya meneguk habis satu botol minuman yang di pegangnya.     

Hati Danish merasa tertantang dengan kenekatan Chello dan Bara.     

"Boleh aku minum sedikit saja Ayraa?" tanya Danish meminta izin pada Ayraa.     

Ayraa menggelengkan kepalanya dengan tegas.     

Dengan tersenyum Ayraa mengambil satu botol air mineral dan di berikan pada Danish.     

"Minumlah Mas, walau hanya air putih yang Mas Danish minum. Di mataku Mas Danish tetap yang terhebat di banding mereka berdua." bisik Ayraa di telinga Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.