THE BELOVED ONE

TAK SADARKAN DIRI



TAK SADARKAN DIRI

0Di dalam gedung Ayraa dan Danish masih berdansa dengan saling berpelukan dan bergenggaman tangan.     
0

"Hem... Hem... boleh Ayah meminta izin untuk berdansa dengan Putri cantik Ayah?" tanya Bagas yang tiba-tiba ada di samping mereka.     

"Tentu saja Ayah, silahkan." ucap Danish dengan tersenyum kemudian menatap Nicky yang juga berdiri di samping Bagas.     

"Maaf Ayah, bolehkah aku mengajak Bunda berdansa?" tanya Danish tidak ingin Bundanya hanya berdiri dan melihat saja.     

"Tentu Danish, tapi ingat wanita cantik ini istri Ayah." ucap Bagas bercanda sambil mengedipkan matanya.     

Bagas tertawa kecil mendengar ucapan Ayah mertuanya.     

"Baik Ayah, aku pasti akan menjaga Bunda dan tidak akan berani macam-macam." ucap Danish dengan tersenyum seraya mengulurkan tangannya pada Bundanya.     

Dengan penuh kemesraan dua pasangan orang tua dan anak saling tersenyum dan berdansa menikmati irama musik yang syahdu.     

Hana dan Raka saling pandang kemudian ikut berdiri dan berjalan ke tempat dansa dan ikut menikmati suasana yang romantis.     

"Cayla." panggil Dewa yang duduk di pelaminan.     

"Ya Dew... ada apa?" sahut Cayla dengan malu-malu.     

"Apa kamu mau berdansa denganku seperti mereka?" tanya Dewa dengan tatapan penuh cinta seraya mengulurkan tangannya.     

"Tentu Dew." sahut Cayla dengan tersenyum malu menyambut uluran tangan Dewa.     

Dengan menggenggam tangan Cayla, Dewa berjalan menghampiri Danish yang berdansa dengan Bunda Ayraa.     

"Cayla." panggil Dewa dengan suara lembut di telinga Cayla.     

"Ya Dew." sahut Cayla tenggelam dalam suasana yang romantis.     

"Apakah kamu bahagia menikah denganku Cayla?" tanya Dewa dengan tatapan mesra.     

"Aku sangat bahagia Dewa, aku tidak pernah menyangka aku bisa mencintai seseorang seperti ini. Baru kali ini aku jatuh cinta dan langsung menikah." ucap Cayla dengan tatapan penuh cinta.     

"Aku sangat beruntung mendapatkan istri kamu Cayla. Tapi kamu tidak beruntung mendapatkan aku yang duda." ucap Dewa menatap dalam-dalam wajah Cayla.     

"Tidak ada yang tidak beruntung Dewa. Aku bersyukur memiliki kamu, seorang laki-laki yang tidak pernah putus asa dan mempunyai prinsip yang baik danbegitu kuat." ucap Cayla dengan tatapan penuh kekaguman.     

"Terima kasih Cayla, kamu telah percaya padaku." ucap Dewa dengan perasaan bahagia kembali memeluk Cayla dengan sangat erat.     

Tak terasa satu lagu sudah bergulir dan berganti dengan musik yang semakin lembut dan syahdu.     

"Hem... hem...Danish, bolehkah Ayah meminta istri Ayah kembali dalam pelukan Ayah?" tanya Bagas ingin menghabiskan satu lagu bersama Nicky.     

Dengan tersenyum Danish menganggukkan kepalanya, kemudian kembali pada Ayraa.     

"Akhirnya kita bisa bersama lagi Ayraa. Aku merindukanmu." ucap Danish menatap Ayraa dengan perasaan rindu.     

"Baru beberapa menit Mas." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Aku ingin memelukmu Ayraa." ucap Danish dengan suara lembut kemudian memeluk Ayraa dengan sangat erat.     

Dengan penuh cinta Ayraa membalas pelukan Danish dengan lebih erat.     

Danish menenggelamkan kepalanya dalam ceruk leher Ayraa sambil memeluk punggung Ayraa dengan sangat erat.     

"Aku mencintaimu Ayraa. Sangat mencintaimu." ucap Danish dengan suara lirih di telinga Ayraa sambil mempererat pelukannya.     

Cukup lama Ayraa merasakan pelukan Danish yang begitu hangat hingga lambat laun Ayraa merasakan tubuh Danish semakin berat di pundaknya.     

"Mas... Mas Danish." panggil Ayraa seraya mengusap lembut punggung Danish. Namun tidak ada jawaban dari Danish.     

Seketika Ayraa menjadi panik saat kedua tangan Danish terkulai dengan sendirinya.     

Merasakan terjadi sesuatu pada Danish, Ayraa segera berteriak memanggil Ayahnya.     

"Ayah!!! Ayah! Mas Danish Ayah... tolong Mas Danish!" teriak Ayraa dengan airmata yang mengalir deras tanpa bisa Ayraa tahan.     

Segera Bagas dan Raka berlari mendekat Ayraa dan mengambil alih menahan tubuh Danish yang lemas.     

"Raka! kenapa dengan Danish? padahal Danish tidak kenapa-kenapa? tolong Danish Ka!" ucap Bagas membaringkan Danish dalam pangkuannya.     

"Sebentar, kalian tenanglah. Biar aku memeriksanya. Tolong Jas di lepas saja." ucap Raka membantu melepas jas Danish dan membuka beberapa kancing kemeja Danish.     

Dengan serius Raka menekan pergelangan tangan Danish untuk mengetahui denyut nadi Danish.     

"Denyut nadi sangat lemah, sepetinya Danish mengalami serangan jantung mendadak." ucap Raka seraya menyandarkan kepala danish di pangkuan Bagas.     

"Sebaiknya kita bawa Danish segera ke rumah sakit." ucap Raka seraya membantu Bagas mengangkat tubuh Danish dan segera membawanya ke rumah sakit.     

Ayraa menangis terisak-isak dalam pelukan Nicky.     

"Ayo.... Ayraa, kita naik mobil Ayah Raka biar Dewa yang menyetir." ucap Nicky sambil memeluk bahu Ayraa.     

"Bunda, aku ikut dengan Dewa ya?" pinta Cayla ikut merasa cemas dengan keadaan Danish.     

"Jangan Cayla, kita harus tetap di sini." ucap Hana seraya menghubungi Chello namun ponsel Chello tidak bisa di hubungi.     

Nicky dan Ayraa masuk ke dalam mobil dan Dewa sudah bersiap-siap menjajah mobilnya menyusul Bagas dan Raka.     

Tiba di rumah sakit, Mobil Bagas dan Dewa hampir bersamaan memasuki area parkir rumah sakit.     

"Dewa, Ayraa, kamu jaga Danish sebentar. Ayah akan ke dalam sebentar." ucap Raka berjalan sama Bagas ke ruang UGD.     

Tidak berapa lama kemudian, tiga orang perawat datang membawa brankar dan mengangkat tubuh Danish dan membaringkannya di atas brankar.     

Tiba di ruang UGD Danish segera di periksa oleh seorang Dokter dan dua perawat.     

Raka dan Bagas berdiri di depan pintu ruang UGD.     

Ayraa masih menangis dalam pelukan Nicky.     

"Jangan menangis Ayraa, kasihan bayi kamu." ucap Nicky seraya mengusap air mata Ayraa.     

"Kenapa ini selalu terjadi pada Mas Danish Bunda? kenapa Mas Danish tidak bisa sehat seperti yang lainnya?" tanya Ayraa di sela-sela Isak tangisnya.     

"Mungkin ini ujian untuk kamu dan Danish sayang. Kamu harus kuat dan sabar." ucap Nicky mengusap punggung Ayraa dengan penuh kasih sayang.     

Selang beberapa saat setelah hampir setengah jam menunggu. Dokter keluar dari ruang UGD dan memberitahu pada Bagas dan Raka kalau jantung dan ginjal Danish dalam keadaan tidak baik.     

Airmata Danish semakin mengalir deras mendengar keterangan Dokter.     

"Sekarang keadaan anak saya bagaimana Dokter?" tanya Bagas dengan hati sedih.     

"Pasien sudah sadar tapi keadaannya masih lemah. Pasien di harapkan tidak terlalu banyak bekerja atau berpikir berat." ucap Dokter menjelaskan kondisi Danish yang bisa setiap waktu drop jika terlalu capek.     

"Boleh saya melihat suami saya Dokter?" tanya Ayraa dengan tatapan sedih.     

"Silahkan, sebentar lagi pasien akan di pindahkan ke kamar inap." ucap Dokter tersebut sambil memberikan catatannya kepada salah satu perawat.     

Ayraa mengusap airmatanya, kemudian masuk ke ruang UGD untuk melihat Danish.     

Danish tersenyum lemah saat melihat Ayraa menghampirinya.     

"Maafkan aku, aku telah membuat kalian semua jadi panik." ucap Danish dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Ayraa.     

Ayraa berusaha tersenyum menyembunyikan rasa sedihnya.     

"Tidak apa-apa Mas, kita semua sangat menyayangi Mas Danish." ucap Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish yang pucat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.