THE BELOVED ONE

CINTAKU PADAMU



CINTAKU PADAMU

0Ayraa berusaha tersenyum menyembunyikan rasa sedihnya.     
0

"Tidak apa-apa Mas, kita semua sangat menyayangi Mas Danish." ucap Ayraa seraya mengusap lembut wajah Danish yang pucat.     

"Aku laki-laki yang lemah bukan Ayraa?" tanya Danish seraya menelan salivanya.     

"Tidak Mas, kamu laki-laki yang sangat kuat Mas. Semangat Mas Danish sangat luar biasa." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish tersenyum, ada setitik air mata yang tergenang di kedua sudut matanya.     

"Permisi, pasien akan segera di pindahkan ke kamar inap." ucap salah satu perawat kemudian membawa Danish keluar dari ruang UGD untuk di pindahkan ke kamar inap.     

Dengan di temani Bundanya, Ayraa mengikuti Danish yang di bawa ke kamar inap.     

Melihat keadaan Danish yang sudah membaik, Raka, Bagas, Dewa dan Nicky kembali ke hotel di mana pernikahan Cayla yang sudah hampir selesai.     

"Aku jadi tidak enak sama mereka semua, acara pernikahan Cayla jadi berantakan." ucap Danish dengan perasaan bersalah.     

"Tidak juga Mas, acaranya kan sudah hampir selesai." sahut Ayraa yang selalu menenangkan hati Danish.     

"Tapi tetap saja mereka jadi panik semua Ayraa." ucap Danish sambil menghela nafas panjang.     

"Kalau Mas Danish bicara seperti itu terus, jangan salahkan istrimu ini menggigit bibir yang menggemaskan ini." ucap Ayraa menyentuh bibir bawah Danish.     

Danish menelan salivanya menatap Ayraa tak berkedip.     

"Kamu sekarang berbeda Ayraa. Kamu lebih suka menggoda hasratku. Apa itu semua karena bayi kita?" tanya Danish dengan meraih tangan Ayraa yang masih berada di bibirnya.     

"Biarkan aku menyentuh bibirmu Mas." ucap Ayraa dengan sengaja menggoda Danish agar Danish bisa melupakan rasa sedihnya.     

"Apa hanya menyentuhnya saja Ayraa? apa kamu tidak ingin menggigitnya seperti apa yang kamu bilang tadi." ucap Danish dengan tatapan sayu.     

Tanpa membalas ucapan Danish, Ayraa mendekatkan wajahnya pada wajah Danish dengan tatapan tak berkedip menatap kedua mata Danish.     

"Aku mencintaimu Mas." bisik Ayraa seraya menyentuh bibir Danish dengan bibirnya. Perlahan Ayraa melumat lembut bibir bawah Danish.     

Dengan kedua mata yang terpejam, Danish dan Ayraa saling melumat dan menghisap dengan pelan. Suasana yang sunyi menambah lelapnya mereka berdua dalam luapan cinta yang membara.     

Setelah lama bercumbu, Ayraa melepas ciumannya dengan pelan seiring kedua matanya terbuka menatap wajah Danish yang begitu tampan.     

"Aku mencintaimu Ayraa." ucap Danish setelah kedua matanya terbuka.     

"Aku juga Mas, sangat mencintaimu." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Tetap di sisiku apapun yang terjadi Ayraa, karena cintamu yang selalu menguatkan aku." ucap Danish dengan suara pelan.     

"Aku akan selalu bersamamu Mas." ucap Ayraa dengan tatapan tak lepas menatap lembut wajah Danish.     

"Tidurlah bersamaku Ayraa, aku mengantuk sekali." pinta Danish dengan tatapan lembut.     

Hati Ayraa menangis berdoa agar tidak terjadi sesuatu pada Danish.     

Dengan tersenyum Ayraa bangun dari duduknya, perlahan naik ke atas ranjang dan berbaring miring menghadap Danish.     

Di usapnya pelan wajah pucat Danish.     

"Tidurlah Mas, aku akan memelukmu sampai Mas Danish tertidur." ucap Ayraa dengan tatapan mata yang merebak.     

"Kamu jangan menangis Ayraa, aku masih bisa bertahan hidup untukmu dan anak kita. Aku tidak akan meninggal, kamu jangan takut." ucap Danish mengusap pelan air mata yang menetes di kedua pipi Ayraa.     

"Aku tidak ingin menangis, tapi aku sedih kalau Mas Danish sakit seperti ini. Jangan sakit lagi Mas." Ucap Ayraa menangis lirih.     

"Semua manusia pasti pernah mengalami sakit dan berakhir dengan kesembuhan atau kematian Ayraa. Begitu juga dengan aku dan kamu. Dan kita tidak tahu apa yang terjadi nanti." ucap Danish dengan tatapan yang sayu.     

"Aku tidak ingin membicarakan Mas." ucap Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat mencium dan melumat bibir Danish dengan penuh kesedihan.     

Danish memejamkan matanya merasakan ciuman demi ciuman Ayraa yang selalu membangkitkan gairahnya.     

"Jangan lagi menggoda hasratku Ayraa. Kamu tahu sendiri aku tidak akan merasakan sakitku jika kamu seperti ini." ucap Danish dengan nafas yang berat menahan hasrat.     

Ayraa tersenyum kemudian menyusupkan kepalanya dalam ceruk leher Danish.     

"Kenapa kamu tersenyum Ayraa, apa kamu senang dengan melihat tersiksa menahan hasrat?" tanya Danish sebuah senyuman.     

"Kenapa kita selalu ingin bercinta ya Mas? tiada hari tanpa bercinta." ucap Ayraa dengan tatapan tak berkedip.     

"Karena cinta kita begitu sangat besar dan tidak ingin berpisah hingga serasa nafas kita ingin menyatu selamanya." ucap Danish dengan suara berat.     

"Seandainya kita bisa menyatu selamanya, dalam satu nafas. Mungkin tidak ada raga kita yang terpisah." ucap Ayraa seraya mengecup bibir Danish dengan penuh perasaan.     

Danish tertawa lirih.     

"Kamu tidak pernah bosan mengecup bibirku Ayraa." ucap Danish dengan tatapan penuh.     

"Entahlah Mas, ada suatu keinginan tiap kali menatap bibir seksi ini." ucap Ayraa seraya menyentuh bibir merah Danish.     

Entahlah...di mata Ayraa, Danish begitu sempurna. Dengan ketampanan bak dewa Yunani dengan kulit yang putih bersih dengan jemari yang panjang lentik serta kulit yang halus.     

"Kamu melamun Ayraa." ucap Danish mencubit pelan ujung hidung Ayraa.     

Kedua mata Ayraa berkedip menatap wajah Danish dengan gemas.     

"Aku melamunkan seseorang yang telah menawan hatiku Mas. Seorang laki-laki yang begitu sempurna di mataku, hingga aku tidak sanggup berpaling pada yang lainnya." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Kening Danish mengkerut.     

"Siapa Ayraa? apa dia laki-laki di masa lalu kamu?" tanya Danish dengan tatapan cemburu.     

Ayraa tersenyum melihat perubahan wajah Danish yang tiba-tiba terlihat muram.     

"Laki-laki di masa laluku juga masa depanku. apa Mas Danish ingin tahu siapa dia?" ucap Ayraa dengan menahan senyum.     

"Aku tahu siapa dia, Chello bukan?" ucap Danish tanpa sebuah senyuman dan memalingkan wajahnya.     

"Mas... lihat aku." ucap Ayraa seraya menangkup wajah Danish dengan tatapan penuh cinta.     

Terpaksa Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Laki-laki itu bukan Chello, tapi seorang laki-laki yang mampu membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia laki-laki yang ada di hadapanku sekarang. Danish Aillen." ucap Ayraa dengan tersenyum manis.     

Danish mengangkat wajahnya, menatap wajah cantik di hadapannya.     

"Apa aku harus sedih atau bahagia atau berteriak keras agar aku di beri kesempatan untuk bisa hidup lebih lama lagi. Dengan cintamu sebesar ini, aku semakin takut. Aku takut meninggalkanmu. Aku tidak rela meninggalkan kamu Ayraa." ucap Danish dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Aku juga tidak rela Mas Danish meninggalkan aku. Aku ingin kita bersama-sama selamanya." ucap Ayraa seraya memeluk erat tubuh Danish.     

"Semoga aku bisa hidup lebih lama lagi Ayraa, kamu berdoa terus untukku ya Ayraa?" ucap Danish dengan dada yang terasa sesak.     

"Tentu Mas, aku selalu berdoa untuk itu. Jiwa dan raga kita tidak akan terpisah." ucap Ayraa menautkan keningnya pada kening Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.