THE BELOVED ONE

MALAM PERTAMA CAYLA



MALAM PERTAMA CAYLA

0Setelah acara pernikahan selesai, Dewa dan Cayla tidak langsung kembali ke rumah. Tapi tetap tinggal di hotel selama tiga hari tiga malam.     
0

"Dewa, bagaimana keadaan Kak Danish tadi? Kak Danish baik-baik saja bulan?" tanya Cayla dengan serius sambil membersihkan wajahnya dari make-up riasannya.     

"Untuk saat ini sudah Mas Danish sudah sadar, tapi penyakit Mas Danish sepertinya sudah komplikasi. Penyakitnya sudah menjalar ke ginjal dan jantungnya." ucap Dewa dengan perasaan sedih.     

"Kasihan sekali Kak Danish ya Dew." ucap Cayla ikut merasa sedih juga.     

"Ya...aku tidak tahu bagaimana hal itu terjadi pada Mas Danish orang yang begitu baik." ucap Dewa seraya melepas pakaian atasnya.     

"Kenapa kamu melepas pakaian kamu Dewa? apa kamu merasa gerah?" tanya Cayla dengan heran karena kamar sangatlah dingin.     

Dewa tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Cayla. Namun dengan langkah pasti Dewa menghampiri Cayla dan memeluknya dengan erat.     

"Bukannya sudah waktunya kita untuk menikmati malam pertama Cayla?" tanya Dewa dengan tatapan mesra.     

"GLEK"     

"Aku...aku... sepertinya aku belum siap Dewa. Aku takut kesakitan. Kata Ayraa kalau kita belum pernah melakukannya akan terasa sakit." ucap Cayla dengan wajah yang memerah karena malu.     

"Apa Ayraa bilang seperti itu Cayla?" tanya Dewa seraya menelan salivanya.     

Cayla menganggukkan kepalanya dengan ragu-ragu.     

"Hanya sedikit saja rasa sakitnya Cayla, dan itu tidak akan lama. Karena setrika itu kamu akan merasakan kenikmatan yang lebih dari rasa sakit kamu." ucap Dewa berusaha menenangkan hati Cayla.     

Cayla menggelengkan kepalanya dengan cepat.     

"Tidak Dewa! aku takut sekali. Bagaimana kalau aku tidak tahan dengan rasa sakitnya? terus aku pingsan? aku tidak tahan dengan rasa sakit Dewa?" ucap Cayla dengan panik.     

Dewa menghela nafas panjang menghadapi rasa takutnya Cayla.     

"Jadi kamu tidak mau melakukannya Cayla? dan tidak ada malam pertama kita?" tanya Dewa dengan tatapan penuh.     

"Aku tidak tahu, aku hanya takut saja." ucap Cayla dengan perasaan masih takut.     

"Baiklah, kalau kamu tidak mau. Aku tidak bisa memaksamu. Sekarang tidurlah, aku juga mau tidur." ucap Dewa dengan penuh rasa kecewa naik ke atas tempat tidur kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.     

Cayla mengangkat wajahnya melihat Dewa yang terlihat kecewa.     

"Dewa apa kamu marah?" tanya Cayla seraya mendekati Dewa.     

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Dewa dan itu membuat Cayla sedikit cemas dengan kemarahan Dewa.     

"Dewa apa kamu benar-benar marah?" tanya Cayla dengan perasaan cemas karena tidak ada jawaban atau pergerakan dari Dewa.     

Cayla menunggu jawaban Dewa dengan perasaan gelisah.     

Karena tidak kunjung mendengar jawaban dari Dewa, Cayla menarik selimut Dewa dengan pelan.     

Di lihatnya wajah Dewa berkeringat.     

Dengan pelan Cayla meraba kening Dewa yang hangat.     

"Dewa bangunlah." panggil Cayla dengan perasaan cemas.     

Tubuh Dewa tidak bergerak, beberapa kali Cayla menggerakkan tubuh Dewa. Namun Dewa masih tetap bergeming.     

"Dewa apa yang terjadi denganmu? jangan membuatku takut." ucap Cayla seraya mengangkat kepala Dewa dan melihat wajah Dewa dengan seksama.     

"Dewa bangunlah, ada apa denganmu?" tanya Cayla menatap wajah Dewa semakin dekat.     

Dengan hati cemas dan perasaan rindu yang tiba-tiba datang, Cayla memberanikan diri mencium bibir Dewa dengan penuh perasaan.     

Ciuman Cayla mulai sedikit intens saat bibir bawah Dewa sedikit terbuka memudahkan Cayla untuk melumat dan memagutnya berulang-ulang.     

Perlahan Dewa membuka matanya dengan tersenyum, kemudian membalas lumatan Cayla dengan lumatan yang lebih dalam.     

Menyadari ada gerakan dan balasan dari Dewa, Cayla membuka matanya dan menatap penuh wajah Dewa.     

Gerakan bibir Cayla berhenti seketika dan berniat menjauh dari Dewa. Namun dengan kuat Dewa menarik pinggang Cayla hingga tubuh Cayla terjatuh dalam pelukannya.     

Kedua mata Cayla berkaca-kaca menatap kedua mata Dewa yang menatapnya dengan tatapan sayu.     

"Aku takut." ucap Cayla dengan suara lirih.     

"Takut kenapa?" tanya Dewa dengan suara lembut.     

"Takut kamu kenapa-kenapa." jawab Cayla dengan jujur.     

"Aku tidak kenapa-kenapa Cayla." ucap Dewa mengusap punggung Cayla dengan pelan.     

"Kamu tidak marah padaku kan Dew?" tanya Cayla dengan tatapan rumit.     

"Kenapa harus marah Cay, aku hanya mengajak kamu bercanda." Ucap Dewa dengan tersenyum.     

"Dewa." panggil Cayla dengan tatapan penuh.     

"Hem...apa Cayla?" sahut Dewa masih memeluk pinggang Cayla dengan tatapan sayang.     

"Apa kamu masih menginginkannya? Maksudku kita melakukan malam pertama kita?" tanya Cayla dengan gugup.     

Dewa menatap kedua mata Cayla dalam-dalam.     

"Kalau kamu belum siap, aku akan menunggu dengan sabar." ucap Dewa dengan tatapan penuh.     

"Aku akan berusaha untuk siap." ucap Cayla memastikan hatinya untuk melakukannya.     

Dengan penuh kasih sayang Dewa meraih tubuh Cayla dan memeluknya dengan erat.     

"Jangan sampai hal itu memaksamu Cayla. Lakukan jika kami juga Ingin melakukannya." ucap Dewa dengan tersenyum.     

Cayla melihat senyuman Dewa begitu mempesona.     

Perlahan Cayla memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Dewa. Memberikan kesempatan pada Dewa untuk melakukannya.     

Dewa mengamati wajah cantik Cayla.     

Dengan lembut Dewa membaringkan tubuh Cayla dengan posisi di bawah.     

Dewa mengusap lembut wajah Cayla dengan kedua matanya yang terpejam.     

"Kamu sangat cantik Cayla." bisik Dewa seraya menyibak rambut panjang Cayla yang menutupi leher jenjang Cayla.     

Perlahan Dewa menghembuskan nafasnya dileher jenjang Cayla sebelum mencium dan menghisap dan menggigit pelan untuk meninggalkan jejak di sana.     

"Aahhhh...Dewa." desah Cayla saat Dewa semakin menghisap kuat lehernya.     

Sambil mengusap tengkuk leher Cayla, semakin banyak memberi jejak di kulit putih leher Cayla.     

"Apa kamu menyukainya Cayla?" tanya Dewa seraya pelan melepas pakaian Cayla.     

Cayla memejamkan matanya pasrah dengan apa yang di lakukan Dewa padanya.     

Melihat Cayla menikmati isapannya, Dewa semakin intens memberi tanda merah di leher Cayla sambil meremas pelan kedua payudara Cayla secara bergantian.     

"Aaahhhh...Dewa, jangan teruskan." ucap Cayla meremas kuat rambut hitam Dewa.     

Dewa tersenyum, apa yang di katakan Cayla berbeda dengan respon tubuh Cayla yang sangat menikmatinya.     

Pelan namun pasti Dewa melepas pakaiannya dan juga melepas pakaian dalam Cayla.     

Tubuh Cayla begitu indah di mata Dewa.     

"Tubuh kamu sangat indah Cayla." bisik Dewa menindih tubuh indah Cayla.     

Tubuh Cayla terhenyak sesaat ketika kulit tubuh Dewa menyentuh kulit tubuhnya.     

Keringat dingin sudah Cayla rasakan, panas dingin sudah sudah melanda Cayla.     

"Aku janji, aku melakukannya dengan sangat pelan." ucap Dewa merambah pada kedua payudara Cayla untuk di hisap dan di gigit.     

"Aaahhhhhh!! Dewa..lagi Dewa." jerit lirih suara Cayla dengan kedua tangannya menggantung di leher Dewa.     

Dewa semakin intens merambah ke area lubang manis milik Cayla.     

"Sebentar lagi aku akan membawamu ke puncak kebahagiaan Cayla." bisik Dewa sambil memainkan lubang manis milik Cayla dengan batang miliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.