THE BELOVED ONE

KEMBALI PULANG



KEMBALI PULANG

0Ayraa tersenyum keluar dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, karena selain dia pulang bersama Danish. Cayla dan Dewa juga ikut kembali pulang setelah mereka tahu kalau dirinya pulang ke Bali.     
0

"Kamu kenapa ikut pulang Cayla? bukannya bulan madu kalian di hotel masih kurang dua hari lagi?" tanya ucap Ayraa pada Cayla yang berdiri di sampingnya.     

"Dewa ingin pulang, tidak enak sama Kak Danish karena pekerjaannya semakin menumpuk." jawab Cayla dengan jujur sambil melihat ke wajah Dewa yang memerah.     

"Sama dengan Mas Danish, inginnya cepat pulang kepikiran pekerjaannya. Mas Danish sama Dewa cocok kalau soal pekerjaan, sama-sama kepikiran kalau sudah menyangkut pekerjaan." ucap Ayraa dengan tersenyum melihat wajah Danish yang memerah.     

"Kalian berdua akan tinggal di mana?" tanya Ayraa ingin tahu di mana Cayla akan tinggal.     

Cayla menatap Dewa sekilas sebelum menjawab pertanyaan Ayraa.     

"Sementara aku akan tinggal di rumah kontrakan Dewa." jawab Cayla dengan pasti.     

Dewa menatap wajah Cayla tak percaya. Bagaimana bisa Cayla akan tinggal di rumah kontrakan yang sederhana. Sedangkan Cayla terbiasa tinggal di rumah besar atau di apartemen mewah.     

"Cayla, apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan?" tanya Dewa dengan perasaan haru.     

"Sekarang aku adalah istrimu, di manapun kamu tinggal di situ juga aku akan tinggal." ucap Cayla dengan tersenyum.     

Dewa tersenyum, segera memeluk bahu Cayla dengan mesra.     

"Kalau begitu, sekarang kita harus berpisah." ucap Ayraa karena harus naik taksi untuk pulang ke rumahnya.     

"Hati-hati Ayraa, Mas Danish." ucap Dewa mengantar Danish dan Ayraa sampai masuk ke dalam taksi yang kebetulan lewat.     

Setelah taksi Danish dan Ayraa hilang dari pandangan segera Dewa menggandeng tangan Cayla untuk masuk ke dalam taksi yang barusan berhenti.     

"Aku harap saat tinggal di rumah kita, kamu tidak akan berubah pikiran. Karena kamu tahu sendiri saat kamu menginap di rumahku. Semua tidak serba mewah dan mahal." ucap Dewa masih menggenggam tangan Cayla.     

"Jangan kuatirkan itu lagi Dew, aku akan berusaha menjadi istri yang baik untukmu dan juga sebagai menantu yang baik buat orang tua kamu." ucap Cayla dengan bersungguh-sungguh.     

"Terima kasih Cay." ucap Dewa benar-benar merasa beruntung memiliki istri Cayla.     

Hampir satu jam perjalanan, akhirnya Dewa dan Cayla sampai di rumah Dewa rumah yang tidak terlalu besar tapi sangat unik dan bersih.     

Dengan senyum kebahagiaan Cayla dan Dewa masuk ke dalam rumah.     

"Istirahatlah dulu Cayla, aku akan mengeluarkan pakaian kotor dulu dan mencucinya." ucap Dewa yang kebetulan ada mesin cuci jadi tidak akan menjadi beban berat buat Cayla.     

"Biar aku saja Dew, itu kan tugas wanita." ucap Cayla yang sudah berjanji untuk mengabdi sepenuhnya pada Dewa.     

"Tidak apa-apa Cay, dalam rumah tangga tidak ada tugas wanita atau tugas pria. Mana yang kita bisa dan kita ada waktu untuk melakukannya kita lakukan saja. Aku tidak akan menuntutmu untuk selalu mengerjakan tugas rumah." ucap Dewa panjang lebar.     

Cayla tersenyum, merasa beruntung memiliki Dewa sebagai suaminya.     

"Baiklah, aku akan memasukkan pakaian kita ke dalam almari saja." ucap Cayla tidak ingin beristirahat sebelum Dewa selesai mencuci.     

Sebagai pengantin baru Dewa dan Cayla saling berbagi tugas hingga semua pekerjaan rumah selesai tanpa ada rasa lelah.     

"Apa kamu lelah Cayla?" tanya Dewa setelah pekerjaan mencucinya selesai.     

Cayla menggelengkan kepalanya dan tersenyum.     

"Tidak Dew, aku tidak merasa capek. Kamu sendiri apa capek?" tanya Cayla dengan tatapan penuh.     

"Tidak juga, pekerjaan seperti ini sudah menjadi pekerjaanku sehari-hari." jawab Dewa sambil berganti pakaian setelah mandi.     

"Aku sangat kagum padamu Dew, kamu laki-laki yang luar biasa." ucap Cayla dengan tatapan kagum.     

"Aku juga kagum padamu Cayla, jarang sekali wanita yang sudah terkenal mau hidup bersama dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak kaya." ucap Dewa dengan tatapan penuh cinta.     

"Karena kita saling mencintai, dan saking menjaga satu sama lain." ucap Cayla dengan tersenyum.     

"Apa yang katakan benar Cayla. Hemm...aku akan memasak sebentar. Kamu tunggu di sini saja. Aku mau masak me goreng sama dada telor." ucap Dewa merasa sangat lapar.     

"Tapi Dewa bukannya me goreng tidak baik untuk kesehatan?" tanya Cayla tidak setuju dengan apa yang di masak Dewa.     

"Aku hanya punya stock makanan ini saja Cay. Besok pagi kita akan belanja ke pasar ya. Sekarang sudah malam, kita makan yang ada dulu saja." ucap Dewa dengan wajah memerah merasa malu karena ketahuan sering makan me goreng.     

"Aku makan telor rebus saja Dewa, me gorengnya buat kamu saja." ucap Cayla yang terbiasa makan telor rebus.     

"Siap Nyonya Dewa." ucap Dewa kemudian pergi ke dapur.     

Dengan sangat cekatan Dewa memasak me gorengnya dan juga telor rebus untuk Cayla.     

Setelah semua telah siap, Dewa membawa masakannya ke kamar di mana Cayla menunggu dengan rasa laparnya.     

"Apa kamu menunggu lama Cayla?" tanya Dewa tersenyum sambil meletakkan makanannya di atas tempat tidur.     

"Tidak juga Dewa, aku habis telepon Ayah dan Bunda mereka tanya kita tinggal di mana." ucap Cayla dengan jujur.     

"Lalu apa kata Ayah dan Bunda kalau kamu tinggal di rumahku?" tanya Dewa dengan tatapan penuh.     

"Tidak berkomentar apa-apa, selain hanya mengingatkan aku untuk menjadi istri yang baik yang harus menurut apa kata suami." ucap Cayla dengan sebuah senyuman.     

"Syukurlah, kalau Ayah dan Bunda setuju dengan apa yang kita lakukan." ucap Dewa dengan tatapan bahagia mempunyai istri dan mertua yang baik.     

"Dewa... kenapa me gorengnya ada dua? bukannya aku minta telor rebus saja?" Tanya Cayla saat baru sadar kalau ada me gorengnya ada dua piring. Namun di me goreng yang satunya sayurannya lebih banyak di banding me gorengnya.     

"Aku kuatir kalau kamu masih lapar, karena itu aku juga membuat me goreng satu tapi aku beri sayuran yang banyak agar kamu bisa memakannya." ucap Dewa dengan tatapan tak lepas dari wajah Cayla yang terlihat sangat cantik.     

Hati Cayla semakin di penuhi dengan cinta. Dewa begitu sangat mengerti akan dirinya.     

"Terima kasih Dewa, aku sangat bersyukur mendapatkan suami kamu." ucap Cayla dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

"Aku juga sangat bersyukur mendapatkan istri seperti kamu Cayla. Sekarang kita makan ya." ucap Dewa dengan tersenyum kemudian makan me gorengnya yang tanpa sayur.     

"Kamu mau telor rebus Dew?" tanya Cayla saat melihat Dewa makan tanpa telor.     

"Untuk kamu saja Cay, kamu membutuhkan telor rebus itu." jawab Dewa sambil makan dengan lahap.     

Tanpa membalas ucapan Dewa, Cayla memberikan satu telor rebusnya untuk Dewa.     

Dewa tersenyum bahagia, dalam pernikahannya baru kali ini Dewa benar-benar merasakan kebahagiaan yang luar biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.