THE BELOVED ONE

RASA CINTA DEWA



RASA CINTA DEWA

0"Tidak jadi masalah, aku akan bersabar selama satu tahun. Setelah itu baru kita akan proses anak yang banyak." ucap Dewa masih dengan senyumannya.     
0

"Tapi Dewa...masalahnya sekarang, aku dalam keadaan hamil." ucap Cayla dengan suara pelan dan hampir tercekat di tenggorokannya.     

"Apa Cayla? kamu hamil? kamu tidak sedang bercanda kan Cayla?" tanya Dewa dengan tatapan tak percaya.     

"Aku benar-benar hamil Dewa, usia kandunganku saat ini satu bulan." ucap Cayla dengan wajah tertunduk.     

"Cayla, kamu hamil satu bulan dan aku tidak tahu? bagaimana kamu bisa tahu kalau kamu hamil?" tanya Dewa masih dalam keterkejutannya.     

"Aku juga baru tahu Dewa, aku ke dokter karena aku terlambat datang bulan. Aku mau mengajakmu tapi kamu terlihat sibuk." ucap Cayla memberikan sebuah alasan agar Dewa tidak kecewa padanya.     

"Tapi Cayla, semua yang terjadi padamu adalah tanggung jawabku sekarang. Apapun itu kamu harus memberitahuku Cayla." ucap Dewa tatapan kecewa.     

"Maafkan aku Dewa, aku hanya tidak Ingin menganggumu saja. Tidak ada pikiran lain." ucap Cayla sambil meraih tangan Dewa.     

"Dan sekarang apa yang kamu lakukan Cayla? aku harap kamu jangan bersedih kalau kamu tidak bisa menerima kontrak tersebut. Aku yakin setelah anak kita lahir kamu akan mendapat tawaran kontrak lagi." ucap Dewa membalas genggaman tangan Cayla. Namun dengan cepat Cayla menjauhkan tangannya saat mendengar ucapan Dewa.     

"Tidak Dewa...kamu salah, aku akan menerima tawaran kontrak itu. Usia kandunganku masih satu bulan, aku akan menggugurkannya. Dan setelah kontrak kerjaku habis aku akan berjanji padamu untuk segera hamil lagi." ucap Cayla dengan tatapan serius.     

Dewa mengangkat wajahnya menatap wajah Cayla dengan tatapan tak percaya, kalau Cayla lebih berat memilih kontrak kerjanya daripada bayi yang di kandungnya.     

"Aku... aku tak percaya kamu bisa mengambil keputusan seperti itu Cayla. Di mana hatimu Cayla? bayi yang kamu kandung adalah buah cinta kita? darah dagingku? bagaimana kamu bisa tega akan menggugurkannya?" ucap Dewa dengan hati yang penuh kekecewaan.     

"Dewa... kenapa harus menjadi beban kita? bayi kita masih berusia satu bulan masih berupa gumpalan darah dan belum bernyawa? kita bisa mendapatkannya lagi nanti." ucap Cayla dengan gusar berusaha membujuk Dewa.     

"Aku tidak setuju dengan apa yang kamu lakukan Cayla. Aku tidak akan pernah setuju." ucap Dewa seraya menutup wajahnya.     

"Tapi Dewa? kamu sudah berjanji padaku untuk selalu mendukung semua keputusanku?" ucap Cayla dengan suara penuh ketegasan.     

"Ya Cayla...aku selalu mendukung semua keputusanmu Tapi tidak dengan menggugurkan darah dagingku." ucap Dewa dengan tatapan penuh.     

"Jadi apa kamu tidak mendukungku sekarang? Baiklah, kalau begitu aku akan melangkah sendiri tanpa dukunganmu." ucap Cayla kemudian pergi keluar rumah dengan membawa mobilnya.     

"Aaahhhhh!!!" teriak Dewa sambil melempar gelas ke lantai.     

"Ya Tuhan, apa yang ada di pikiran Cayla? kenapa dia punya pikiran seperti itu? apa hanya karena popularitas! Cayla sampai hati ingin menggugurkan kandungannya sendiri?" tanya Dewa dengan dada yang terasa sakit.     

"Aku harus menghubungi Ayraa, siapa tahu Ayraa bisa menasihati Cayla." ucap Dewa segera mengambil ponselnya dan menghubungi Ayraa.     

"Hallo, Ayraa." panggil Dewa dengan segala kekecewaannya.     

"Ya Dewa, ada apa?" tanya Ayraa dengan perasaan tidak enak.     

"Aku minta tolong padamu Ayraa, tolong nasihati Cayla. Bagaimana Cayla bisa punya pikiran untuk menggugurkan darah dagingku." ucap Dewa dengan suara penuh kesedihan.     

"Dewa, kamu harus tenang. Jangan kamu terbawa emosi bicaralah baik-baik lagi dengan Cayla, karena Cayla sendiri tidak bisa di nasihati dengan cara kasar. Aku sudah bicara dengan Cayla tentang hal itu, dan aku sudah bisa menasehatinya. Tapi kamu tahu sendiri, bagaimana keras kepalanya Cayla, jadi sekarang tinggal tugas kamu sebagai suami Cayla untuk menasehati Cayla." ucap Ayraa tidak bisa lagi menasihati Cayla jika sudah punya kemauan yang kuat.     

Dewa menutup ponselnya dengan hati gelisah.     

"Di mana sekarang Cayla?" Tanya Dewa sambil menekan pelipisnya.     

Dengan perasaan cemas, Dewa menghubungi ponsel Cayla namun ponsel Cayla tidak aktif.     

"Aku harus bagaimana sekarang? bagaimana aku harus menghadapi Cayla yang ternyata sangat keras kepala?" tanya Dewa tidak tahu lagi harus mencari Cayla di mana.     

Dengan memakai jaketnya, Dewa pergi keluar rumah untuk mencari keberadaan Cayla.     

"Di mana kamu Cayla? ini sudah sangat malam, sangat bahaya kamu keluar malam-malam begini Cayla." ucap Dewa berdiri di pinggir jalan sambil mencari-cari keberadaan Cayla.     

"Tolong!! Tolong!!     

Tiba-tiba Dewa mendengar suara wanita berteriak meminta tolong.     

Dengan cepat Dewa berlari mendekati suara teriakan yang semakin menjauh.     

Tanpa memperdulikan motornya, Dewa semakin berlari mengejar suara yang mulai terdengar dengan jelas.     

"Suaranya ada di sana!" ucap Dewa berlari lagi mendekati suara teriakan yang semakin jelas.     

"Cayla!!" teriak Dewa dengan jantung yang hampir berhenti saat melihat Cayla di kelilingi lima laki-laki bertampang preman.     

"Dewaa!! tolong aku!! Dewaa tolong akuuu!" teriak Cayla dalam tangisnya.     

"Lepaskan istriku!! apa mau kalian?" tanya Dewa berjalan pelan mendekati mereka.     

"Hahaha... kamu bertanya apa yang kita inginkan? tentu saja kita ingin bermanis-manis dengan wanita ini." ucap salah satu dari mereka sambil berusaha mencium bibir Cayla.     

"Dewaaa... tolongggg!!" panggil Cayla sambil berusaha melepaskan diri.     

"Lepaskan istrikuu!! berdebah!!" teriak Dewa menerjang ke arah lima orang yang berusaha melakukan hal yang tidak senonoh pada istrinya.     

"Dewaaa!" hati-hati!" teriak Cayla sambil berusaha lepas dari pegangan orang yang memegangnya. Dengan sekuat tenaga Cayla melepaskan diri dengan menggigit tangan dan menendang orang yang memeluknya.     

Cayla berlari namun orang itu berhasil mencekal lengan Cayla.     

Dewa yang menyerang empat orang sedikit kuwalahan Berkali-kali Dewa mendapatkan pukulan dan tendangan dari empat orang.     

Cayla menjadi panik, melihat Dewa terdesak dengan perkelahian yang tidak seimbang.     

Saat melihat sebuah kayu, dengan nekat Cayla mengambil kayu tersebut dan menghantam orang yang ingin mencekalnya.     

"BUGG.. BUGG"     

Dengan membabi buta Cayla memukul orang-orang yang menghajar Dewa. Sikap Cayla yang memberontak membuat salah satu mereka menjadi naik pitam dan mengeluarkan pisau dari balik celananya.     

"Wanita sialan!! kamu harus mati!!" ucap orang itu mendekati Cayla dan mengarahkan pisaunya ke arah perut Cayla.     

Melihat kejadian itu, dengan sekuat tenaga Dewa melepaskan diri dan berlari ke arah Cayla.     

"Caylaaaa!!" teriak Dewa berlari ke arah Cayla dan melindungi Cayla dari pisau yang sudah di arahkan kepadanya.     

"Aaakkhhh!! Caylaaa!!" teriak Dewa dengan tubuh terhuyung memeluk tubuh Cayla yang sedang memejamkan matanya.     

"BRUKK"     

Tubuh Dewa ambruk dalam pelukan Cayla.     

Melihat Dewa ambruk dengan perut bersimbah darah orang-orang preman itu berlari melarikan diri.     

"Cayla...buka matamu sayang, kamu tidak apa-apa kan? semoga bayi kita tidak apa-apa." ucap Dewa mengusap wajah Cayla.     

Perlahan Cayla membuka matanya dan melihat Dewa yang kesakitan dengan memegang perutnya yang bersimbah darah.     

"Dewaaa!! Dewaaa!! Ya Tuhan! Dewaa!" ucap Cayla dengan menangis tersedu-sedu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.